Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering
Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering
Direktorat Jendral Kementerian Pertanian (Ditjen PSP Kementan) terus melakukan upaya mengantisipasi dampak El Nino yang diperkirakan BMKG terjadi hingga akhir 2023.Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ir. Ali Jamil MP., PH.D mengatakan bahwa, Indonesia memiliki potensi lahan sub optimal cukup luas.
Pria jebolan University Of The Philippines (Soil Science) itu menyebut, lahan kering merupakan lahan sub optimal yang mempunyai penyebaran paling luas.
"Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman tahunan dan peternakan," ujar Ali Jamil, Jumát (13/10).
-
Bagaimana Kementan mengatasi dampak El Nino? Mentan Amran menyebut pompanisasi ini merupakan solusi cepat dan tepat dalam menangani El Nino. Seperti yang diketahui El Nino memiliki dampak signifikan bagi sektor pertanian.
-
Bagaimana Kementan mengatasi dampak El Nino pada sektor pertanian? Kementan juga menyiapkan sejumlah strategi lainnya. Mulai dari gerakan percepatan tanam, gerakan pengendalian Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI).
-
Apa upaya Kementan menghadapi El Nino? “Karena itu, kami telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari gerakan percepatan tanam dan gerakan pengendalian Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI),“ jelasnya.
-
Apa yang di lakukan Kementan untuk mengatasi dampak El Nino? Dalam rangka meredam dampak El Nino, Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan program Gerakan Nasional (Gernas) tanam padi 500 ribu hektar.
-
Apa solusi Kementan hadapi El Nino? Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem, Sulaiman Hamzah mengapresiasi solusi cepat Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi cuaca ekstrem el nino dengan membuat program pompanisasi. Menurutnya, pompanisasi adalah jalan keluar dari persoalan yang dihadapi saat ini.'Sawah banyak yang gagal apalagi mengharapkan panen, nah pompanisasi saya kira jalan keluar yang baik untuk mengatasi kesulitan kita saat ini, karena tanpa air kita tak bisa tanam,' ujar Hamzah dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Rabu, (13/3).
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk hadapi El Nino? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memimpin Apel Siaga Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Provinsi Jawa Timur. Apel siaga ini ditujukan untuk meningkatkan luas tanam dan produksi pertanian melalui kegiatan pompanisasi.
"Optimasi lahan kering untuk pertanian dapat dikembangkan dalam upaya peningkatan produksi pertanian serta indeks pertanaman melalui perbaikan infrastruktur lahan dan air," jelas Ali Jamil.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan , Baginda Siagian menambahkan, permasalahan utama lahan kering adalah akses terhadap ketersediaan air sehingga dapat dimanfaatkan jadi lahan pertanian.
"Melalui program optimasi lahan kering dengan bantuan Ditjen PSP kepada petani, salah satunya bertujuan mengupayakan air sampai ke lahan sehingga pemanfaatan lahan pertanian dilakukan secara optimal," terangnya.
Baginda menyebut telah dilakukan kegiatan optimasi lahan kering di Desa Nonbes, Amarasi, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikerjakan oleh Poktan Tunas Harapan. Kegiatan yang dilakukan di lokasi ini salah satunya adalah pembangunan/pemeliharaan saluran irigasi tersier dan pembuatan pintu-pintu air.
“Dengan mengoptimalkan kembali infrastruktur lahan dan air, harapannya di desa Nonbes ini pertanaman dapat dilakukan sampai tiga kali yang sebelumnya hanya satu kali, dan pada musim kering ini tetap tersedia air di jaringan, “ pungkas Baginda.