Wanita Ini Bagikan Pengalamannya Kuliah S-2 di Inggris, Seleksi Pakai Esai hingga Kuliah Hanya 1 Tahun
Kisah ini seakan mengajarkan tentang pentingnya keberanian, ketekunan dalam mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
Belum lama ini, publik kembali dibuat heboh dengan seorang wanita yang baru-baru ini membagikan pengalamannya yang inspiratif mengenai perjalanan studinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 di Inggris (UK). Dalam unggahan tersebut, ia menceritakan bagaimana proses seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi hingga proses pendidikan sampai lulus kuliah.
Kisah yang dibagikannya di TikTok @hacihasyyati ini seakan mengajak siapa pun yang memiliki keinginan kuat dan tekad untuk tidak ragu mengejar impian mereka, meskipun jalan yang dilalui tampak sulit dan penuh rintangan. Pengalaman yang ia bagikan bukan hanya sekadar perjalanan akademis, tetapi juga pelajaran berharga tentang keberanian, ketekunan, dan pentingnya mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Berikut ulasan selengkapnya.
Pengalaman S-2 di Inggris
Dalam unggahan yang dibagikan ini, pemilik akun yang bernama Hacih membagikan pengalamannya dalam beberapa slide foto. Pada slide pertama, Hachi memperlihatkan potret saat dirinya berada di salah satu universitas di UK, yakni University of Glasgow.
Di sana, ia menjelaskan bagaimana pengalamannya saat masuk ke perguruan tinggi tersebut.
"S2 di UK susah. Realitanya??" tulisnya dalam keterangan slide.
Masuk Kampus
Hacih mengungkapkan bahwa ia mendaftar program S-2 di Inggris hanya dengan mengandalkan esai, tanpa melalui proses tes tulis, wawancara, atau syarat lainnya. Ia menekankan bahwa fokus utama dalam pendaftaran adalah kemampuan mengekspresikan ide dan tujuan melalui esai yang ditulisnya.
"1. Daftarnya cuma pake essay. Ngga ada test tulis, interview, dsb" ucapnya.
Tugas Esai
Hacih menjelaskan bahwa selama menjalani kuliah S-2 di Inggris, sebagian besar tugas yang diberikan berupa esai, mulai dari ujian tengah semester hingga ujian akhir. Ia mengaku bahwa metode pembelajaran di sana lebih berfokus pada kemampuan analisis dan pemikiran kritis daripada sekadar menghafal materi.
"2. Mostly tugasnya essay. Dari mid-final term. Hafalan? noo. Banyak baca ajaaa," katanya
Merasa Kewalahan Soal Tugas
Hacih mengakui bahwa meskipun ia menikmati proses belajar dan tantangan yang dihadapi, terkadang ia merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Dengan hampir semua penugasan berupa esai, ia harus memikirkan dengan matang setiap argumen dan analisis yang ingin disampaikan.
"3. Bisa exited deadline kalo lagi overwhelmed sama tugasnya. Mental health amaaaan," ujarnya.
Tidak Ada Sidang Thesis
Lebih lanjut, Hacih juga menjelaskan bahwa tesis yang dikerjakannya memiliki panjang sekitar 10-12 ribu kata. Berbeda dengan banyak program S-2 di tempat lain, ia tidak perlu menghadapi sidang tesis. Sebagai gantinya, proses penilaian lebih terfokus pada presentasi proposal dan promosi tentang topik yang dibahas kepada teman-teman sekelasnya.
"4. Thesis 10.000-12.00 kata. Ngga ada sidang. Hanya persentasi proposal, dan lebih ke promote ttg topic yang kita bahas ke teman2 serta diskusi," jelasnya.
Kuliah Hanya 1 Tahun
Selain itu, Hacih juga menyebutkan bahwa program S-2 yang ia jalani hanya berlangsung selama satu tahun. Meskipun waktu yang diberikan terbilang singkat untuk menyelesaikan program pascasarjana, ia merasa bahwa pengalaman belajar yang intensif dan padat membuatnya dapat memaksimalkan waktu yang ada.
"5. Masa perkuliahannya hanya 1 tahun 🫣🫣" tutupnya.
Gambaran Umum Berkuliah di Inggris
Dalam keterangan unggahan, Hacih menegaskan bahwa program yang ada di kuliah memang berbeda-beda tergantung universitas dan jurusan masing-masing. Namun secara garis besar, inilah yang menjadi gambaran umum tentang perkuliahan di Inggris (UK).
Dengan berbagi pengalamannya, Hacih berharap dapat memberikan gambaran yang jelas kepada calon mahasiswa tentang apa yang bisa mereka harapkan ketika melanjutkan studi di Inggris. Ia ingin agar lebih banyak orang yang terinspirasi untuk mengambil langkah berani mengejar pendidikan yang lebih tinggi, meskipun setiap program memiliki karakteristiknya masing-masing.
"Beberapa program mungkin berbeda. But, in general, seperti inilah perkuliahan di UK," tulisnya dalam keterangan unggahan.
Sering Bagikan Konten Edukasi
Mengutip TikTok pribadinya, Hacih saat ini sudah lulus dari program S-2 di Inggris. Setelah menyelesaikan studinya di S-2 Health Services Management, ia kerap membagikan kesehariannya di akun TikTok pribadinya, memberikan pandangan tentang kehidupan sehari-hari sebagai lulusan mahasiswa internasional.
Konten-kontennya tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menjadi viral di media sosial. Banyak unggahan Hacih yang mendapatkan beragam komentar positif dari penggemarnya.
Komentar Warganet
Sama seperti unggahan lainnya, unggahan Hacih yang membagikan pengalaman S-2 di UK ini juga berhasil mencuri perhatian hingga viral di media sosial. Unggahan tersebut juga menuai beragam reaksi dari warganet di kolom komentar. Tak sedikit dari mereka yang terinspirasi dengan kisah Hacih tersebut.
"Semoga bisa nyusul Master degree disana. 🥺🥺 Amin," tulis salah satu warganet di kolom komentar.
"scotland, my dream country✨ wish one day," komentar wagranet.
"aaaaakkkk dream univ ku!!! Bismillah 2 tahun lagiiii aku nyusul," komentar warganet lainnya.
"Bismillah menyusul yah kak🥰" komentar warganet lainnya.