Tren #KaburAjaDulu: Kenapa Anak Muda Ingin Pergi dari Indonesia?
Banyak individu merasa masa depan mereka di Indonesia tidak jelas, sehingga mereka terdorong untuk mencari peluang di luar negeri.

Tagar #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan anak muda Indonesia. Ungkapan ini mencerminkan keresahan mereka terhadap kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan di Tanah Air.
Munculnya tagar ini adalah bentuk ungkapan kekecewaan terhadap keadaan ekonomi dan politik yang ada. Banyak individu merasa masa depan mereka di Indonesia tidak jelas, sehingga mereka terdorong untuk mencari peluang di luar negeri.
Banyak yang merasa bahwa mencari peluang di luar negeri lebih menjanjikan dibandingkan tetap bertahan di Indonesia.
Tapi, apa sebenarnya alasan di balik tren ini?
Gaji UMR vs Gaji di Luar Negeri, Kesenjangan yang Terlalu Jauh
Salah satu faktor utama yang mendorong anak muda untuk "kabur" adalah ketimpangan gaji. Banyak perbincangan di media sosial X (sebelumnya Twitter) yang menyoroti rendahnya gaji di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai gambaran, berikut adalah UMR tertinggi di Indonesia pada tahun 2025:
• Kota Bekasi: Rp5.690.725
• Kabupaten Karawang: Rp5.599.593
• Kabupaten Bekasi: Rp5.558.515
• DKI Jakarta: Rp5.397.761
Jika dibandingkan dengan gaji tenaga asing di Singapura, perbedaannya sangat mencolok. Pada 2025, pekerja asing di Singapura akan mendapatkan S$5.600 atau Rp66,9 juta (kurs Rp11.964) per bulan, naik dari S$5.000 atau Rp59,8 juta di tahun sebelumnya. Gaji ini lebih dari 10 kali lipat dibandingkan UMR tertinggi di Indonesia.
Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan di Indonesia
Tak hanya soal gaji, anak muda juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan akibat persyaratan yang dinilai tidak masuk akal. Beberapa syarat yang sering menjadi kendala antara lain:
• Batas usia maksimal 25 tahun untuk melamar pekerjaan.
• Pengalaman kerja minimal 2 tahun bagi fresh graduate.
• Proses rekrutmen yang panjang dan tidak transparan.
"Pantas muncul tagar #KaburAjaDulu, wong lamaran kerja di Konoha (Indonesia) penuh dengan persyaratan tanpa kejelasan gaji dan jam kerja. Beda dengan negara lain. Berharap dari negara? Syulit sepertinya, ya nggak sih?” tulis salah satu pengguna X, Selasa (18/2).
Seorang netizen lainnya menambahkan, “Alasan #KaburAjaDulu buatku itu stabilitas politik + kualitas hidup yang lebih baik. Gajiku di Indo nggak buruk, tapi di luar negeri kesempatan kerja lebih luas, nggak terbatas umur, gender, dan ada perlindungan untuk perempuan seperti cuti melahirkan.”
Tanggapan Pemerintah
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, memberikan tanggapan yang santai terhadap kemunculan tren tagar #KaburAjaDulu yang tengah viral di media sosial.
Tagar ini mendorong warga negara Indonesia (WNI) untuk mencari peluang kerja di luar negeri, dan Noel, panggilan akrab Immanuel, tidak menganggap hal ini sebagai isu yang serius.
"Mau pergi, ya silakan saja. Kalau memang tidak ingin kembali, juga tidak masalah, hi hi hi," tutur Noel di Jakarta pada hari Senin, 17 Februari 2025.
Dengan nada bercanda, Wamenaker menyampaikan pernyataan tersebut sambil tertawa.
Tidak Ingin Terlalu Memikirkan
Noel menegaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak akan mempermasalahkan fenomena ini. Ia berpendapat bahwa tren di media sosial, termasuk tagar #KaburAjaDulu, bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
"Tagar-tagar seperti itu tidak perlu kita pikirkan terlalu dalam," ucap Wamenaker.
Dengan sikap yang tenang, Noel menunjukkan bahwa kementeriannya lebih fokus pada solusi ketenagakerjaan yang lebih konstruktif daripada memperdebatkan fenomena yang muncul di dunia maya.