Tak Hanya Suka Makanan Manis, Ini Ciri Orang yang Kecanduan Gula, Salah Satunya Suka Makanan Asin
Siapa sangka, ternyata orang yang kecanduan gula tidak hanya suka makanan manis tapi juga ingin makanan dengan cita rasa asin.
Kecanduan gula merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan, namun dampaknya sangat serius. Bukan sekadar menambah berat badan, gula berlebihan dalam tubuh dapat memicu berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga beberapa jenis kanker.
"Kecanduan gula membuat banyak orang kesulitan untuk memperbaiki pola makan mereka dan meningkatkan kesehatan," ujar Ken Berry, MD, seorang dokter keluarga bersertifikat dari Amerika Serikat. Artikel ini akan membahas ciri-ciri kecanduan gula, dampaknya, dan cara mengatasinya.
-
Bagaimana gula bisa menyebabkan kecanduan? 'Makan gula meningkatkan dopamin, dan peningkatan dopamin itu sendiri dapat meningkatkan keinginan untuk lebih banyak gula,' jelas Cording.
-
Apa yang membuat anak kecanduan gula? 'Kecanduan gula ini dapat menunjukkan perilaku yang mirip dengan kecanduan zat seperti kita jadi makan berlebihan, ada gejala putus zat dan ingin makan lagi atau ingin minum lagi. Serta ada keinginan yang kuat untuk mendapatkan minuman yang manis tersebut,' ungkap Siska dalam acara media briefing bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
-
Mengapa manusia suka makanan manis? Ketertarikan manusia terhadap makanan manis adalah hasil dari adaptasi yang membantu nenek moyang kita bertahan hidup di masa kekurangan makanan.
-
Apa tanda dari terlalu banyak konsumsi gula? Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala pada tubuh. Berbagai tanda terlalu banyak konsumsi gula yang bisa Anda perhatikan, sebagai berikut:1. Kenaikan Berat Badan: Konsumsi gula yang berlebihan seringkali terkait dengan kenaikan berat badan, terutama jika gula dikonsumsi dalam bentuk makanan atau minuman berkalori tinggi. 2. Kelelahan dan Kelesuan: Meskipun gula dapat memberikan dorongan energi singkat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang menyebabkan kelelahan dan kelesuan setelah efek sementara dari gula mereda.3. Nafsu Makan yang Tidak Terkendali: Konsumsi gula berlebihan dapat memengaruhi regulasi hormon yang mengatur nafsu makan, menyebabkan Anda merasa lapar atau ingin makan secara berlebihan. 4. Peningkatan Kebutuhan Insulin: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan insulin oleh tubuh untuk mengatur kadar gula darah. Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.5. Perubahan Mood: Beberapa orang mungkin mengalami perubahan mood seperti iritabilitas, kecemasan, atau depresi setelah mengonsumsi gula berlebihan. 6. Kerusakan Gigi: Gula berlebihan dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan pembusukan gigi serta penyakit gusi.7. Peningkatan Rasa Haus: Konsumsi gula dapat mengakibatkan dehidrasi, yang dapat meningkatkan rasa haus.8. Masalah Kulit: Diet tinggi gula dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat memperburuk kondisi kulit seperti jerawat, eksim, atau penuaan dini. 9. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung: Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke melalui peningkatan risiko faktor seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.10. Gangguan Metabolisme: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada proses metabolisme tubuh, termasuk resistensi insulin, peningkatan lemak visceral, dan peningkatan risiko penyakit metabolik.
-
Apa yang terjadi jika terlalu banyak makan gula? Konsumsi gula memiliki banyak efek buruk bagi kesehatan kita, beberapa diantaranya adalah : Peningkatan berat badan. Meningkatkan risiko mengalami Diabetes & tekanan darah tinggi. Mempercepat mengalami masalah pikun dan penuaan dini.
-
Bagaimana gula membuat anak kecanduan? Siska menjelaskan bahwa ketika anak mengonsumsi gula, kadar gula dalam darah akan mencapai otak dan merangsang reseptor dopamin dan opioid. 'Paparan yang berulang-ulang dengan konsentrasi berlebih ini akan menyebabkan perilaku ketergantungan dan mengurangi kemampuan regulasi pada anak. Jadi, akan ada terus keinginan untuk mengonsumsi gula yang berlebih pada anak,' jelasnya.
1. Kebutuhan Akan Gula yang Semakin Meningkat
Sama seperti zat adiktif lainnya, toleransi terhadap gula dapat meningkat seiring waktu. Semakin sering seseorang mengonsumsi gula, semakin banyak jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan kepuasan yang sama.
"Tanda kecanduan gula adalah kebutuhan untuk lebih banyak mengonsumsinya untuk memuaskan keinginan," jelas Erin Akey, FNC, KNS, seorang ahli gizi, seperti dikutip dari Liputan6.com. Contohnya, pada awalnya satu sendok es krim sudah cukup, namun lama-kelamaan porsi tersebut terasa kurang.
2. Mengonsumsi Gula Meski Tidak Lapar
Keinginan untuk makan makanan manis bahkan ketika tidak lapar adalah indikasi lain dari kecanduan gula. "Salah satu tanda utama kecanduan gula adalah beralih ke makanan manis bahkan saat Anda tidak lapar secara fisik," kata Lisa Rachel Snyder, pelatih makan intuitif.
Kondisi ini diperburuk oleh mekanisme tubuh setelah mengonsumsi gula berlebih. Carolyn Dean, MD, ND, menjelaskan bahwa kadar gula darah akan turun drastis setelah insulin memproses gula tersebut. "Penurunan kadar gula darah ini dapat menyebabkan kadar gula darah rendah dan keinginan untuk makan meningkat," tambahnya.
3. Menggunakan Gula Sebagai Pelarian Emosi
Konsumsi gula untuk mengatasi stres, kebosanan, atau bahkan depresi merupakan gejala kecanduan psikologis. "Gejala psikologis dari kecanduan gula adalah ketika seseorang terus-menerus mengandalkan gula sebagai cara untuk mengatasi stres atau masalah psikologis lainnya," kata Lin Anderson, LMHC, dan Aaron Sternlicht, LMHC. Kebiasaan ini tidak membantu seseorang menghadapi emosinya dengan cara yang sehat.
4. Mengidam Makanan Asin
Kecanduan gula juga memengaruhi pola makan lainnya. Lisa Richards, ahli gizi, menyebut bahwa mereka yang sering mengonsumsi gula cenderung kekurangan nutrisi. "Keinginan untuk makanan asin dan gurih adalah salah satu cara tubuh memberi tahu Anda untuk berhenti mengonsumsi gula dan makan sesuatu yang lebih bergizi," ujarnya.
5. Tanda-Tanda Stres Saat Berhenti Mengonsumsi Gula
Berhenti mengonsumsi gula secara tiba-tiba dapat memicu gejala putus zat, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, mual, hingga insomnia. "Berhenti mengonsumsi gula secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus zat," kata Adam Kadela, pendiri Dexafit. Gejala ini biasanya memuncak dalam 24 jam pertama. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi gula secara bertahap adalah langkah yang lebih bijaksana.
Cara Mengurangi Konsumsi Gula
Mengatasi kecanduan gula membutuhkan pendekatan bertahap. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
- Kurangi Secara Perlahan: Hindari menghentikan gula secara mendadak untuk mencegah gejala putus zat.
- Ganti Gula dengan Alternatif Sehat: Pilih makanan manis alami seperti buah-buahan.
- Konsumsi Nutrisi yang Seimbang: Pastikan tubuh mendapatkan protein dan lemak sehat untuk mengurangi keinginan makan gula.
- Minimalkan Stres: Temukan cara sehat untuk mengelola emosi, seperti meditasi atau olahraga.
Kecanduan gula adalah masalah kesehatan yang nyata dan dapat berdampak serius pada tubuh. Dengan mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya, Anda bisa memperbaiki pola makan dan meningkatkan kualitas hidup. Seperti yang disampaikan oleh para ahli, kuncinya adalah keseimbangan dan kesadaran terhadap kebutuhan tubuh. Jangan biarkan gula mengendalikan hidup Anda.