Ilmuwan ini Mampu Kalahkan Thomas Edison tapi Tak Punya Naluri Bisnis, Hidupnya pun Berakhir Melarat
Ia mampu kalahkan Thomas Edison. Namun urusan bisnis, dia golong orang pandir.

Nikola Tesla tidak seperti Thomas Edison. Edison punya hasrat berbisnis. Menciptakan inovasi teknologi yang mampu dikomersialisasikan. Sementara Tesla, justru sebaliknya. Ia tak memusingkan inovasi teknologinya bakal laku atau tidak di pasar. Padahal dia pernah menjadi anak buah Edison. Alhasil, banyak yang menyebut di akhir usianya, ia meninggal dunia tanpa uang sepeser pun.
Tesla juga mempunyai reputasi jelek dalam mengelola uang. Ia terkenal sebagai orang yang menghabiskan banyak uang. Dia tinggal di hotel-hotel mewah dan menghabiskan sisa uangnya untuk proyek-proyek yang semakin ambisius dan mahal. Ketika tak punya duit, ia akan meminjam uang dari teman dan rela diusir dari hotel tersebut. Kadang-kadang dia bahkan meninggalkan beberapa buku catatannya sebagai jaminan utang ketika dia pindah.
Namun di sisi lain, ada beberapa bukti bahwa dia bisa menghasilkan lebih banyak uang jika hak patennya dijamin lebih baik atau dia tidak dieksploitasi. Edison memang pernah mempekerjakan Tesla, yang kemudian justru menjadi musuhnya. Kasus yang paling terkenal adalah konfrontasinya dengan Thomas Edison, yang mulai bekerja dengannya pada tahun 1884.
Perselisihan mereka terkait mana yang lebih antara temuan arus listrik searah temuan Edison atau bolak-balik beustan Tesla. Edison tidak segan-segan bermain kotor dan berkeliling Amerika Serikat dengan menyetrum hewan (mulai dari anjing, kucing hingga gajah) untuk menunjukkan risiko dari listrik Tesla. Terlepas dari kampanye kotor ini, arus bolak-balik akhirnya diberlakukan dan sekarang digunakan di semua rumah.
Nol Naluri Bisnis
Meskipun Tesla memenangkan pertempuran dengan Edison, ia tidak mendapatkan pengakuan. Penemuan Tesla acap kali dimanfaatkan bagi orang-orang yang hanya ingin memperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan penemunya. Pernah suatu ketika, ia memberikan paten kepada Westinghouse – perusahaan listrik.
Ia memberikan 51% paten saat ini dan masa depan kepada JP Morgan. Jelas bahwa ia tidak memiliki naluri kewirausahaan yang mungkin bisa membantunya.Berbeda dengan Edison. Ia meninggalkan General Electric (GE) dan punya murid yang mampu diandalkan yakni Henry Ford.
Henry mengerahkan banyak usaha, uang, dan antusiasme untuk menjaga kenangan tentang mentornya tetap hidup.
"Tesla akhirnya menjadi karikatur dirinya sendiri, seperti ilmuwan gila dalam stereotip," ujar Miguel Ángel Delgado, penulis buku Tesla dan konspirasi cahaya dikutip dari Rinconeducativo.org, Kamis (28/11).
Ironisnya, salah satu dari sedikit penghargaan yang diterima Tesla semasa hidupnya adalah Medali Edison.