Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Sutoyo Siswomiharjo

Profil Sutoyo Siswomiharjo | Merdeka.com

Sutoyo Siswomiharjo mengecap pendidikan HIS dan AMS di Semarang. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Balai Pendidikan Pegawai Negeri di Jakarta. Sebelum menjadi tentara, Sutoyo bertugas sebagai Pegawai Menengah/III di Kabupaten Purworejo. Karirnya di bidang militer dimulai dengan menjabat sebagai Polisi Tentara saat perjuangan kemerdekaan 1945. Setelah itu karirnya terus menanjak sehingga pada tahun 1961 naik pangkat menjadi Kolonel dan menjabat sebagai IRKEHAD, lalu pada tahun 1964 dinaikkan pangkatnya menjadi Brigjen. 

Pak Toyo, panggilan akrab Sutoyo, dikenal masyarakat Indonesia saat dirinya menjadi korban G30S/PKI pada 1 Oktober 1965. Menjelang peristiwa tersebut Pak Toyo mengalami beberapa firasat yang tidak enak. Namun di tengah perasaan kurang enak itu, dia memerintahkan untuk membuat rencana peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1965 secara cermat kepada ajudannya. Firasat itu ternyata terbukti tanggal 1 Oktober jam 04.00 Brigjen TNI Sutoyo diculik oleh pasukan yang dipimpin oleh Serma Surono dari Men Cakrabirawa dengan kekuatan 1  peleton. Dengan todongan bayonet, mereka menanyakan kepada pembantu rumah untuk menyerahkan kunci pintu yang menuju kamar tengah. Setelah pintu dibuka oleh Brigjen TNI Sutoyo, maka pratu Suyadi dan Praka Sumardi masuk ke dalam rumah, mereka mengatakan bahwa Brigjen TNI Sutoyo dipanggil oleh Presiden. Kedua orang itu membawa Brigjen TNI Sutoyo ke luar rumah sampai pintu pekarangan diserahkan pada Serda Sudibyo. Dengan diapit oleh Serda Sudibyo dan Pratu Sumardi, Brigjen TNI Sutoyo berjalan keluar pekarangan meninggalkan tempat untuk selanjutnya dibawa menuju Lubang Buaya. Pak Toyo gugur dianiaya di tempat tersebut, dan dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.

Riset dan analisa oleh Somya Samita