Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IRR adalah Internal Rate of Return, Ketahui Fungsinya dalam investasi

IRR adalah Internal Rate of Return, Ketahui Fungsinya dalam investasi Ilustrasi uang. ©Shutterstock/mangostock

Merdeka.com - IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return, merupakan perhitungan penting dalam keuangan terutama yang berhubungan dengan investasi. Lebih jelasnya, IRR adalah salah satu acuan penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Secara umum, semakin tinggi tingkat pengembalian internal, semakin diinginkan investasi untuk dilakukan.

Perhitungan IRR sering digunakan karena merupakan perhitungan yang ideal untuk menganalisis potensi pengembalian (rate of return) proyek baru yang sedang dipertimbangkan perusahaan apakah layak untuk dilakukan.

Setelah tingkat pengembalian internal ditentukan, biasanya dibandingkan dengan tingkat rintangan atau biaya modal perusahaan. Jika IRR lebih besar atau sama dengan biaya modal, perusahaan akan menerima proyek tersebut sebagai investasi yang layak. Berikut selengkapnya apa itu IRR, fungsi, serta cara menghitungnya:

Memahami IRR

Internal Rate of Return (IRR) adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan potensi keuntungan investasi. Seperti namanya yaitu internal, faktor-faktor yang digunakan adalah faktor internal, sehingga hasil perhitungan IRR tentu saja mengabaikan faktor eksternal yang bisa terjadi.

IRR yang baik adalah yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima. Dengan kata lain, jika tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima, juga disebut tingkat diskonto atau tingkat rintangan, adalah 10% tetapi IRR untuk sebuah proyek hanya 8%, maka ini bukan IRR yang baik.

Di sisi lain, jika IRR untuk sebuah proyek adalah 18% maka ini adalah IRR yang baik dibandingkan dengan tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima.

ilustrasi investasi

©2012 Shutterstock/Gorilla

Batasan-Batasan dalam IRR

IRR adalah discount rate yang membuat Net Present Value (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang dipotong. Perhitungan IRR mengandalkan rumus yang sama seperti NPV.

Secara sederhana, NPV adalah nilai proyek yang sedang dikerjakan, diperoleh dari selisih antara arus kas yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan.

Bila nilai NPV > nol, maka investasi atau proyek dianggap layak (feasible) untuk dilakukan. Bila NPV < nol, maka investasi atau proyek dianggap tidak layak untuk dijalankan.

Sedangkan bila hitungan NPV = nol, maka investasi atau proyek berada dalam keadaan Break Even Point (BEP), dengan TR = TC dalam bentuk present value.

Penghitungan NPV ini memerlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang dirancang.

Jika IRR lebih besar dari cost of capital maka menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih besar dari yang dirancang sebelumnya. Hal ini berarti perusahaan disarankan menerima atau menjalankan proyek investasi tersebut.

Sebaliknya, jika IRR lebih kecil daripada cost of capital memberi gambaran bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut.

Sedangkan jika IRR nilainya sama dengan cost of capital, menjadi pertimbangan bahwa investasi yang dilakukan diperkirakan menghasilkan return sebesar yang ditargetkan seperti yang dikutip dari Liputan6.com

Cara Menghitung IRR

Rumus IRR (Internal Rate of Return)

Cara menghitung IRR atau Internal Rate of Return harus mengikuti rumusnya.

Berikut adalah rumus cara menghitung IRR:

IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)

Keterangan:

rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)

rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)

NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecil

TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil

TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar

Dengan memahami rumusnya, kamu sudah bisa memahami cara menghitung IRR.

Berikut contoh cara menghitung IRR (Internal Rate of Return) yang merdeka.com kutip dari accurate:

Ada suatu perusahaan mampu memberikan usulan dalam melakukan investasi sebesar Rp140.000.000. Sementara arus kas yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tersebut di setiap tahunnya adalah sebanyak Rp22.000.000 dalam kurun waktu 6 tahun.

Asumsi untuk Internal rate of return dari investasi tersebut adalah 13%, saat menghitung diskonto, maka akan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp6.649.000 dan diskonto sebanyak 12%, serta NIP senilai Rp659.000.

Bila dihitung menggunakan rumus Internal rate of return,  berikut cara menghitung IRR:

Selisih diskonto 12% – 10% = 2% atau Rp6.649.000 + Rp659.000 = Rp7.308.000. sehingga, bisa kita ketahui bahwa nilai IRR nya adalah sebagai berikut:

IRR = 10% + (Rp659.000 : Rp7.308.000) x 2% = 10,18%

Dengan asumsi rate of return sebesar 13%, maka angka 10,18% sebenarnya masih bernilai kecil. Dengan berdasarkan prinsip IRR, maka ada baiknya jenis investasi ini ditolak. Itulah cara menghitung IRR yang perlu kamu pahami.

Fungsi IRR

Dalam perencanaan modal, satu skenario populer, fungsi IRR adalah membandingkan profitabilitas dari mendirikan operasi baru dengan memperluas operasi yang ada.

Misalnya, perusahaan energi dapat menggunakan IRR dalam memutuskan apakah akan membuka pembangkit listrik baru atau merenovasi dan memperluas pembangkit listrik yang ada.

Sementara kedua proyek dapat menambah nilai bagi perusahaan, kemungkinan salah satunya adalah keputusan yang lebih logis seperti yang ditentukan oleh IRR.

IRR juga berguna bagi perusahaan dalam mengevaluasi  program pembelian kembali saham. Jelasnya, jika sebuah perusahaan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk membeli kembali sahamnya, maka analisis tersebut harus menunjukkan bahwa saham perusahaan itu sendiri merupakan investasi yang lebih baik, yaitu memiliki IRR yang lebih tinggi, daripada penggunaan dana lainnya, seperti membuat gerai baru atau mengakuisisi perusahaan lain.

Individu juga dapat menggunakan IRR saat membuat keputusan keuangan, misalnya, saat mengevaluasi polis asuransi yang berbeda menggunakan premi dan manfaat kematiannya.

Konsensus umum adalah bahwa kebijakan yang memiliki premi yang sama dan IRR tinggi jauh lebih diinginkan. Perhatikan bahwa asuransi jiwa memiliki IRR yang sangat tinggi di tahun-tahun awal polis, sering kali lebih dari 1.000%. Kemudian berkurang seiring waktu. (mdk/amd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu

Di tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.

Baca Selengkapnya
Begini Peran BUMN Surveyor Indonesia dalam Percepatan Layanan Investasi di Indonesia
Begini Peran BUMN Surveyor Indonesia dalam Percepatan Layanan Investasi di Indonesia

Pada tahun 2024, PT Surveyor Indonesia kembali ditunjuk sebagai lembaga yang mendukung percepatan layanan investasi dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

Baca Selengkapnya
Kinerja Keuangan Cemerlang, Analis Kompak Rekomendasikan Koleksi Saham BBRI
Kinerja Keuangan Cemerlang, Analis Kompak Rekomendasikan Koleksi Saham BBRI

PT UBS Sekuritas Indonesia yang menargetkan harga BBRI di angka Rp6.925.

Baca Selengkapnya
Santer Diisukan Bubar, Begini Respons Varuna Tirta Prakasya
Santer Diisukan Bubar, Begini Respons Varuna Tirta Prakasya

Varuna Tirta Prakasya sangat layak mendapatkan PMN tersebut.

Baca Selengkapnya
Fokus pada Segmen UMKM dan Ultra Mikro, Analis Rekomendasikan Saham BBRI
Fokus pada Segmen UMKM dan Ultra Mikro, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

BRI terus mempertahankan posisi sebagai bank dengan portofolio pembiayaan segmen UMKM terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu

Di tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.

Baca Selengkapnya
Pasar Obligasi di Tanah Air Dipercaya Bakal Lanjutkan Tren Positif, Ini Faktor Pemicunya
Pasar Obligasi di Tanah Air Dipercaya Bakal Lanjutkan Tren Positif, Ini Faktor Pemicunya

Pasar obligasi Indonesia dinilai masih melanjutkan tren positif. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi makro yang solid.

Baca Selengkapnya
Wanti-Wanti Presiden Jokowi jika Daerah Ingin Bangun Jalan Tol
Wanti-Wanti Presiden Jokowi jika Daerah Ingin Bangun Jalan Tol

Jokowi mengatakan kemanfaatan pembangunan jalan bebas hambatan itu banyak dirasakan oleh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Estimasi adalah Perkiraan, Ketahui Manfaat dalam Perencanaan
Estimasi adalah Perkiraan, Ketahui Manfaat dalam Perencanaan

Estimasi termasuk unsur penting dalam perencanaan.

Baca Selengkapnya