Bukan Nikola Tesla atau Albert Einstein, Ini Ilmuwan Pertama di Dunia yang Jadi Bohir Perusahaan Teknologi
Dia tidak hanya seorang ilmuwan, tetapi ia sukses mendirikan perusahaan hingga sekarang. Yang jelas bukan Nikola Tesla atau Albert Einstein.

Thomas Alva Edison sering dianggap sebagai salah satu pebisnis teknologi paling berpengaruh dalam sejarah. Ia lahir di Milan, Ohio, pada 11 Februari 1847.
Edison tidak hanya tercatat sebagai penemu dengan lebih dari seribu paten, tetapi juga sebagai pengusaha ulung yang mampu menggabungkan inovasi dan strategi bisnis.
Berkat pendekatan menyeluruhnya dalam riset, perlindungan paten, dan komersialisasi, Edison berhasil mendirikan laboratorium riset modern yang kemudian menjadi contoh bagi perusahaan teknologi di masa depan.
Salah satu inovasi paling dikenal yang membentuk citra Edison sebagai pebisnis adalah lampu pijar listrik. Ia tidak sekadar merancang prototipe dan mengamankan hak paten, tetapi juga menyiapkan rencana untuk memproduksi dan memasarkannya secara massal.
Langkah ini membawanya mendirikan perusahaan Edison Electric Light Company pada akhir abad ke-19, yang kelak bertransformasi menjadi General Electric. Strategi tersebut menegaskan bahwa Edison tidak hanya memiliki bakat penemuan, tetapi juga visi bisnis yang visioner.
Edison pun memelopori gagasan bahwa riset terstruktur bisa meningkatkan produktivitas dan mempercepat inovasi. Melalui laboratorium di Menlo Park, New Jersey, ia membentuk tim peneliti yang terfokus mengembangkan berbagai penemuan baru, mulai dari fonograf hingga mesin pemutar film.
Dengan sistem ini, ia dapat terus menghasilkan ide dan teknologi baru yang kemudian dikomersialkan. Hasilnya, portofolio penemuannya tumbuh pesat, mengubah berbagai aspek kehidupan seperti pencahayaan, komunikasi, dan hiburan.
Keberhasilan Edison sebagai pebisnis teknologi juga tercermin dalam caranya melindungi hasil risetnya. Ia aktif mengajukan paten untuk tiap inovasi, sekaligus mengejar kerja sama strategis dengan investor dan pemodal.
Hal tersebut memberinya keunggulan kompetitif di pasar yang kian berkembang. Dengan penerapan model bisnis terpadu—mulai dari riset, manufaktur, hingga pemasaran—Edison berhasil menciptakan ekosistem bisnis yang langgeng, berbeda dari para penemu sebelumnya yang kerap kesulitan mendanai riset atau membawa inovasinya ke pasar global.
Hari ini, jejak Edison masih bisa dirasakan di hampir semua teknologi modern. Keberhasilannya menyatukan sains, inovasi, dan bisnis menjadi inspirasi bagi para pendiri startup teknologi di seluruh dunia.
Tak heran jika banyak pihak menyebutnya sebagai pelopor utama di balik konsep “pebisnis teknologi”. Dengan laboratorium yang terorganisir, visi jangka panjang, dan kelihaian memasarkan temuan, Edison telah membuka jalan bagi perkembangan industri teknologi di era yang semakin digital.
Karena itulah, namanya kerap disebut sebagai kandidat terkuat pebisnis teknologi pertama dalam sejarah. Melalui segala kiprahnya, Thomas Alva Edison membuktikan bahwa inovasi teknologi dan strategi bisnis yang tepat dapat mendorong kemajuan peradaban.