Steve Jobs Pernah Telepon Warren Buffet Minta Saran tapi Tak Dilakukan
Salah satu yang dibicarakan adalah soal investasi.
Sebuah percakapan yang terjadi satu dekade lalu antara pendiri Apple, Steve Jobs, dan investor legendaris, Warren Buffett, kembali mencuat setelah laporan pendapatan kuartal ketiga Apple yang mengesankan baru-baru ini.
Dikutip dari Times of India, Rabu (14/8), dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada 2012, Buffett mengisahkan sebuah panggilan telepon dari Jobs yang meminta saran tentang bagaimana mengelola cadangan kas Apple yang semakin besar.
-
Kenapa Warren Buffet tak jadi orang terkaya? Melansir Forbes, pada tahun 2006 Buffet mengambil langkah ekstrem dengan berjanji untuk menyumbangkan hampir seluruh kekayaannya yang sangat besar Berkshire Hathaway senilai lebih dari USD55 miliar atau sekitar Rp893 triliun untuk kegiatan amal.
-
Apa yang terjadi pada Steve Jobs? Steve Jobs, pendiri dan mantan CEO Apple, meninggal dunia pada 5 Oktober 2011.
-
Siapa Steve Jobs? Steve Jobs, pendiri dan mantan CEO Apple, meninggal dunia pada 5 Oktober 2011.
-
Kenapa Warren Buffet tidak mau investasi Bitcoin? Meskipun koin kripto terbesar di dunia ini jelas telah menjadi arus utama, ada satu investor terkemuka yang tetap kritis terhadap peluang ini: Warren Buffett,' tulis Yahoo Finance, dikutip Senin (4/10).Pada rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway tahun lalu, Buffett mengatakan bahwa meskipun dia tidak tahu apakah bitcoin akan naik atau turun di masa depan, dia cukup yakin bahwa 'itu tidak menghasilkan apa-apa.' Dan itulah mengapa dirinya tidak memiliki aset tersebut.
-
Apa yang Warren Buffet sumbangkan? Pada tahun 2010, Buffett mendirikan The Giving Pledge bersama keluarga Gates untuk mendorong miliarder lain menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk tujuan amal juga.
-
Mengapa Steve Jobs mengkritik Microsoft? 'Satu-satunya masalah dengan Microsoft adalah mereka tidak punya selera. Mereka tidak memikirkan ide-ide orisinal dan tidak membawa banyak budaya ke dalam produk mereka,' kata Jobs saat wawancara dengan Bob Cringely, jurnalis teknologi pada sekitar tahun 1995.
"Itu adalah percakapan yang menarik karena saya sudah lama tidak berbicara dengannya," kata Buffett.
"Dia berkata, 'Kami punya banyak uang tunai. Apa yang harus kami lakukan dengan itu?' Jadi kami membahas opsinya,” tambah dia.
Sang investor saham itu menjelaskan beberapa opsi umum untuk uang kas perusahaan: pembelian kembali saham, dividen, akuisisi, atau menyimpannya.
"Saya menjelaskan logika dari setiap pilihan. Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk melakukan akuisisi besar yang membutuhkan banyak uang," katanya.
Ketika Buffett menyarankan pembelian kembali saham jika Apple menganggap sahamnya undervalued, Jobs menjawab, "Saya pikir saham saya sangat undervalued." Namun, meskipun demikian, Jobs akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti saran Buffett.
"Dia tidak melakukan apa-apa, dan tentu saja, dia tidak ingin melakukan apa-apa. Dia hanya suka memiliki uang tunai," kata Buffett sambil tertawa.
"Itu sangat menarik bagi saya karena saya kemudian mengetahui bahwa dia mengatakan saya setuju dengannya untuk tidak melakukan apa-apa dengan uang tunai itu."
Tampaknya, Apple masih mempertahankan kebiasaan menyimpan cadangan kas yang besar. Menurut laporan pendapatan perusahaan, kas Apple pada kuartal yang berakhir 31 Maret 2024 mencapai USD67,150 miliar, meningkat 20,19% dari tahun ke tahun.
Keputusan Steve Jobs untuk tidak mengutak-atik cadangan kas ini menunjukkan bagaimana Apple terus menjaga likuiditas yang kuat, sebuah strategi yang tampaknya tetap menjadi prioritas perusahaan hingga saat ini.