Anak dari Sopir Miskin dan Ibunya Tak Tamat SD, Kini Jadi Menteri Jokowi Paling Hebat
Ayahnya bernama Bonar Pandjaitan dan ibunya bernama Siti Frida Naiborhu.
Ayahnya bernama Bonar Pandjaitan dan ibunya bernama Siti Frida Naiborhu.
Anak dari Sopir Miskin dan Ibunya Tak Tamat SD, Kini Jadi Menteri Jokowi Paling Hebat
Anak dari Sopir Miskin dan Ibunya Tak Tamat SD, Kini Jadi Menteri Jokowi Paling Hebat
Kabar mengenai kondisi Kesehatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengejutkan sebagian publik. Luhut disebut tengah menjalani masa istirahat total.
Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi mengatakan Luhut saat ini dalam kondisi baik meski diminta untuk beristirahat total sebagaimana anjuran dokter.
“Kami ingin menginformasikan saat ini Pak Luhut berada dalam kondisi yang baik dan berada di Jakarta. Berdasarkan anjuran dokter, beliau diminta untuk melakukan bedrest guna mempercepat pemulihan kesehatannya,” kata Jodi dikutip dari Antara, Jakarta, Jumat (6/10) malam.
Nama Luhut bagi publik bukanlah tokoh tidak cukup popular. Justru, dengan pernyataannya yang tegas dan kontroversial, dia kerap berselisih dengan beberapa kelompok masyarakat.
Namun, jauh sebelum Luhut berada di posisi saat ini, pria yang lahir pada tanggal 28 September 1947 di Toba Samosir, Sumatera Utara, menjalani masa kecil sangat sulit.Luhut merupakan anak pertama dari lima orang bersaudara. Ayahnya bernama Bonar Pandjaitan dan ibunya bernama Siti Frida Naiborhu.
Ayah Luhut yang bernama Bonar Pandjaitan merupakan sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan penghasilan yang pas-pasan.
Latar pendidikan orang tua Luhut pun tidak cukup baik. Sang ibu, Siti Frida Naiborhu tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Meski begitu, sang ibu menanamkan nilai kehidupan kepada Luhut dan saudara-saudaranya untuk selalu jujur dan bekerja keras.
Saat Luhut berusia tiga tahun, dia bersama keluarganya merantau ke Pekanbaru, Riau dan tinggal di wilayah Rumbai.
Di sana, ayahnya bekerja di Caltex, perusahaan minyak dan gas milik Keluarga Cendana.
Sebagai karyawan di Caltex, Bonar menyekolahkan Luhut ke SD hingga SMP Yayasan Cendana. Setelah menamatkan pendidikan SMP, Luhut lanjut ke SMAN 1 Pekanbaru.
Ketika masih menjadi siswa SMAN 1 Pekanbaru, Luhut pernah mewakili daerahnya ke ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) di Bandung, Jawa Barat melalui cabang renang.
Luhut tidak sampai akhir bersekolah di SMAN 1 Pekanbaru. Orangtuanya memindahkan Luhut ke SMA Penabur, Bandung karena dinilai nakal dan salah bergaul.
Di Bandung, ketika Gerakan 30 September, ia ikut menentang pemerintahan orde lama serta Partai Komunis Indonesia (PKI) melalui Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI).Pada tahun 1967, Luhut diterima sebagai prajurit TNI melalui AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Ia lulus pada tahun 1970 sebagai lulusan terbaik dengan menerima penghargaan Adhi Makayasa.
Setahun berikutnya, ia berhasil menjadi lulusan terbaik dalam Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF). Sebuah kursus Komando dengan penghargaan Sangkur Perak Komando serta kursus lintas udara. Dia juga menjadi lulusan terbaik dengan meraih penghargaan Trophy Payung Emas (1971).
Karir militer Luhut Binsar Panjaitan banyak dihabiskan di Kopassus (Korps Pasukan Khusus), baret merah yang dulu bernama RPKAD atau Kopassandha.
Di tahun 1971, ia menjabat sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassus. Ia juga beberapa kali dikirim untuk operasi militer seperti operasi seroja di Timor Timur dan pernah dikirim ke Mesir.Luhut dikenal sebagai pendiri sekaligus komandan pertama grup Sat-81/Gultor (Penanggulangan Teroris) yang kini bernama Detasemen 81 Kopassus Anti Teror. Saat itu, Luhut masih berpangkat Mayor sementara Prabowo Subianto menjadi wakilnya di Kopassus.
Luhut juga pernah menjadi komandan Grup 3 Kopassus yang memiliki spesialisasi intelijen tempur atau Combat Intell, serta Counter Insurgency (kontra pemberontakan). Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) serta pernah menjabat Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat.
Ketika posisinya sebagai perwira menengah, ia banyak mengikuti kursus atau pelatihan militer di luar negeri. Misalnya Counter-Terrorism and Special Operations Course di Jerman, US Army Airborne, Pathfinder, And Ranger Course di Amerika Serikat, Training in Royal Army Special Air Service (SAS), Inggris, dan lain-lain.
Di tahun 1999-2000, pasca reformasi, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie memberi tugas kepada Luhut sebagai duta besar Indonesia untuk Singapura. Penunjukan itu sebagai pangkat terakhirnya sebagai Jenderal TNI Bintang Empat.
Di tahun itu juga, Presiden Abdurrahman Wahid mengangkat Luhut sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan hingga tahun 2001.
Di tahun 2001, Luhut bersama dengan Istrinya kemudian mendirikan yayasan Del. Dari yayasan itu, ia mendirikan sekolah Institut Teknologi Del yang berada di tepi Danau Toba, Sumatera Utara.
Pada tahun 2004, Luhut merintis usaha dengan mendirikan perusahaan bernama PT Toba Sejahtera Group yang bergerak di bidang energi dan pertambangan.
PT Toba Sejahtera Group setidaknya memiliki 6 anak usaha. Antara lain, Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure.
Kemudian, keenam anak perusahaan Toba Sejahtera memiliki 16 perusahaan lain yang bergerak di berbagai sektor.
Pada tahun 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Satu tahun kemudian, Jokowi menugaskan Luhut sebagai Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Pada tahun 2016, Luhut kemudian menjabat sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Kemudian di tahun 2019, ia sekali lagi didapuk oleh Jokowi sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman dan investasi pada kabinet Indonesia Maju.
Sejak menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut banyak dipercaya presiden untuk mengatasi masalah penting.
Mulai dari Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Tim Gernas BBI), Pemimpin Komiter Kereta Cepat Jakarta- Bandung, Kooridnator PPKM Jawa-Bali, Ketua Pertemuan IMF-Bank Dunia di Indonesia.
Kemudian, Ketua Satgas Percepatan Perolehan Tanah dan Investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Ketua Pengarah Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit dan Optimalisasi Penerimaan Negara.
Terkini, Luhut ditunjuk sebagai Ketua Satgas Penanganan Polusi Udara Jabodetabek.