Pakai AI, Ilmuwan Jepang Ini Mengaku Bisa Pahami Bahasa Ayam
Berikut adalah hasil penelitian dari seorang ilmuwan yang. mengklaim tahu bahasa ayam.
Berikut adalah hasil penelitian dari seorang ilmuwan yang. mengklaim tahu bahasa ayam.
Pakai AI, Ilmuwan Jepang Ini Mengaku Bisa Pahami Bahasa Ayam
Teknologi Artificial Intelligence (AI) diakui ilmuwan Jepang sangat membantu dalam melakukan riset. Terutama riset untuk bisa memahami arti beragam suara ayam.
Para peneliti mengklaim dengan menggunakan teknologi ini untuk menganalisis vokalisasi ayam.
Mereka dapat menguraikan enam keadaan emosi yang berbeda termasuk rasa lapar, takut, marah, rasa puas, gembira, dan kesusahan dengan akurasi 80 persen.
Penelitian ini dipelopori oleh profesor Universitas Tokyo Adrian David Cheok, yang lebih dikenal dengan penelitian robot seks.
-
Apa yang diterjemahkan dengan bantuan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Bagaimana AI membantu memahami aksara paku? Program kecerdasan buatan baru ini dapat membantu mengisi celah dengan memungkinkan para penerjemah bekerja lebih efisien.'Sampai saat ini, sulit untuk mengakses konten banyak lempengan berhuruf paku sekaligus, Anda perlu tahu persis apa yang Anda cari dan di mana,' kata penulis senior studi Hubert Mara, profesor asisten di Universitas Martin Luther Halle-Wittenburg di Jerman.
-
Siapa yang melatih AI untuk memahami aksara paku? Para akademisi Jerman melatih kecerdasan buatan pada dua bahasa paku, Sumeria dan Akkadia.
-
Apa yang bisa dilakukan AI pada kata-kata? AI dapat digunakan untuk membuat konten dengan kata-kata, seperti artikel, puisi, dan cerita.
-
Bagaimana AI ini membaca pikiran? Alat ini nantinya bekerja dengan cara menggunakan sebuah topi yang akan merekam aktivitas listrik di otak melalui kulit kepala penggunanya, atau yang disebut dengan electroencephalogram (EEG). Mengutip Techxplore, Jumat, (15/12), gelombang EEG ini nantinya akan menangkap karakteristik dan pola tertentu dari otak manusia. Sehingga model AI yang disebut DeWave ini akan menerjemahkan EEG menjadi kata dan kalimat dari hasil mempelajari data EEG yang terekam.
-
Bagaimana konten AI membantu kita memahami kata-kata? Konten AI, seperti model bahasa besar (LLM), dapat membantu kita memahami kata-kata dengan berbagai cara, seperti menganalisis penggunaan kata dalam teks, mendeteksi makna tersirat, dan menghasilkan teks baru dengan gaya bahasa yang serupa.
Mengutip laporan NYPost, Senin (25/9), studi pembuktian konsep, yang diterbitkan di Research Square, merinci temuan tim.
Studi ini belum ditinjau secara lebih jauh tetapi makalahnya telah diserahkan ke Nature Scientific Reports.
Foto: Pixabay/munzelminka
“Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,”
Profesor Universitas Tokyo, Adrian David Cheok.
Cheok melanjutkan, metodologi yang digunakan diklaim memakai teknik AI yang lebih canggih. Mereka menyebutnya sebagai Deep Emotional Analysis Learning (DEAL). DEAL adalah sebuah pendekatan yang sangat matematis dan inovatif yang memungkinkan pemahaman berbeda tentang keadaan emosional melalui data pendengaran.
“Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,”
Profesor Universitas Tokyo, Adrian David Cheok.
Cheok berkolaborasi dengan tim yang terdiri dari delapan psikolog hewan dan ahli bedah hewan yang menawarkan wawasan mereka tentang keadaan emosional ayam.
Foto: mixedrealitylab.org
Mereka kemudian mengunggah 100 jam suara ayam baru ke AI dan teknologi tersebut mampu menunjukkan dengan tepat keadaan emosi ayam di sebagian besar waktu.
“Penelitian ini tidak hanya membuka jalan baru untuk memahami dan meningkatkan kesejahteraan hewan, tetapi juga menjadi preseden untuk penelitian lebih lanjut dalam komunikasi antarspesies yang digerakkan oleh AI,” kata tim tersebut.
Para ilmuwan mengatakan bahwa ayam adalah “hewan yang sangat sosial” dan Cheok serta timnya berencana membuat aplikasi gratis sehingga peternak dapat menggunakan teknologi tersebut untuk berkomunikasi dengan ayam mereka.
Foto: Pixabay/hansbenn