Hari Jomblo, Sejarah dan Maknanya, Serta Destinasi yang Aman untuk Solo Traveling
Tanggal 11 November setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Jomblo sedunia atau Single's Day.
Tanggal 11 November setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Jomblo sedunia atau Single's Day. Bagi sebagian orang, kata "jomblo" mungkin hanya terdengar seperti istilah Indonesia biasa, tapi sebenarnya, tradisinya memiliki akar yang lebih dalam, terutama di Tiongkok.
-
Apa yang sering dilakukan jomblo? Jika Anda adalah seorang jomblo yang ingin punya pacar, kata-kata di bawah ini mungkin akan menginspirasi dan menghibur Anda.
-
Dimana bisa gabung komunitas solo traveler? Solo traveling tak berarti harus ke mana-mana sendiri. Anda bisa gabung dengan komunitas solo traveling. Ada banyak komunitas solo traveling online yang bisa diikuti.
-
Kapan Singles Awareness Day dirayakan? Pada 15 Februari, Singles Awareness Day atau Hari Kesadaran Jomlo dirayakan oleh banyak orang dari seluruh dunia.
-
Kenapa Solo Traveling menarik? Solo traveling menjadi salah satu hal yang menarik buat dicoba, setidaknya sekali seumur hidup. Sebab, ada banyak pelajaran hidup yang bisa didapatkan dengan melakukan perjalanan sendiri.
-
Di mana solo traveler bisa menemukan diri? Bepergianlah cukup jauh untuk bertemu diri Anda sendiri.
-
Apa yang ditawarkan solo traveling? Bepergian sendirian berarti mengenal dirimu yang sebenarnya.
Hari Jomblo, Sejarah dan Maknanya, Serta Destinasi yang Aman untuk Solo Traveling
Menurut laman Time, pada tahun 2013, Yue Xu memulai bisnis konsultasi kencan untuk pria di Beijing. Dia menyadari bahwa banyak kliennya menetapkan tanggal yang sama untuk berhenti dari masa lajangnya, yaitu 11 November. Dalam budaya Tiongkok, tanggal ini dikenal sebagai Hari Jomblo Nasional Tiongkok.
Asal Usul Hari Jomblo
Pada awalnya, cerita Hari Jomblo dimulai pada tahun 1993 di Universitas Nanjing oleh para mahasiswa yang merayakan kelajangan dengan membeli hadiah untuk diri mereka sendiri. Namun, menurut Yue Xu, konsep "lajang" adalah fenomena perkembangan baru di Tiongkok, dipengaruhi oleh paparan terhadap budaya Barat dalam film dan televisi.
Xu menjelaskan bahwa di Tiongkok, konsep "lajang" sebelumnya tidak begitu eksplisit. Orang-orang lebih sering ditanya apakah mereka sudah menikah atau "belum menikah" daripada apakah mereka sudah menikah atau "lajang."
Perubahan Budaya Kencan di Tiongkok
Label "single" mulai muncul dalam beberapa dekade terakhir karena pengaruh budaya Barat.
"Lajang menjadi sama dengan mengatakan Anda lapar, itu artinya Anda membutuhkan sesuatu. Dan Tiongkok menciptakan tuntutan bagi orang-orang untuk menikah," jelas Xu.
Hari Jomblo: Muncul dari Tuntutan Budaya
Pada 2009, Hari Jomblo awalnya dipasarkan untuk laki-laki sebagai "Hari Sarjana," meskipun sekarang diperingati oleh semua gender. Seiring waktu, Hari Jomblo tidak hanya menjadi perayaan masa lajang, tetapi juga berkembang menjadi fenomena belanja online besar-besaran.
Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
Belanja Online Besar-besaran dan Pengaruh Budaya Barat
Singles’ Day tahun lalu mencatat penjualan sebesar 5,8 miliar dolar AS selama 24 jam, melampaui Cyber Monday di Amerika Serikat. Menurut Xu, Hari Jomblo tidak hanya tentang membeli balon dan bunga untuk diri sendiri, tetapi juga digunakan sebagai kesempatan untuk menemukan cinta dalam hidup.
Meskipun budaya Amerika mungkin memainkan peran dalam penciptaan Hari Jomblo, beberapa perusahaan sekarang berusaha menghadirkan hari libur Tiongkok ini ke Amerika.
Pengaruh Budaya Amerika dan Globalisasi Hari Jomblo
CEO Alibaba, Wang Yulei, menulis bahwa "Singles Days di masa depan pasti tidak hanya diperuntukkan bagi konsumen di wilayah tertentu, Singles Day akan diperuntukkan bagi seluruh dunia." Dealmoon, situs e-commerce keturunan Tionghoa-Amerika, juga menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan Hari Jomblo di Amerika.
Bagi yang ingin merayakan Hari Jomblo dengan cara yang berbeda, solo traveling bisa menjadi pilihan menarik. Berikut adalah tiga destinasi wisata yang aman untuk solo traveling, berdasarkan rekomendasi platform perjalanan tiket.com.
Solo Traveling: Pilihan Destinasi Aman
1. Malang: Udara Segar dan Keindahan Alam-
Jika bosan dengan cuaca panas, Malang bisa menjadi destinasi favorit dengan udara bersihnya dan berbagai kegiatan solo traveling. Mulai dari mengeksplorasi kuliner hingga mengunjungi wisata alam dan museum, Malang memiliki berbagai pilihan untuk "me time." Jangan lupa kunjungi Jatim Park 2 yang menawarkan wahana permainan dan hiburan.
Yogyakarta selalu menjadi tujuan wisata yang dicintai. Dikenal dengan keanekaragaman budaya, keindahan alam, dan berbagai tempat bersejarah, Yogyakarta menawarkan pengalaman solo traveling yang memukau. Kunjungi Pantai Parangtritis, Candi Prambanan, dan puluhan pantai di Gunungkidul.
2. Yogyakarta: Wisata Budaya dan Sejarah
3. Bandung: Kuliner, Belanja, dan Sejarah
Kota Bandung tidak hanya menyenangkan untuk liburan rame-rame, tetapi juga cocok untuk solo traveling. Kota ini menawarkan beragam kuliner, produk fashion berkualitas, dan nilai sejarah yang tinggi. Jelajahi juga Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat untuk obyek wisata alam menarik.
4. Bali: Wisata Budaya dan Alam yang Memikat
Bali mungkin identik dengan destinasi bersama, tetapi solo traveling di Kota Denpasar tetap aman. Nikmati keindahan wisata budaya dan alam Bali, serta eksplorasi ke daerah lainnya dengan mudah. Bali juga menyediakan sepeda motor untuk menyewa selama perjalanan.
5. Lombok: Panorama Alam yang Memanjakan
Selama beberapa tahun terakhir, Lombok telah menjadi destinasi wisata populer. Dengan panorama alam yang memukau, pantai-pantai indah, dan suasana yang cocok untuk penyembuhan, Lombok adalah pilihan ideal untuk solo traveling.
Temukan keindahan dan keunikan setiap tempat yang mengundang petualangan!