Hidup Miskin Di Pedalaman Desa, Keluarga Neng Resti Begitu Bahagia Makan Mi Instan yang Disebut Makanan Mewah
Potret kehidupan masyarakat di desa pedalaman di Cianjur, Jawa Barat.
Potret kehidupan masyarakat di desa pedalaman di Cianjur, Jawa Barat.
Hidup Miskin Di Pedalaman Desa, Keluarga Neng Resti Begitu Bahagia Makan Mi Instan yang Disebut Makanan Mewah
Kabupaten Cianjur menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial, ribuan warga miskin hidup tersebar di 354 desa dan 32 kecamatan.
Hal ini juga seperti yang dialami oleh keluarga seorang gadis bernama Resty.
Bersama kakek dan neneknya, dia hidup sederhana di rumah kayu di Kampung Pasir Eurih, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Simak ulasan selengkapnya:
Potret Kehidupan di Pedalaman Cianjur
Melansir dari unggahan di kanal Youtube MANGAPEP VLOG, membagikan video merekam potret kehidupan satu keluarga di pedalaman desa.
Dalam video, disebutkan jika gadis bernama Resty itu tinggal di rumah sederhana di tengah hutan bersama kakek dan neneknya.
Kehidupan keluarga kecil itu bisa dibilang jauh dari kata layak. Bahkan, mereka sampai menganggap mi instan sebagai salah satu makanan mewah.
"Katanya sudah lama tidak makan mi. Makan mi satu mangkok berdua. Karena memang di kampung itu sekedar mi instan saja sudah menjadi makanan yang mewah," kata perekam video.
Potret dapur sederhana di rumah keluarga Resty. Untuk keperluan memasak, mereka bahkan masih menggunakan tungku tradisional lantaran tak memiliki kompor.
Berikan Bantuan
Perekam video datang menemui keluarga Resty untuk memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai sebesar Rp600 ribu.
"Selain sembako Hamba Allah dari Singapur menitipkan amanah kepada saya berupa uang tunai juga sebesar Rp600 ribu," kata perekam video.
Saat menerima bantuan uang tunai, kakek Resty terlihat sangat senang.
Matanya tampak berkaca-kaca sambil memegang tumpukkan uang pecahan Rp50 ribu.
Resty dan kakek neneknya hidup serba sederhana di rumah kayu di pedalaman desa.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan penghasilan sang nenek yang bekerja di kandang ayam.