Ciri-Ciri Orang Rajin Sholat dan Puasa tapi Malah Masuk Neraka
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan meskipun seseorang rutin melaksanakan sholat dan puasa, ada kemungkinan orang tersebut tetap masuk neraka.

Setiap Muslim diwajibkan untuk melaksanakan sholat lima waktu setiap hari. Jika seseorang meninggalkan sholat tanpa alasan syar'i, maka ia akan mendapatkan dosa. Sholat fardhu yang terlewat harus diqadha, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu. Selain itu, disarankan juga untuk melaksanakan sholat sunnah, yang masing-masing memiliki keutamaan tersendiri. Namun, yang lebih penting dari semua itu adalah tujuan utama ibadah tersebut, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain sholat, umat Islam juga diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa yang wajib dilakukan adalah puasa di bulan Ramadhan dan puasa nazar. Di luar itu, ada puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Tarwiyah, dan Arafah. Kewajiban untuk melaksanakan sholat dan puasa tidak bisa diabaikan. Namun, penting untuk dicatat bahwa hanya dengan rajin menjalankan kedua ibadah tersebut tidak menjamin seseorang terhindar dari ancaman neraka.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), menjelaskan ada ciri-ciri orang yang rajin sholat dan puasa tetapi tetap bisa masuk neraka. Untuk lebih memahami hal ini, simak penjelasan beliau yang mendalam mengenai masalah tersebut.
Ciri-ciri Orang yang Ahli Sholat dan Puasa tapi Terancam Masuk Neraka

UAH menjelaskan bahwa orang yang rajin beribadah namun terancam masuk neraka telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya. Mereka adalah kaum muslim yang aktif dalam ibadah tetapi masih memiliki kebiasaan mencela. Fenomena ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
"Pernah di zaman nabi ada seorang perempuan yang rajin sholat dan puasa, namun tetangganya mengadukannya kepada nabi. Kata nabi, jika dia tidak bertobat, dia akan masuk neraka karena kebiasaan mencelanya," ungkap UAH seperti yang dikutip dari YouTube Ceramah Pendek, Rabu (19/3/2025).
Hadis yang menguraikan tentang ahli ibadah yang berisiko masuk neraka diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah RA. Berikut ini adalah redaksi hadis tersebut yang diambil dari NU Online.
: : : : :
Artinya: Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, ia berkata, Dikatakan pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah (seorang wanita) rajin mendirikan shalat malam, gemar puasa di siang hari, mengerjakan (kebaikan) dan bersedekah, tapi sering menyakiti tetangganya dengan lisannya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka." Mereka (para sahabat) berkata (lagi), "Fulanah (lainnya hanya) mengerjakan shalat wajib, dan bersedekah dengan beberapa potong keju, tapi tidak (pernah) menyakiti seorang pun." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Dia adalah penghuni surga." (Imam al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Beirut: Darul Basya'ir al-Islamiyyah, 1989, h. 54-55).
Ahli Ibadah Akan Kehilangan Amalannya di Hari Kiamat

Selain memperingatkan tentang ahli ibadah yang terancam masuk neraka, UAH juga menjelaskan tentang mereka yang mengalami kebangkrutan di hari kiamat. Hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. UAH menekankan bahwa orang-orang yang disebut sebagai ahli ibadah yang bangkrut di hari kiamat adalah mereka yang giat melaksanakan sholat, puasa, dan bersedekah, tetapi di sisi lain juga mengambil hak orang lain, mencela, dan senang berkonflik. Pada hari kiamat, pahala dari amal ibadah mereka akan diberikan kepada orang-orang yang telah mereka zalimi, sehingga mereka akan mengalami kebangkrutan dalam hal pahala.
Adapun redaksi lengkap hadis yang menjelaskan tentang orang yang bangkrut di hari kiamat adalah sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah bersabda: "Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?". Sahabat menjawab: "Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda". Sabda Nabi: "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku datang di hari kiamat membawa salat, puasa dan zakat. Dia datang pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka." (HR. Muslim). Wallahu a'lam.