Terungkap Alasan Granit Xhaka Merapat ke Bayer Leverkusen
Banyak pengalaman didapatkan Granit Xhaka kala meruput bersama Arsenal. Namun keputusan untuk pindah sudah bulat.
Banyak pengalaman didapatkan Granit Xhaka kala meruput bersama Arsenal. Namun keputusan untuk pindah sudah bulat.
Terungkap Alasan Granit Xhaka Merapat ke Bayer Leverkusen
Granit Xhaka resmi kembali ke Bundesliga dan merapat ke Bayer Leverkusen musim panas ini. Setelah tujuh tahun berseragam Arsenal, pemain asal Swiss itu meninggalkan Emirates Stadium untuk mencari pengalaman baru. Dalam wawancara Bundesliga dengan Graniit Xhaka, dia mengakui bahwa Xabi Alonso berperan penting dalam pengambilan keputusannya.
“Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, keputusan ini bukan disebabkan oleh masalah dengan Arsenal, namun lebih karena Leverkusen. Pertemuan saya dengan klub dan pelatih Xabi membantu saya menentukan pilihan dengan cepat,” tutur Xhaka.
“Saya tak butuh banyak waktu untuk berpikir. Saya sangat senang dengan hasil diskusi kami sejak hari pertama dan itulah alasannya saya memutuskan kembali ke Jerman, ke Leverkusen,” tambah Xhaka.
Soal bagaimana pengalamannya bersama Arsenal membentuk dirinya, Xhaka mengaku bertambah dewasa. Bahkan dia menjadi bertambah pengalamannya. Walaupun tetap tidak luput dari kesalahan. “Dari aspek sepak bola, saya belajar sesuatu yang penting. Hal tersulit dalam sepak bola adalah meraih kemenangan. Kalian bisa memenangkan setiap pertandingan, namun kalian akan selalu haus kemenangan,” jelasnya.
“Yang tersulit adalah menunjukkan kemampuan kalian setiap hari pada sesi latihan dan mini games. Kalian harus menunjukkan semua yang kalian miliki dan mengaplikasikannya di pertandingan untuk menang,” tambah Xhaka.
Selama bermain untuk Arsenal, Xhaka sempat berada di bawah komando tiga manajer berbeda, seperti Arsene Wenger, Unai Emery, dan Mikel Arteta. Menurut Xhaka, mereka memiliki peranan penting dalam mengembangkan permainannya.
“Di Arsenal, saya memiliki tiga tipe pelatih yang berbeda. Pertama adalah Arsene Wenger yang sangat gentleman, kemudian Unai Emery, pelatih asal Spanyol pertama saya. Dan terakhir ada Mikel Arteta yang melihat sepak bola dengan cara yang berbeda,” beber Xhaka. “Jika saya sedang menyusun puzzle, saya merasa bisa mengambil setiap kepingan dari masing-masing pelatih, yang memberikan pesan berbeda-beda mengenai sepak bola. Saya akan mengambil semuanya dan menambahkannya pada pengetahuan yang sudah saya miliki sebelumnya. Saya yakin akan belajar banyak hal baru juga dari Xabi di masa depan,” tutup Xhaka.