Bacaan Niat Sholat Idul Adha untuk Ibadah Semakin Khusyuk dan Sesuai Sunnah
Pelajari niat dan tata cara sholat Idul Adha agar ibadah Anda semakin khusyuk dan sesuai sunnah.

Salat Idul Adha adalah ibadah yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dan menjadi tradisi tahunan bagi umat Islam. Ibadah ini merupakan salah satu momen yang paling meriah dan khusyuk setelah menyelesaikan puasa Arafah serta takbir. Selain itu, sholat ini juga menandai dimulainya proses penyembelihan hewan kurban.
Namun, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami tata cara dan niat yang benar dalam melaksanakan salat Idul Adha. Mengingat pelaksanaannya hanya setahun sekali, tidak jarang umat Islam merasa ragu atau lupa saat melakukannya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui niat dan tata cara yang tepat agar sholat ini sah dan memperoleh nilai ibadah yang sempurna.
Salat Idul Adha hukumnya adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan meskipun bukan wajib. Oleh karena itu, meski tidak fardhu, pelaksanaannya tetap harus mengikuti kaidah-kaidah syariat. Lantas, bagaimana niat dan tata cara yang benar menurut ajaran Islam?
Niat: Syarat Awal Sahnya Sholat
Salat Idul Adha dimulai dengan niat yang wajib ada di awal ibadah. Niat ini tidak hanya dibaca di dalam hati, namun disunnahkan untuk dilafalkan secara lisan agar lebih mantap. Lafal niatnya berbeda tergantung pada posisi kita sebagai imam atau makmum.
Berikut lafal niatnya:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”
Niat menjadi fondasi penting karena tanpa niat, ibadah tidak sah secara hukum syar’i. Bahkan Imam Syafi’i dalam kitabnya menekankan bahwa semua amal harus diawali dengan niat. Karenanya, memastikan niat benar sebelum takbiratul ihram adalah bagian yang tidak boleh dilewatkan.
Rakaat Pertama: Takbir Tujuh Kali dan Surah Al-A’la

Setelah melaksanakan niat dan takbiratul ihram, rakaat pertama dimulai. Pada rakaat ini, terdapat tambahan takbir sebanyak tujuh kali yang membedakannya dari sholat fardhu yang biasa.
Di antara takbir-takbir tersebut, disarankan untuk membaca dzikir. Ada dua pilihan bacaan yang dapat digunakan:
“Allahu akbar kabîran, walhamdulillâhi katsîran, wasubhânallâhi bukratan wa ashîlâ.”
Atau,
“Subhânallâh, walhamdulillâh, wa lâ ilâha illallâh, wallâhu akbar.”
Setelah itu dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah, kemudian dianjurkan membaca Surah Al-A’la. Setelah itu ruku’, sujud, dan dilanjutkan hingga berdiri lagi untuk rakaat kedua sebagaimana sholat biasa.
Rakaat Kedua: Lima Takbir dan Surah Al-Ghasyiyah
Pada rakaat kedua, dilakukan takbir sebanyak lima kali setelah posisi berdiri dari sujud. Sama seperti pada rakaat pertama, takbir ini diiringi dengan bacaan dzikir atau tasbih, yang menunjukkan kekhusyukan dalam ibadah dan pujian kepada Allah.
Setelah melaksanakan takbir, sholat diteruskan dengan membaca Surah Al-Fatihah, dan sangat dianjurkan untuk melanjutkan dengan Surah Al-Ghasyiyah. Meskipun bacaan ini bersifat sunnah, namun sangat disarankan untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.
Selanjutnya, pelaksanaan sholat dilanjutkan dengan ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan diakhiri dengan salam, seperti halnya sholat pada umumnya. Pada tahap ini, pelaksanaan sholat Idul Adha telah dilaksanakan dengan sempurna dari segi teknis.
Khutbah Setelah Sholat: Wajib Didengarkan

Berbeda dengan khutbah yang disampaikan pada hari Jumat sebelum pelaksanaan sholat, khutbah pada perayaan Idul Adha dilakukan setelah sholat. Meskipun khutbah ini tidak mempengaruhi sah atau tidaknya sholat, sangat dianjurkan bagi para jamaah untuk mendengarkan hingga selesai.
Setelah selesai memberikan salam, jamaah sebaiknya tidak terburu-buru untuk pulang, melainkan sebaiknya mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga tuntas. Hal ini dikarenakan khutbah tersebut mengandung pesan-pesan penting mengenai makna kurban, keikhlasan, serta kepedulian sosial.
Khutbah Idul Adha biasanya terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh duduk sejenak, mirip dengan struktur khutbah pada hari Jumat. Isi dari khutbah ini sangat berkaitan dengan semangat pengorbanan, pentingnya bertakwa, dan anjuran untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.
Sunnah Tambahan: Takbir dan Waktu Pelaksanaan
Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan saat merayakan Idul Adha adalah memperbanyak takbir. Takbir ini tidak hanya dilaksanakan sebelum sholat, tetapi juga harus diteruskan hingga akhir hari tasyrik, yaitu pada tanggal 13 Dzulhijjah. Setiap kali selesai melaksanakan sholat fardhu, umat Islam disarankan untuk mengumandangkan takbir.
Pelaksanaan sholat Idul Adha juga lebih utama dilakukan di awal waktu. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menyembelih hewan kurban setelahnya. Jadi selain dari sisi spiritual, aspek teknis juga diperhatikan oleh syariat.
Oleh karena itu, masjid-masjid dan lapangan terbuka biasanya sudah bersiap sejak pagi-pagi sekali. Semua ini adalah bentuk penghormatan terhadap ibadah yang sangat istimewa dalam Islam.
People Also Ask
1. Apakah salat Idul Adha wajib dilakukan?
Tidak, salat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, tetapi tidak wajib.
2. Apa saja yang harus dilakukan sebelum salat Idul Adha?
Sebelum salat, dianjurkan untuk mandi, memakai pakaian terbaik, dan tidak makan sebelum sholat.
3. Berapa rakaat salat Idul Adha?
Salat Idul Adha terdiri dari dua rakaat dengan tambahan takbir pada setiap rakaat.
4. Apakah bisa melaksanakan salat Idul Adha sendiri?
Ya, jika tidak bisa hadir berjemaah, salat Idul Adha tetap bisa dilakukan sendiri di rumah selama masih dalam waktu yang diperbolehkan.