Semakin Membesar atau Menyusut, Ketahui Perubahan Kondisi Kejantanan Seiring Usia Seseorang
Seiring bertambahnya usia, kejantanan seorang pria bisa mengalami perubahan bersamaan dengan kondisi fisik lain.
Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan, termasuk organ vital yang sering kali menjadi simbol kejantanan, yaitu penis. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada penis seiring berjalannya waktu?
Dilansir dari Men's Health, berikut lima perubahan yang hampir pasti terjadi pada penis seiring bertambahnya usia, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghadapinya.
-
Apa dampak obesitas pada penis pria? Obesitas juga terkait erat dengan disfungsi ereksi. Kelebihan lemak dalam tubuh dapat melemahkan pembuluh darah, yang pada gilirannya mengurangi kualitas ereksi. Ini berarti bahwa ketika penis pria mengalami ereksi, mungkin tidak sekuat dan sepanjang dulu.
-
Bagaimana obesitas mempengaruhi ukuran penis? Saat seseorang mengalami kenaikan berat badan, lemak perut juga meningkat, termasuk di area pangkal penis. 'Sebagian dari area ini tumbuh menutupi penis, menyembunyikan bagian bawahnya di bawah lapisan lemak,' jelas Dr. Vinod Raina, seorang seksolog dengan pengalaman lebih dari 23 tahun. Diperkirakan setiap tambahan 40-50 pon berat badan dapat menyembunyikan sekitar satu inci dari panjang penis, sehingga penis yang seharusnya enam inci mungkin tampak hanya lima inci.
-
Kapan obesitas berpengaruh pada penis? Dengan kata lain, obesitas dapat membuat ereksi tidak seoptimal sebelumnya, menambah kesan bahwa ukuran penis berkurang.
-
Kenapa tinggi badan pria bisa lebih pendek seiring bertambahnya usia? Sebagian besar orang akan mulai kehilangan tinggi badan seiring bertambahnya usia. Rata-rata, pria lanjut usia akan kehilangan sekitar 0,08 hingga 0,10% tinggi badannya per tahun, atau sekitar 2 cm sampai 4 cm di akhir hidupnya.
-
Mengapa pria obesitas merasa penisnya lebih kecil? Sebaliknya, kelebihan berat badan membuat penis tampak lebih kecil daripada ukurannya yang sebenarnya. Fenomena ini lebih merupakan ilusi visual yang berkaitan dengan perbandingan. Misalnya, bayangkan dua pria yang berdiri berdampingan dengan ereksi yang panjangnya enam inci dan memiliki ukuran yang sama. Jika satu pria memiliki lingkar pinggang 34 inci dan pria lainnya 44 inci, maka penis pria yang lebih berat akan tampak lebih kecil karena lebih banyak massa tubuh 'membingkai' ereksinya.
-
Apa penyebab meningkatnya kanker penis? Melansir dari laman Science Alert, Kamis (11/7) Beberapa ahli memperkirakan peningkatan kanker penis sebesar 77 persen pada tahun 2050. Kasus kanker penis tertinggi pada dasarnya terjadi di negara-negara berkembang. Namun sebagian besar negara-negara Eropa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Seiring bertambahnya usia pria di Eropa, kasus cenderung meningkat.
1. Penurunan Elastisitas dan Ukuran
Sama seperti kulit yang kehilangan elastisitasnya, penis juga mengalami hal serupa. Seiring waktu, sel-sel kulit yang dahulu elastis akan digantikan oleh serat non-elastis yang menyebabkan penyusutan ukuran penis.
"Namun, ini bukan berarti penis Anda akan menjadi mikropenis," kata Dr. Brian Steixner, direktur Institute of Men’s Health.
Penurunan ukuran ini bisa diperparah oleh penumpukan lemak di sekitar perut. Semakin besar perut, semakin banyak bagian penis yang 'tersembunyi' di bawah lemak tersebut.
"Untuk setiap 30 pon berat badan yang Anda turunkan, Anda bisa mendapatkan kembali sekitar setengah inci panjang penis," tambahnya.
2. Penurunan Posisi Skrotum
Tidak hanya penis, skrotum juga mengalami perubahan posisi seiring usia. Skrotum akan cenderung semakin mengendur karena hilangnya massa otot. Dalam kasus yang ekstrem, ini bisa menyebabkan kondisi yang disebut "splash down syndrome," di mana skrotum bisa mencapai air saat duduk di toilet.
Meskipun perubahan ini hampir tak terelakkan, beberapa langkah seperti menjaga berat badan dan tidak merokok dapat membantu memperlambat proses ini. Bahkan, prosedur medis seperti skrotoplasti kini semakin populer untuk mengatasi masalah ini.
3. Penis Semakin Melengkung
Seiring bertambahnya usia, beberapa pria mungkin akan mengalami kelengkungan pada penis, yang sering kali disebabkan oleh akumulasi jaringan parut akibat trauma ringan seperti aktivitas seksual atau olahraga.
"Pada usia 60-an dan 70-an, saya telah melihat pasien dengan penis yang berbentuk seperti tanda tanya," kata Dr. Steixner.
Untuk mengatasi kondisi ini, suntikan botulinum toxin, yang lebih dikenal sebagai Botox, dapat digunakan untuk mengurangi plak yang menyebabkan kelengkungan.
4. Disfungsi Ereksi (ED)
Disfungsi ereksi merupakan salah satu masalah yang sering dialami pria seiring bertambahnya usia. Penyebab utamanya adalah penurunan aliran darah ke penis, mirip dengan kondisi jantung.
"Mengalami ED seperti mengalami serangan jantung pada penis," jelas Dr. Steixner. Namun, dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan mengelola stres, pria dapat mempertahankan fungsi ereksi yang baik bahkan di usia lanjut. "Saya memiliki pasien berusia 90-an yang masih memiliki ereksi sempurna karena mereka menjaga diri mereka dengan baik," katanya.
5. Risiko Kanker Penis
Selain risiko kanker prostat dan testis, pria juga harus mewaspadai risiko kanker kulit pada penis, terutama bagi mereka yang sering menggunakan tanning bed. Pria yang tidak disunat dan kurang menjaga kebersihan pribadi juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker penis.
"Jauhi tanning bed dan jaga kebersihan jika Anda tidak disunat," tegas Dr. Steixner. Dalam kasus yang ekstrem, kanker penis dapat menyebabkan amputasi penis, meskipun kasus ini jarang terjadi.
Seiring dengan berkurangnya kadar testosteron, pria juga mungkin mengalami penurunan sensitivitas dan kesulitan mencapai orgasme. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa perubahan-perubahan ini adalah bagian alami dari proses penuaan. Dengan perawatan yang tepat, banyak perubahan ini dapat dihadapi dengan lebih baik, sehingga kualitas hidup tetap terjaga seiring bertambahnya usia.