Jangan Abaikan! Ini 12 Tanda Gula Darah Tinggi pada Wanita yang Perlu Diperhatikan
Berikut tanda gula darah tinggi pada wanita yang jangan diabaikan.

Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai. Terutama bagi wanita. Gula darah tinggi atau yang dikenal dengan istilah hiperglikemia sendiri adalah kondisi di mana kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal.
Pada orang dewasa yang sehat, kadar gula darah puasa yang normal berkisar antara 70-99 mg/dL. Sementara itu, kadar gula darah 2 jam setelah makan sebaiknya tidak melebihi 140 mg/dL.
Hiperglikemia terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif atau ketika produksi insulin tidak mencukupi. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dengan membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari aliran darah.
Gula darah tinggi yang berlangsung lama dan tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius. Termasuk kerusakan pembuluh darah, saraf, dan organ-organ vital seperti jantung, ginjal, dan mata. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda gula darah tinggi sejak dini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengelolanya.
Apa saja tanda gula darah tinggi pada wanita yang jangan diabaikan? Melansir dari berbagai sumber, Senin (17/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Gula Darah Tinggi pada Wanita
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan gula darah tinggi pada wanita. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama:
- Resistensi insulin: Kondisi ini terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin dengan baik, sehingga glukosa sulit masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam aliran darah.
- Kekurangan produksi insulin: Pankreas mungkin tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur kadar gula darah dengan efektif.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gula darah tinggi.
- Gaya hidup tidak sehat: Pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas dapat berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah.
- Stres: Kondisi stres dapat memicu pelepasan hormon yang meningkatkan kadar gula darah.
- Kehamilan: Beberapa wanita dapat mengalami diabetes gestasional selama kehamilan, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
- Gangguan hormonal: Perubahan hormon selama siklus menstruasi, menopause, atau kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat mempengaruhi sensitivitas insulin dan kadar gula darah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar gula darah sebagai efek samping.
- Penyakit atau infeksi: Kondisi medis tertentu atau infeksi dapat menyebabkan peningkatan sementara kadar gula darah.
- Kurang tidur: Kekurangan tidur dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan sensitivitas insulin, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kadar gula darah.
Gejala Gula Darah Tinggi pada Wanita
Mengenali gejala gula darah tinggi pada wanita sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai:
- Sering buang air kecil: Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari, dapat menjadi tanda awal gula darah tinggi. Hal ini terjadi karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urine.
- Rasa haus berlebihan: Akibat sering buang air kecil, tubuh kehilangan banyak cairan. Ini menyebabkan rasa haus yang intens dan sulit terpuaskan meskipun sudah minum banyak air.
- Kelelahan yang tidak biasa: Meskipun kadar gula dalam darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakannya secara efektif sebagai sumber energi. Akibatnya, wanita dengan gula darah tinggi sering merasa lelah dan lesu.
- Penglihatan kabur: Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi cairan di dalam lensa mata, menyebabkan perubahan bentuk lensa dan mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
- Penurunan berat badan tanpa sebab: Meskipun terdengar kontradiktif, gula darah tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan. Ini terjadi karena tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi ketika tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif.
- Luka yang sulit sembuh: Kadar gula darah tinggi dapat mengganggu sirkulasi darah dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat proses penyembuhan luka.
- Infeksi jamur berulang: Wanita dengan gula darah tinggi lebih rentan terhadap infeksi jamur, terutama di area genital. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam urine yang menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur.
- Perubahan mood: Fluktuasi kadar gula darah dapat mempengaruhi suasana hati, menyebabkan iritabilitas, kecemasan, atau depresi.
- Kesemutan atau mati rasa: Gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan saraf, mengakibatkan sensasi kesemutan atau mati rasa, terutama di tangan dan kaki.
- Gusi bengkak atau berdarah: Peningkatan kadar gula darah dapat meningkatkan risiko infeksi gusi dan masalah gigi.
- Kulit kering dan gatal: Dehidrasi akibat sering buang air kecil dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal.
- Perubahan siklus menstruasi: Gula darah tinggi dapat mempengaruhi keseimbangan hormon, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perubahan dalam siklus menstruasi.
Komplikasi Gula Darah Tinggi pada Wanita
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada wanita. Berikut ini adalah beberapa komplikasi utama yang perlu diwaspadai:
1. Penyakit Kardiovaskular:
- Meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
- Dapat menyebabkan aterosklerosis (penebalan dan pengerasan pembuluh darah).
- Meningkatkan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi).
2. Nefropati Diabetik:
- Kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
- Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
3. Retinopati Diabetik:
- Kerusakan pembuluh darah di retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
- Meningkatkan risiko katarak dan glaukoma.
4. Neuropati Diabetik:
- Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri, terutama di kaki dan tangan.
- Dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kandung kemih, dan fungsi seksual.
5. Komplikasi Kehamilan:
- Meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur.
- Dapat menyebabkan makrosomia (bayi terlalu besar).
- Meningkatkan risiko preeklamsia dan eklampsia.
6. Gangguan Kesehatan Mental:
- Meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
- Dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan meningkatkan risiko demensia.
7. Masalah Kulit:
- Meningkatkan risiko infeksi kulit dan jamur.
- Dapat menyebabkan penyembuhan luka yang lambat.
8. Gangguan Fungsi Seksual:
- Dapat menyebabkan penurunan libido dan ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
- Meningkatkan risiko infeksi jamur vagina.
9. Komplikasi Kaki Diabetik:
- Kombinasi neuropati dan gangguan sirkulasi dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh dan meningkatkan risiko amputasi.
10. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh:
- Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
- Dapat memperlambat proses penyembuhan.
11. Komplikasi Periodontal:
- Meningkatkan risiko penyakit gusi dan kehilangan gigi.
12. Gangguan Tidur:
- Dapat menyebabkan sleep apnea dan insomnia.