Bonus Demografi adalah Melimpahnya Usia Produktif, Ini Penjelasan Lengkapnya
Merdeka.com - Bonus demografi banyak digaungkan oleh pemerintah menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 2045. Bonus demografi seperti namanya menggambarkan bonus atau kelebihan dalam hal demografi.
Demografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk atau ilmu yang memberikan uraian atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik, dan ilmu kependudukan.
Pada paruh kedua abad lalu, Thailand dan negara-negara Asia Timur lainnya berhasil memanfaatkan pergeseran struktur usia mereka untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, sebuah fenomena yang dikenal sebagai bonus demografi.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Apa itu usia biologis? Usia biologis adalah usia yang didasarkan pada kondisi organ tubuh seseorang.
-
Apa manfaat keberagaman usia di tempat kerja? Keberagaman usia di tempat kerja menghadirkan berbagai sudut pandang yang berbeda. Karyawan dari generasi yang berbeda sering kali memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam tim.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
-
Mengapa jumlah penduduk bumi meningkat? Setelah pertanian ditemukan antara 15.000 dan 10.000 tahun lalu, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta orang di Bumi, butuh 1.500 tahun populasi dunia naik dua kali lipat.
Bonus demografi digadang-gadang akan memberikan keuntungan perkembangan ekonomi yang pesat bagi Indonesia, tetapi bisa pula sebaliknya, membawa kecemasan, apabila tak ada usaha peningkatan kualitas intelektual secara masif.
Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya apa itu bonus demografi yang penting diketahui:
Memahami apa itu bonus demografi
Bonus demografi adalah suatu kondisi di mana jumlah penduduk produktif yang berusia 15-64 tahun lebih besar, dibandingkan usia non produktif yaitu usia di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun.
Bonus demografi adalah masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan penduduk usia produktif secara optimal.
Karena lebih sedikit kelahiran yang didaftarkan, jumlah tanggungan muda menjadi lebih kecil relatif terhadap populasi pekerja. Dengan lebih sedikit orang yang menanggung kebutuhan keluarga yang tidak bisa bekerja dan lebih banyak orang dalam angkatan kerja, sumber daya ekonomi dibebaskan dan diinvestasikan di bidang lain untuk mempercepat pembangunan ekonomi suatu negara dan kemakmuran masa depan penduduknya.
Dengan demikian, bonus demografi ini tentu menjadi kesempatan besar, apabila banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Ada empat bidang utama di mana suatu negara dapat menemukan bonus demografi:
1. Tabungan
Selama periode demografis, tabungan pribadi tumbuh dan dapat digunakan untuk merangsang perekonomian.
2. Pasokan tenaga kerja
Lebih banyak pekerja ditambahkan ke dalam angkatan kerja, termasuk lebih banyak perempuan.
3. Modal manusia
Dengan jumlah kelahiran yang lebih sedikit, orang tua dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya per anak, yang menghasilkan hasil pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
4. Pertumbuhan ekonomi
PDB per kapita meningkat karena penurunan rasio ketergantungan .
Dampak bonus demografi
©2022 Merdeka.com
Secara teori, pada tingkat mikro, transisi ini dapat menghasilkan standar hidup yang lebih baik bagi keluarga dan pendapatan per orang yang lebih tinggi, sedangkan pada tingkat makro, dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi suatu negara.
Namun, manfaat ini dengan asumsi kebijakan sosial, politik, dan ekonomi yang tepat tersedia untuk mencapai dividen.
Artinya, negara-negara dengan keuntungan demografis terbesar untuk pembangunan tidak hanya memasuki masa penurunan fertilitas, tetapi juga telah menerapkan kebijakan dan program yang berfokus pada keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pendidikan berkualitas, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan kerja, investasi pada perempuan dan perempuan, dan pemerintahan yang baik.
Pada akhirnya, keuntungan dari bonus demografi tidak otomatis. Berkurangnya kesuburan dengan sendirinya tidak memberikan jaminan kemakmuran.
Besarnya bonus demografi, dengan demikian, tergantung pada tingkat penurunan kesuburan dan kecepatan pertumbuhan penduduk, kemampuan untuk mempekerjakan tenaga kerja tambahan secara produktif, dan sifat reformasi politik, ekonomi dan sosial yang diadopsi negara.
Bonus demografi ini akan menjadi suatu kebaikan bagi Indonesia jika penduduk usia produktif itu tumbuh menjadi orang yang berkualitas serta memiliki daya saing dan menghasilkan ketenagakerjaan yang baik.
Akan tetapi jika bonus demografi ini didominasi oleh orang-orang yang tidak berkualitas maka akan menjadi bencana untuk Indonesia sendiri, Indonesia tidak akan mengalami kemajuan namun akan terjadi banyak keburukan.
Keburukan yang dimaksud yaitu seperti banyaknya pengangguran, jumlah penduduk yang meningkat dan pemerintah yang akan kewalahan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya
Sekilas kisah sukses bonus demografi Korea Selatan
Transisi demografis di Korea Selatan dimulai setelah Perang Korea pada akhir 1950-an. Korea Selatan memulai kampanye keluarga berencana nasional pertamanya pada tahun 1962 untuk mengurangi kelahiran yang tidak diinginkan dan program tersebut dianggap penting untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dan modernisasi.
Akibatnya, tingkat kesuburan total turun dari 6,3 kelahiran per wanita pada tahun 1960 menjadi 2,2 pada tahun 1985, akhirnya mencapai 1,2 pada tahun 2005, jauh di bawah angka penggantian. Selain itu, penurunan kesuburan dibarengi dengan peningkatan dramatis dalam harapan hidup dari usia 53 menjadi 79 tahun antara tahun 1960 dan 2005.
Reformasi kunci dalam kesehatan masyarakat, keluarga berencana, dan pendidikan, dipasangkan dengan pertumbuhan ekonomi, menciptakan bonus demografi yang kerap dituliskan dalam teori bonus demografi.
Lingkungan kebijakan yang sehat ini menciptakan peluang di mana transisi demografis pada akhirnya menghasilkan “hadiah ekonomi” berupa pasokan tenaga kerja yang lebih baik, tabungan, modal manusia, dan pertumbuhan ekonomi. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menegaskan bonus demografi bisa mewujudkan Indonesia emas.
Baca SelengkapnyaJika Indonesia mampu merespons bonus demografi, maka akan menjadi negara besar.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida berpesan untuk terus mengembangkan program-program pembangunan ketenagakerjaan pada masa mendatang.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, Indonesia bakal menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaKondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca Selengkapnya