Orang Dekat Prabowo Ingatkan Para Pejabat Jangan Remehkan Tagar 'Kabur Aja Dulu'
Tagar tersebut bisa diartikan sebagai bentuk ketidakpuasan dari kalangan masyarakat bawah.

Fenomena tagar "Kabur Aja Dulu" (#KaburAjaDulu) yang tengah viral di media sosial, khususnya di platform X, mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk pejabat pemerintah. Tanda pagar tersebut, yang banyak digunakan oleh masyarakat, mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.
Bambang Brodjonegoro, Penasihat Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional menilai tagar tersebut bisa diartikan sebagai bentuk ketidakpuasan dari kalangan masyarakat bawah terhadap berbagai masalah yang ada.
"Barangkali hashtag yang anda tadi katakan, Kabur Aja Dulu refleksi mungkin rasa frustrasi atau ketidakpuasan masyarakat di grassroot (lapisan bawah) secara general terhadap kondisi itu," tegas Bambang dalam acara Kumparan The Economic Insight 2024 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2).
Ketidakpuasan yang Terasa di Lapisan Bawah Masyarakat
Bambang menyatakan bahwa tagar "Kabur Aja Dulu" mungkin adalah gambaran dari perasaan frustrasi masyarakat di lapisan bawah yang merasa kesulitan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan pengalamannya dengan seorang pengusaha yang merasa kesulitan untuk membuka usaha di Indonesia. Bahkan, ia mengungkapkan, pengusaha tersebut mengalami kendala sejak tahap awal, seperti kesulitan dalam mengurus izin usaha, menentukan lokasi usaha, hingga masalah terkait dengan analisis dampak lingkungan (amdal).
“Dia bilang saya tuh ingin buka usaha, tapi kok kayaknya sulit banget gitu untuk sekedar membuka usaha yang tidak komplikatif," ujar Bambang.
Hal ini menunjukkan bahwa birokrasi yang rumit dan proses perizinan yang tidak efisien menjadi hambatan bagi mereka yang ingin berusaha dan berkembang. Bambang pun menegaskan pentingnya kemudahan dalam memfasilitasi kegiatan usaha dan investasi di Indonesia.
Mengatasi Frustrasi dengan Tindakan Nyata
Bambang juga mengimbau kepada kementerian dan lembaga terkait agar lebih responsif terhadap keresahan masyarakat, yang belakangan ini semakin nyata lewat gerakan di media sosial. Ia menekankan, penting bagi pemerintah untuk menciptakan solusi nyata yang dapat meredakan ketidakpuasan masyarakat agar mereka tidak merasa tertekan oleh situasi yang ada.
"Ini supaya impresi dari masyarakat secara umum terhadap Pak Prabowo sekarang itu berangsur menjadi lebih baik, karena jangan sampai orang kemudian frustrasi karena perilaku di tataran bawah tadi," tambah Bambang.
Fenomena #KaburAjaDulu: Flight Response Masyarakat
Psikolog Klinis, Fifi Pramudika, menjelaskan lebih lanjut mengenai fenomena viralnya tagar "Kabur Aja Dulu". Ia menyebutkan bahwa gerakan ini bukan sekadar tren media sosial, melainkan juga mencerminkan mekanisme psikologis individu yang menghadapi tekanan sosial dan ekonomi yang berat.
Dalam psikologi, fenomena ini dikenal dengan istilah **flight response**, yang menggambarkan reaksi seseorang ketika merasa kondisi dalam negeri sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperbaiki. Dalam situasi seperti ini, banyak yang merasa bahwa pilihan terbaik adalah untuk "kabur", atau mencari peluang di luar negeri.
Namun, Fifi menegaskan bahwa flight response ini bukan sekadar pelarian tanpa tujuan. Banyak individu yang melihat peluang di luar negeri sebagai langkah adaptasi yang rasional, terutama jika dilakukan dengan perencanaan yang matang. Pindah ke luar negeri, menurut Fifi, bisa membuka banyak peluang baru dalam hal pekerjaan, pendidikan, bahkan kehidupan yang lebih baik.
Mencari Solusi untuk Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat
Tagar #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan yang semakin meluas di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Rasa frustasi ini menjadi sinyal bagi pemerintah untuk lebih serius dalam mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi negara, mulai dari kesulitan membuka usaha, hingga ketidakpastian dalam lapangan pekerjaan dan kondisi ekonomi yang dirasa sulit.
Sebagai negara dengan potensi besar, Indonesia memiliki banyak peluang untuk memperbaiki kondisi ini melalui kebijakan yang lebih ramah terhadap dunia usaha dan masyarakat, serta menciptakan iklim ekonomi yang lebih kondusif. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia akan semakin nyata.
Fenomena tagar #KaburAjaDulu bisa menjadi refleksi penting bagi kita semua untuk terus mendorong perubahan yang lebih baik. Sebagai negara yang berkembang, Indonesia membutuhkan upaya bersama untuk mengatasi tantangan ini, agar masa depan yang lebih cerah dapat tercipta bagi setiap lapisan masyarakat.