Rekam Jejak Patrick Kluivert Calon Pelatih Timnas Indonesia, Downgrade atau Lebih Baik dari STY?
Apakah Patrick Kluivert mampu menjalankan tanggung jawab besar sebagai pelatih Timnas Indonesia?
Keterkejutan publik sepak bola Indonesia belum sepenuhnya mereda setelah pemecatan Shin Tae-yong. Kini, berita mengejutkan datang dari pakar transfer Fabrizio Romano yang mengungkapkan bahwa Patrick Kluivert akan menjadi pelatih baru Timnas Indonesia.
"Patrick Kluivert akan menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia, kesepakatan sudah selesai," tulis Romano dalam unggahannya.
Menurut informasi tersebut, Kluivert akan diikat kontrak selama dua tahun dengan opsi perpanjangan yang memungkinkan durasi kontrak bertambah hingga dua tahun lagi. Mantan striker Timnas Belanda ini diharapkan mampu membawa Timnas Indonesia untuk bersaing di Piala Dunia 2026.
Dalam konferensi pers, Erick Thohir menyatakan bahwa PSSI akan memperkenalkan Kluivert kepada publik pada 12 Januari 2025. Dengan waktu kurang dari tiga bulan, pelatih baru ini akan menghadapi tantangan besar. Patrick Kluivert akan langsung memimpin Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Australia dan Bahrain sebagai bagian dari Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ia akan didukung oleh sejumlah pemain yang memiliki darah Belanda. Pertanyaannya kini adalah, apakah Patrick Kluivert dapat memenuhi harapan dan mengemban tanggung jawab berat ini?
Perjalanan Karier Sebagai Pelatih
Setelah mengakhiri karier sebagai pemain pada tahun 2008 di LOSC Lille, Patrick Kluivert memulai perjalanan sebagai pelatih dengan mengambil peran sebagai pelatih striker di AZ Alkmaar. Ia menjalani posisi tersebut dari Juli 2008 hingga Desember 2009. Pada awal tahun 2010, Kluivert bergabung dengan Brisbane Roar sebagai asisten manajer.
Perlu dicatat bahwa klub asal Australia tersebut memiliki afiliasi dengan Indonesia, di mana Bakrie Group memiliki saham di dalamnya. Pada saat itu, Brisbane Roar dilatih oleh Ange Postecoglou, yang kini menjabat sebagai pelatih di Tottenham Hotspur.
Setelah enam bulan berkarier di Australia, Kluivert kembali ke tanah air dan bergabung dengan NEC Nijmegen sebagai pelatih striker, posisi yang juga pernah ia jalani di Alkmaar. Kemudian, dari tahun 2011 hingga 2013, ia menjabat sebagai manajer FC Twente U-21.
FC Twente U-21
Kapasitas kepelatihan Kluivert dapat dilihat dari pengalamannya selama dua musim di klub Belanda, meskipun ia menangani tim U-21. Selama periode tersebut, ia terlibat dalam 46 pertandingan di semua kompetisi dengan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 46 laga tersebut, Kluivert berhasil meraih 25 kemenangan, delapan hasil imbang, dan mengalami 13 kekalahan. Rata-rata poin yang diperoleh Kluivert adalah 1,80 per pertandingan. Tim FC Twente U-21 yang ia latih bahkan berhasil mencatatkan dua kali lima kemenangan berturut-turut, dan Kluivert tidak pernah menderita lebih dari tiga kekalahan berturut-turut. Di sisi positif, timnya mencetak 116 gol, meskipun di sisi negatif, mereka juga kebobolan 92 gol.
Di samping itu, Kluivert juga menjabat sebagai asisten manajer Timnas Belanda yang dilatih oleh Louis van Gaal pada waktu itu. Dalam periode tersebut, ia turut berpartisipasi dalam 29 pertandingan antara tahun 2012 hingga 2014. Pengalaman ini memberikan Kluivert wawasan tambahan mengenai strategi dan manajemen tim di level internasional, yang tentunya akan sangat berharga dalam pengembangan kariernya sebagai pelatih. Dengan kombinasi pengalaman di liga domestik dan panggung internasional, Kluivert menunjukkan potensi besar dalam dunia kepelatihan.
Di Curacao kurang
Setelah hampir satu tahun tidak terlibat dalam dunia sepak bola sebagai asisten manajer Timnas Belanda, Kluivert akhirnya mengambil langkah berani untuk menjabat sebagai manajer Curacao pada 5 Maret 2015.
Sayangnya, hasil yang diraihnya tidak memuaskan, di mana ia mengakhiri lima pertandingan tanpa meraih satu pun kemenangan, dengan catatan dua kali imbang dan tiga kali kalah.
Namun, Curacao menunjukkan peningkatan dengan mencatatkan tiga kemenangan berturut-turut dalam Kualifikasi Piala Karibia, termasuk kemenangan besar 7-0 atas US Virgin. Secara keseluruhan, Kluivert memimpin tim dalam delapan pertandingan, dengan hasil tiga kemenangan, tiga kekalahan, dan dua imbang, serta mencetak 17 gol dan kebobolan sembilan kali.
Pada bulan Juni 2021, Federasi Sepak Bola Curacao kembali memberikan kepercayaan kepada Kluivert sebagai pelatih sementara. Meskipun dia berhasil membawa tim meraih kemenangan 8-0 melawan British Virgin Islands, performa tim menurun drastis setelahnya.
Mereka tidak mampu meraih kemenangan lagi dan bahkan mengalami kekalahan 0-4 dari Bahrain. Kluivert akhirnya dipecat setelah timnya kalah dari Selandia Baru, hanya empat bulan setelah dia ditunjuk sebagai manajer.
Rekam jejak
Pada tahun 2016, Kluivert ditunjuk sebagai manajer untuk tim Ajax U-19. Namun, terdapat kabar yang beredar bahwa mantan striker AC Milan ini lebih memilih untuk mengemban posisi sebagai penasihat strategis Curacao dan Direktur Olahraga PSG. Ia menjalankan kedua peran tersebut secara bersamaan, meskipun pada 30 Juni 2017, ia memutuskan untuk mundur dari posisi Direktur Olahraga PSG dan lebih fokus sebagai penasihat taktik Curacao hingga tahun 2018.
Di tahun yang sama, tepatnya pada bulan Agustus, Kluivert mendapatkan tawaran dari Clarence Seedorf untuk menjadi asistennya di Tim Nasional Kamerun. Sayangnya, ia hanya bertahan selama 12 pertandingan dalam periode satu tahun tersebut. Setelah sekitar seminggu mengundurkan diri dari jabatan asisten manajer Kamerun, Kluivert mencoba peruntungannya sebagai Manajer Akademi Barcelona, di mana ia bertahan hingga dua tahun dan keluar pada tahun 2021.
Klub terakhir di Adana Demirspor
Patrick Kluivert, yang merupakan mantan striker dengan insting menyerang yang tajam, menunjukkan kualitas dan karakteristiknya saat menjabat sebagai manajer klub Turki, Adana Demirspor. Sayangnya, perjalanan Kluivert di klub tersebut tidak berjalan mulus.
Ia harus menghadapi kenyataan pahit setelah timnya gagal meraih kemenangan dalam empat pertandingan berturut-turut, yang membuatnya terpaksa mundur setelah Superlig memasuki pekan ke-14. Dalam total 20 laga yang dilakoni, Kluivert mencatatkan delapan kemenangan, enam hasil imbang, dan enam kekalahan, yang akhirnya berujung pada pemecatannya.
Meskipun demikian, ada beberapa pencapaian positif yang bisa diambil dari masa jabatannya. Selama 20 pertandingan tersebut, Adana Demirspor berhasil mencetak 41 gol, yang berarti rata-rata dua gol per pertandingan.
Namun, di sisi lain, tim ini juga kebobolan 29 gol, yang menunjukkan bahwa lini pertahanan mereka perlu diperbaiki. Kluivert tampaknya perlu memperkuat tim pelatihnya, terutama dalam aspek pertahanan. Untungnya, Shin Tae-yong telah memberikan kontribusi dengan menghadirkan banyak bek berkualitas untuk Timnas Indonesia, yang bisa menjadi aset berharga bagi Kluivert ke depannya.
Sumber: Transfermarkt