Tanggapan Anak-anak Palestina soal 5 Kader NU Temui Presiden Israel, Isinya Langsung Menusuk Hati
Berikut tanggapan anak-anak Palestina mengenai lima kader NU menemui Presiden Israel.
Tanggapan Anak-anak Palestina soal 5 Kader NU Temui Presiden Israel, Isinya Langsung Menusuk Hati
Kunjungan 5 kader NU ke Israel mendapat beragam sorotan dan polemik dari publik tanah air.
Terlebih kelima kader NU tersebut juga bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan lima kader NU tersebut dengan Presiden Israel pun sudah sampai di telinga masyarakat Palestina.
Lantas bagaimana tanggapan anak-anak Palestina? Melansir dari akun Instagram dasadlatif1212, Selasa (23/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pertemuan lima kader NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog mendapat sorotan dari anak-anak Palestina.
Kabar tersebut telah sampai di telinga masyarakat Palestina.
Hal ini diketahui dari postingan Ustadz Dasad Latif di akun Instagramnya.
Instagram dasadlatif1212
Dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, Ustadz Dasad Latif membagikan tiga foto. Foto pertama berisikan sebuah tulisan.
"Lebih baik jadi singa sehari, dari pada jadi kambing conge sepanjang masa," isi dalam tulisan tersebut.
Tidak hanya itu, Ustadz Dasad Latif juga mengunggah pidato tegas Presiden Ir. Soekarno. soal penjajahan Israel dan kemerdekaan Palestina.
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina beloem diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itoelah bangsa Indonesia berdiri menantang pendjadjahan Israel," ujar Soekarno pada tahun 1962.
Instagram dasadlatif1212
Foto terakhir inilah yang berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, foto tersebut memperlihatkan tiga anak Palestina tengah berdiri di sebuah dataran tinggi.Anak-anak Palestina itu terlihat membawa secarik kertas. Di kertas tersebut terdapat sebuah tulisan yang begitu menyayat hati.
"Kepada 5 kakak yang kunjungi Presiden Israel. Kalian telah menyakiti hati kami anak-anak Bumi Syam," isi tulisan dalam kertas.
"Gunakan akal sehat," tulis Ustadz Dasad Latif.
Tanggapan anak-anak Palestina soal lima kader NU menemui Presiden Israel ini sontak ramai menjadi perbincangan hangat. Berbagai komentar pun membanjiri unggahan tersebut.
"Kalian yang ke Israel kemarin sungguh melukai hati saya sebagai warga negara 🇮🇩, entah apapun tujuan anda. Sungguh memalukan 😢," tulis akun deden_ckusuma.
"Saat ini 2024 total korban >30ribu korban jiwa, terdpt banyak anak2, perempuan & orangtua.
The Real Genosida : Pembantaian😭
.
Lokasipun 2023 hanya di gaza skrg 2024 melebar hingga ke tepi barat. Sadisnya RS & tenda pengungsi pun dibantai🤦🏻♂️
.
Kalau ada produk pengganti produk israel = lgsg ganti. Paling byk dikonsumsi : aqua, unilever, danone, rexona, kfc, mc d, starbuck, dll.
Setuju==>❤️"tulis @ir.randu
Sebelumnya, lima kader NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Diketahui bahwa kunjungan tersebut merupakan bagian dari program Itrek, sebuah organisasi non profit dari Israel.
Menurut informasi, Itrek atau Israel Trek adalah sebuah organisasi yang berbasis di AS yang mengirimkan mahasiswa pascasarjana juga tokoh muda calon pemimpin di masa depan dari berbagai negara untuk melakukan perjalanan selama seminggu ke Israel.
Banyak spekulasi pun muncul perihal tujuan kunjungan dari para peserta yang diketahui didanai oleh organisasi Itrek tersebut.
Zainul Maarif yang menjadi peserta sekaligus dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) membeberkan misi kunjungan ke Israel saat berpidato di sana.
"Salah satu pemimpin kami adalah KH. Abdurrahman Wahid atau yang dikenal juga Gus Dur, Presiden Keempat Republik Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan Shimon Peres (PM Israel ke-8) dengan Yahudi."
"Saya adalah salah satu muslim yang menjadi peserta program ini. Semua Muslim (yang ikut) juga dari Nahdlatul Ulama. Jadi kami generasi ketiga dari Nahdlatul Ulama yang akan melanjutkan warisan dari Gus Dur, menguatkan dialog antar umat beragama hubungan dengan Yahudi, Kristen, Muslim dan semua agama di dunia," kata Zainul.
Zainul juga mengatasnamakan NU dalam membawa misi perdamaian dan pemulihan hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia.
Dirinya berharap ke depan kedua negara bisa mendapat manfaat dari kerja sama yang dijalin.
"Kedua, apa yang menjadi misi kami datang ke sini adalah bahwa kami ingin membuat hubungan yang baik antara Israel dan Indonesia untuk menormalisasi hubungan diplomatik antar kedua negara ini, sehingga kita bisa bekerja sama dan mendapatkan manfaat bersama antara kita demi umat manusia khususnya di negara tersebut," tambahnya.
Di lain sisi, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan kunjungan 5 kadernya ke Israel.
Ketua Umum PBNU menegaskan tidak akan bertanggungjawab atas tindakan kelima kadernya yang bertemu dengan Presiden Israel, Issac Herzog.
PBNU mempersilakan kepada kelima kadernya untuk tanggung jawab secara pribadi masing-masing.
Meski membawa misi perdamaian, Gus Yahya menganggap pertemuan itu tidak akan membuat citra di Indonesia akan menjadi lebih baik, justru malah sebaliknya.
Berbeda dengan Israel yang justru akan mendapatkan citra baik dengan menormalisasi hubungan dengan Indonesia.
"Justru orang-orang yang dibawa itu mengalami kerugian karena kredibilitas mereka kemudian ya menjadi tercederai," ujar Gus Yahya.
Lebih lanjut, PBNU sudah memiliki kebijakan tersendiri dalam membangun komunikasi khsususnya dalam kancah internasional.
Terlebih kelima kader NU itu bertemu dengan presiden Israel ingin menormalisasi hubungan Israel dengan Indonesia. Selain itu pertemuan mereka tidak dalam rangka membawa bendera NU.
"Kepentingan-kepentingan yang ingin melibatkan khususnya eksponen-eksponen NU perhubungan secara kelembagaan dengan otoritas yang resmi dan harus dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan juga mempertimbangkan sensitifitas-sensitifitas yang ada di sekitar yang dilakukan," jelas Gus Yahya.