Waspadai! ini Efek Serius Darah Tinggi yang Tak Terkendali
Berikut efek darah tinggi yang serius akibat kadar tidak terkendali.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah dalam pembuluh arteri berada di atas nilai normal secara konsisten. Tekanan darah diukur dalam dua angka yaitu sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi memompa darah, sedangkan diastolik menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi di antara detak.
Secara umum, tekanan darah dianggap normal jika berada di bawah 120/80 mmHg. Seseorang didiagnosis mengalami hipertensi jika tekanan darahnya secara konsisten berada di atas 130/80 mmHg.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis serius yang dapat menimbulkan berbagai efek berbahaya bagi tubuh jika tidak ditangani dengan baik.
Apa saja efek darah tinggi yang serius akibat kadar tidak terkendali? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (25/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami hipertensi hingga terdeteksi saat pemeriksaan rutin atau ketika sudah timbul komplikasi. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul pada hipertensi berat antara lain:
- Sakit kepala parah, terutama di bagian belakang kepala
- Pusing atau vertigo
- Penglihatan kabur
- Mual dan muntah
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Detak jantung tidak teratur
- Mimisan
- Wajah memerah
- Telinga berdenging
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini biasanya muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi atau telah berlangsung lama. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk deteksi dini hipertensi.
Efek Darah Tinggi pada Tubuh
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai efek berbahaya pada tubuh. Berikut ini adalah beberapa efek darah tinggi yang perlu diwaspadai:
1. Kerusakan Pembuluh Darah
Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak lapisan dalam arteri, menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Hal ini meningkatkan risiko pembentukan plak, penyempitan pembuluh darah, dan gangguan aliran darah ke berbagai organ tubuh.
2. Penyakit Jantung
Hipertensi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Akibatnya, otot jantung dapat menebal dan membesar (hipertrofi ventrikel kiri). Kondisi ini meningkatkan risiko:
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Aritmia (gangguan irama jantung)
- Penyakit jantung koroner
3. Stroke
Tekanan darah tinggi dapat merusak dan melemahkan pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke iskemik (akibat penyumbatan) maupun stroke hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah).
4. Kerusakan Ginjal
Hipertensi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah dengan efektif. Hal ini dapat menyebabkan:
- Penyakit ginjal kronis
- Gagal ginjal
- Kebutuhan dialisis atau transplantasi ginjal
5. Gangguan Penglihatan
Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata, menyebabkan:
- Retinopati hipertensif
- Neuropati optik
- Gangguan penglihatan hingga kebutaan
6. Disfungsi Seksual
Hipertensi dapat mengganggu aliran darah ke organ reproduksi, menyebabkan:
- Disfungsi ereksi pada pria
- Penurunan gairah seksual pada wanita
7. Gangguan Kognitif
Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dapat mempengaruhi fungsi otak, meningkatkan risiko:
- Penurunan fungsi kognitif
- Demensia vaskular
- Penyakit Alzheimer
8. Aneurisma
Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan membengkak, membentuk aneurisma yang berisiko pecah.
Pencegahan Hipertensi
Bagi penderita hipertensi, terdapat langkah-langkah untuk mencegah naiknya kadar tekanan darah tinggi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun langkah-langkah pencegahan hipertensi adalah sebagai berikut:
- Menjaga pola makan sehat dengan banyak buah, sayur, dan makanan rendah lemak
- Membatasi konsumsi garam dan makanan olahan
- Berolahraga secara teratur
- Menjaga berat badan ideal
- Menghindari rokok dan membatasi konsumsi alkohol
- Mengelola stres dengan baik
- Tidur yang cukup dan berkualitas
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin