Semakin Membesar atau Menyusut, Ketahui Perubahan Kondisi Kejantanan Seiring Usia Seseorang
Seiring bertambahnya usia, kejantanan seorang pria bisa mengalami perubahan bersamaan dengan kondisi fisik lain.

Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan, termasuk organ vital yang sering kali menjadi simbol kejantanan, yaitu penis. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada penis seiring berjalannya waktu?
Dilansir dari Men's Health, berikut lima perubahan yang hampir pasti terjadi pada penis seiring bertambahnya usia, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghadapinya.
1. Penurunan Elastisitas dan Ukuran
Sama seperti kulit yang kehilangan elastisitasnya, penis juga mengalami hal serupa. Seiring waktu, sel-sel kulit yang dahulu elastis akan digantikan oleh serat non-elastis yang menyebabkan penyusutan ukuran penis.
"Namun, ini bukan berarti penis Anda akan menjadi mikropenis," kata Dr. Brian Steixner, direktur Institute of Men’s Health.
Penurunan ukuran ini bisa diperparah oleh penumpukan lemak di sekitar perut. Semakin besar perut, semakin banyak bagian penis yang 'tersembunyi' di bawah lemak tersebut.
"Untuk setiap 30 pon berat badan yang Anda turunkan, Anda bisa mendapatkan kembali sekitar setengah inci panjang penis," tambahnya.

2. Penurunan Posisi Skrotum
Tidak hanya penis, skrotum juga mengalami perubahan posisi seiring usia. Skrotum akan cenderung semakin mengendur karena hilangnya massa otot. Dalam kasus yang ekstrem, ini bisa menyebabkan kondisi yang disebut "splash down syndrome," di mana skrotum bisa mencapai air saat duduk di toilet.
Meskipun perubahan ini hampir tak terelakkan, beberapa langkah seperti menjaga berat badan dan tidak merokok dapat membantu memperlambat proses ini. Bahkan, prosedur medis seperti skrotoplasti kini semakin populer untuk mengatasi masalah ini.
3. Penis Semakin Melengkung
Seiring bertambahnya usia, beberapa pria mungkin akan mengalami kelengkungan pada penis, yang sering kali disebabkan oleh akumulasi jaringan parut akibat trauma ringan seperti aktivitas seksual atau olahraga.
"Pada usia 60-an dan 70-an, saya telah melihat pasien dengan penis yang berbentuk seperti tanda tanya," kata Dr. Steixner.
Untuk mengatasi kondisi ini, suntikan botulinum toxin, yang lebih dikenal sebagai Botox, dapat digunakan untuk mengurangi plak yang menyebabkan kelengkungan.

4. Disfungsi Ereksi (ED)
Disfungsi ereksi merupakan salah satu masalah yang sering dialami pria seiring bertambahnya usia. Penyebab utamanya adalah penurunan aliran darah ke penis, mirip dengan kondisi jantung.
"Mengalami ED seperti mengalami serangan jantung pada penis," jelas Dr. Steixner. Namun, dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan mengelola stres, pria dapat mempertahankan fungsi ereksi yang baik bahkan di usia lanjut. "Saya memiliki pasien berusia 90-an yang masih memiliki ereksi sempurna karena mereka menjaga diri mereka dengan baik," katanya.
5. Risiko Kanker Penis
Selain risiko kanker prostat dan testis, pria juga harus mewaspadai risiko kanker kulit pada penis, terutama bagi mereka yang sering menggunakan tanning bed. Pria yang tidak disunat dan kurang menjaga kebersihan pribadi juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker penis.
"Jauhi tanning bed dan jaga kebersihan jika Anda tidak disunat," tegas Dr. Steixner. Dalam kasus yang ekstrem, kanker penis dapat menyebabkan amputasi penis, meskipun kasus ini jarang terjadi.
Seiring dengan berkurangnya kadar testosteron, pria juga mungkin mengalami penurunan sensitivitas dan kesulitan mencapai orgasme. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa perubahan-perubahan ini adalah bagian alami dari proses penuaan. Dengan perawatan yang tepat, banyak perubahan ini dapat dihadapi dengan lebih baik, sehingga kualitas hidup tetap terjaga seiring bertambahnya usia.