Tagar 'Indonesia Gelap' Ramai Digaungkan, Ini Sejumlah Kebijakan Pemerintah yang Dinilai Rugikan Rakyat
Tagar "Indonesia Gelap" trending di media sosial sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Tagar "Indonesia Gelap" mendadak menjadi trending topik di berbagai platform media sosial sejak 16 Februari 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes besar-besaran dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan berbagai elemen masyarakat sipil.
Slogan ini digaungkan untuk memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dianggap tidak pro-rakyat. Mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia turun ke jalan, menyuarakan keresahan dan tuntutan mereka akan perubahan yang signifikan.
Aksi demonstrasi yang dilakukan BEM SI dan koalisi masyarakat sipil ini dipicu oleh sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. Demonstrasi tersebut menuntut berbagai hal, mulai dari pendidikan gratis hingga revisi Undang-Undang Minerba.
Arti Tagar #IndonesiaGelap
Tagar #IndonesiaGelap menjadi perbincangan hangat di media sosial, sebagaimana diungkapkan oleh Instagram @bem_si. Tagar ini berfungsi sebagai ajakan untuk mengungkapkan suara masyarakat yang merasakan dampak negatif dari berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Dalam postingan di akun Aliansi BEM Seluruh Indonesia, dijelaskan bahwa tanda pagar ini melambangkan perlawanan dari mahasiswa dan aktivis sosial.
"Bersama surat ini kami ingin menyerukan rapatkan barisan dan menyampaikan Kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengenai situasi bangsa kita hari ini makin gelap kebijakannya yang hari demi hari makin mencengkamkan dan menyengsengasarakan rakyat, " tulis unggahan di Instagram Aliansi BEM Seluruh Indonesia.

Warna hitam yang dipilih sebagai latar belakang tagar "Indonesia Gelap", berbeda dengan tagar protes sebelumnya yang menggunakan warna biru bertuliskan 'Peringatan Darurat'.
Penggunaan warna ini disebut menunjukkan eskalasi permasalahan yang lebih serius dan tingkat keparahan yang dirasakan masyarakat. Media sosial, khususnya platform X (sebelumnya Twitter), dibanjiri cuitan terkait tagar ini.
Akun-akun terverifikasi turut berkomentar, menunjukkan meluasnya dampak protes ini dan tingkat keprihatinan masyarakat. Sentimen negatif yang meluas ini mencerminkan rasa frustrasi dan kekecewaan publik terhadap pemerintah yang membuat massa akhirnya turun ke jalan.
Tuntutan Aksi Indonesia Gelap
Demonstrasi "Indonesia Gelap" menyuarakan berbagai tuntutan spesifik yang menyoroti permasalahan krusial yang dihadapi bangsa. Salah satu tuntutan paling utama adalah pencabutan instruksi presiden yang berkaitan dengan pemangkasan anggaran yang tidak menguntungkan masyarakat.
Di samping itu, mereka mendesak Prabowo untuk membatalkan kebijakan RUU Minerba yang mengizinkan perguruan tinggi mengelola tambang. Para pengunjuk rasa juga meminta agar pemerintah segera mencairkan tunjangan kinerja untuk tenaga pendidik, baik guru maupun dosen.
Mereka menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis agar tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, serta mendorong terciptanya kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat.

"Di mata negara kesatuan republik Indonesia, UUD 45 dan Pancasila harus di implementasikan dengan sebenar-benarnya kepada rakyat Indonesia," tambah keterangan di Instagram..
Aksi demonstrasi berlangsung di berbagai kota, dengan aksi puncak direncanakan di Jakarta pada 20 Februari 2025. Meskipun ada beberapa insiden kecil, secara umum demonstrasi berjalan tertib.
Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara telah menanggapi aksi ini, menyatakan bahwa penyampaian pendapat merupakan hak warga negara. Namun, pemerintah juga membantah dampak negatif kebijakan efisiensi terhadap sektor pendidikan.
Peringatan Darurat: Garuda Hitam dan Singkatan PENTOL
Selain tagar "Indonesia Gelap", sebelumnya tagar "Peringatan Darurat" juga sempat viral diperbincangkan. Aksi protes yang ditandai dengan simbol Garuda berlatar hitam. Sebelumnya, tagar serupa dengan latar biru pernah muncul pada Agustus 2024, terkait protes terhadap RUU Pilkada.
Perbedaan warna menunjukkan perbedaan masalah dan tingkat keparahan. Gerakan ini juga menggunakan singkatan "PENTOL" untuk merangkum enam tuntutan utama, mencakup berbagai isu sosial dan ekonomi.
Tuntutan dalam PENTOL mencakup reformasi kepolisian, permasalahan subsidi energi, dan kesejahteraan tenaga pendidik. Gerakan ini mendapat dukungan luas di media sosial, dengan cuitan yang menjelaskan PENTOL mendapatkan ribuan tanda suka dan retweet.
Dukungan datang dari berbagai kalangan, termasuk tokoh publik dan akademisi. Gerakan ini telah berevolusi menjadi diskusi publik yang lebih substantif, dengan masyarakat membahas solusi konkret untuk setiap permasalahan.
Pemerintah meskipun belum memberikan tanggapan resmi, menunjukkan perhatian terhadap isu-isu yang diangkat. Munculnya inisiatif masyarakat untuk mengawal tuntutan PENTOL juga menunjukkan dampak gerakan ini.
Aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" dan tagar "Peringatan Darurat" dengan simbol Garuda hitam menunjukkan tingkat keprihatinan dan kemarahan publik yang tinggi terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Munculnya tagar-tagar ini menjadi cerminan pentingnya peran media sosial sebagai alat kontrol sosial.