15 Februari Peringati Singles Awareness Day, Perayaan buat Para Jomlo
"Single Awareness Day" dipakai untuk merayakan kehidupan lajang, seringkali dengan sentuhan humor.
"Single Awareness Day" dipakai untuk merayakan kehidupan lajang, seringkali dengan sentuhan humor.
15 Februari Peringati Singles Awareness Day, Perayaan buat Para Jomlo
Pada 15 Februari, Singles Awareness Day atau Hari Kesadaran Jomlo dirayakan oleh banyak orang dari seluruh dunia. Peringatan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada salahnya menjadi lajang atau jomlo.
Faktanya, sehari setelah perayaan Valentine's Day yang jatuh pada 14 Februari, Singles Awareness Day menunjukkan banyak manfaat dari hidup menjomlo bagi komunitas masyarakat dan banyak lagi.Seorang jomlo bisa datang dan pergi sesuka mereka tanpa mempedulikan jadwal, keinginan, atau kebutuhan pasangannya. Peluang karier? Seorang jomlo tidak perlu berkonsultasi dengan pasangannya sebelum menerima tawaran pekerjaan. Menarik, bukan? Simak selengkapnya mengenai Singles Awareness Day berikut ini.
Sejarah Singles Awareness Day
Singles Awareness Day atau Hari Kesadaran Jomlo diperingati pada 15 Februari setiap tahunnya. Ini adalah hari peringatan tidak resmi yang dirayakan oleh para kaum jomlo dari seluruh dunia.Singles Awareness Day berfungsi sebagai pelengkap Hari Valentine bagi orang yang belum menikah atau sedang menjalin hubungan romantis. Hari Valentine sendiri adalah perayaan cinta dalam segala bentuk mulai dari cinta antara pasangan, teman, keluarga dan mencintai diri sendiri.
Orang-orang yang memperingati Singles Awareness Day melakukannya karena Hari Valentine, sebagai hari libur Hallmark, atau karena alasan lainnya. Single Awareness Day juga disebut sebagai antitesis dari Hari Valentine, apalagi jika dirayakan pada tanggal 14 Februari oleh para jomlo.
Hal ini juga dikenal dengan akronim SAD terutama ketika diamati secara negatif tentang ketidakmampuan menemukan cinta. Pada Single Awareness Day, para lajang berkumpul untuk merayakan atau bersimpati dengan status lajang mereka.
Disebutkan bahwa Singles Awareness Day lahir karena isolasi sosial. Pada tahun 2001, seorang siswa sekolah menengah bernama Dustin Barns memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok dengan teman-temannya sehingga alih-alih berkubang dalam kesedihan karena jomlo, mereka menggunakan satu hari khusus untuk merayakan kejomloan mereka.
Mereka memilih tanggal 15 Februari sebagai protes terhadap Hari Valentine dan menjual permen dan coklat dengan harga diskon besar. Tujuannya adalah untuk memberi tahu sebanyak mungkin orang tentang hari ini.
Dustin mewariskan tradisi ini dari sekolah menengah ke Universitas Negeri Mississippi dan tradisi ini menjadi sangat populer. Oleh karena itu, tanggal 15 Februari pun ditetapkan hak ciptanya pada tahun 2015 sebagai Singles Awareness Day dan sejak itu hari ini menjadi populer di seluruh dunia.
Tak Perlu Sedih Saat Menjomlo
Kehidupan jomlo menggambarkan fase kehidupan seseorang yang tidak memiliki pasangan romantis atau tidak menikah. Istilah "jomlo" sering digunakan di Indonesia untuk merujuk pada status lajang, dan seringkali dianggap sebagai kata yang bersifat santai atau bahkan humoris.Meskipun mungkin ada stereotip atau ekspektasi sosial tertentu terkait kehidupan jomlo, setiap individu memiliki pengalaman yang unik dalam menjalani fase ini. Beberapa aspek yang sering terkait dengan kehidupan jomlo di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebebasan dan Independensi
Kehidupan jomlo dapat memberikan ruang untuk meraih kebebasan dan independensi. Individu dapat fokus pada pengembangan diri, mengejar minat pribadi, dan mengeksplorasi dunia tanpa terikat oleh komitmen romantis.
2. Hubungan Sosial dan Persahabatan
Seseorang yang lajang dapat memanfaatkan waktu ini untuk membangun dan memperkuat hubungan sosial. Persahabatan menjadi aspek penting dalam kehidupan jomlo, memberikan dukungan emosional dan pengalaman yang berharga.
3. Pencarian Pasangan
Bagi sebagian orang, kehidupan jomlo mungkin juga mencakup upaya mencari pasangan romantis. Ini bisa melibatkan kencan, aplikasi kencan online, atau mengikuti kegiatan sosial untuk bertemu orang baru.
4. Penerimaan Terhadap Diri Sendiri
Kehidupan jomlo juga dapat menjadi waktu untuk mengembangkan penerimaan terhadap diri sendiri. Ini melibatkan pengenalan dan penerimaan terhadap keunikan serta nilai-nilai yang dimiliki tanpa adanya tekanan untuk memenuhi harapan sosial.
5. Tantangan dan Stigma
Meskipun banyak orang yang bahagia dan merasa memenuhi dalam kehidupan jomlo, beberapa orang mungkin menghadapi tantangan atau stigmatisasi sosial terkait dengan status ini. Ini dapat mencakup pertanyaan atau ekspektasi dari lingkungan sekitar.
Meski demikian, tak perlu sedih menjadi jomlo karena kehidupan lajang dapat menjadi fase yang penuh kebebasan dan peluang. Sebagai individu yang lajang, Anda memiliki kesempatan untuk mengejar impian, mengeksplorasi minat pribadi, dan fokus pada pengembangan diri tanpa terkendala oleh komitmen romantis.
Ini adalah waktu yang berharga untuk membangun hubungan sosial yang kuat, memperkuat persahabatan, dan mengenali nilai-nilai serta keunikan diri sendiri.
Meskipun mungkin ada tekanan sosial atau stereotip terkait kehidupan jomlo, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki jalannya sendiri, dan kebahagiaan tidak selalu terkait dengan status hubungan. Jangan ragu untuk merayakan kebebasan dan kemandirian yang datang dengan kehidupan lajang, dan gunakan waktu ini untuk tumbuh dan menikmati perjalanan hidup.