Mantul! PSIM Yogyakarta Promosi ke Liga 1 usai Kalahkan PSPS, Suporter Berpesta hingga Gelar Konvoi
Kemenangan PSIM Yogyakarta yang berhasil masuk Liga 1 disambut dengan penuh kebahagiaan oleh para pendukung setianya.

Penantian yang panjang bagi PSIM Yogyakarta untuk promosi ke Liga 1 akhirnya terwujud. Kepastian tersebut diperoleh setelah Laskar Mataram berhasil mengalahkan PSPS Pekanbaru dalam pertandingan Grup X babak delapan besar Pegadaian Liga 2 2024/2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Mandala Krida pada Senin sore (17/2/2025) berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan PSIM. Gol-gol yang mengantarkan Laskar Mataram meraih kemenangan dicetak oleh Rafinha melalui tendangan penalti di menit ke-12 dan Roken Tampubolon di menit ke-87. Sementara itu, PSPS hanya mampu mencetak satu gol balasan melalui Ikham Fathoni, juga dari titik penalti pada menit ke-37.
PSIM Yogyakarta sebenarnya hanya membutuhkan satu poin untuk memastikan diri naik kasta ke Liga 1 dengan menjuarai Grup X. Di sisi lain, PSPS harus meraih kemenangan dengan selisih minimal dua gol untuk dapat promosi langsung. Keberhasilan PSIM melangkah ke Liga 1 disambut dengan suka cita oleh para pendukung setia mereka. Ribuan suporter PSIM pun merayakan momen bersejarah ini dengan menggelar konvoi menuju titik kumpul di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, untuk menunjukkan kebahagiaan mereka atas pencapaian tim kesayangan.
Rasakan Kebahagiaan

Menurut pengamatan Bola.com, para pendukung mulai memadati kawasan Tugu Pal Putih sejak pukul 18.00 WIB. Hingga pukul 20.00 WIB, suasana di sekitar Tugu Yogyakarta tetap ramai, dengan konvoi yang terus berlangsung untuk merayakan keberhasilan tim kesayangan mereka.
Budi, seorang pendukung dari Sleman, mengungkapkan bahwa ia telah lama menantikan momen bersejarah ketika PSIM promosi ke Liga 1. "Dulu waktu SD, saya bersepeda untuk menyaksikan PSIM berlaga. Tentu sangat bersyukur, setelah 18 tahun akhirnya musim ini naik kasta," ungkapnya.
Di sisi lain, Ahmad, suporter lainnya yang menyaksikan pertandingan penentu melawan PSPS, merasa sangat terharu melihat tim kebanggaannya berhasil naik kasta. "Sebagai warga Jogja, tentu suka cita menyambut keberhasilan Laskar Mataram. Harapannya untuk musim depan tidak muluk-muluk, yang penting bisa bertahan," ujar Ahmad.
Akan Bertemu Bhayangkara di Babak Final

Keberhasilan PSIM dalam promosi ke Liga 1 tidak terlepas dari peran pelatih Erwan Hendarwanto. Meskipun pelatih berusia 48 tahun ini hanya menjabat sebagai caretaker, ia mampu membawa timnya meraih hasil yang memuaskan. Ia menggantikan Seto Nurdiyantoro yang dipecat pada awal tahun ini. Dengan pencapaian ini, PSIM berhak untuk tampil di final Liga 2 dan secara otomatis lolos ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Tim Laskar Mataram berhasil menjadi juara Grup X dengan mengumpulkan 15 poin, sementara PSPS berada di posisi runner-up dengan sembilan poin.
Pada final Liga 2 yang akan datang, PSIM akan berhadapan dengan Bhayangkara FC, yang sebelumnya telah memastikan diri lolos dengan status juara Grup Y. Pertandingan kedua tim tersebut akan berlangsung di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, pada hari Selasa, 25 Februari 2025. Ini merupakan momen penting bagi PSIM untuk membuktikan kualitas mereka di level yang lebih tinggi. Dengan semangat juang yang tinggi, diharapkan PSIM dapat memberikan penampilan terbaiknya di final nanti.
Klub yang Memiliki Sejarah Panjang
PSIM adalah salah satu klub yang memiliki sejarah panjang dalam dunia sepak bola Indonesia. Dikenal sebagai Laskar Mataram, klub ini termasuk salah satu dari delapan tim yang berkontribusi dalam pendirian PSSI. Bersama dengan tujuh klub lainnya, yaitu VIJ Jakarta yang kini dikenal sebagai Persija Jakarta, BIVB Bandung yang merupakan Persib Bandung, MIVB (PPSM Magelang), MVB (Madiun), SIVB (Persebaya 1927), VVB (Persis Solo), dan YVC (Persijap Jepara), mereka membentuk fondasi sepak bola nasional.
Laskar Mataram terakhir kali berpartisipasi di Divisi Utama pada tahun 2006, namun harus mundur setelah terjadinya bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya. Sejak kejadian tersebut, klub yang dicintai oleh pendukungnya, Brajamusti dan The Maident, belum pernah kembali merasakan atmosfer kompetisi di level tertinggi hingga saat ini.