Beredar Kabar Tarif KRL Bakal Naik, PT KAI Commuter Beri Jawaban Begini
Jika sudah ada ketetapan tarif KRL naik, maka akan disosialisasikan 3 bulan sebelum pelaksanaan.
Wacana kenaikan tarif KRL Jabodetabek hingga kini tak kunjung terealisasi. KAI Commuter sebagai operator KRL mengaku siap mengimplementasikan kenaikan tarif Rp1.000, jika sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
"Masih belum tahu ya mas, nanti tergantung (Kemenhub), kalaupun ada kita siap saja kalaupun ada kenaikan," kata Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal kepada awak media di Stasiun Rawa Buaya, Jakarta, Kamis (12/9).
Broer berjanji pihaknya akan terlebih dahulu untuk menyosialisasikan kebijakan kenaikan tarif KRL Jabodetabek Rp1.000 jika sudah diputuskan pemerintah. Nantinya, waktu sosialisasi yang ditetapkan KCI Commuter berkisar 3 bulan.
"Kalaupun ada kenaikan itu kan pasti butuh sosialisasi ke masyarakat luas, yang di mana Kalau minimal 3 bulan ya, pasti kita akan sosialisasi dulu ya," ujar dia.
KCI Commuter optimis penerapan kebijakan kenaikan tarif Rp1.000 tersebut tidak akan menurunkan jumlah penumpang. Saat ini, rata-rata penumpang harian KRL Jabodetabek berkisar 1 juta orang.
"Kalau ke penurunan (penumpang) sih tidak akan mempengaruhi," tandasnya.
Awal wacana kenaikan tarif KRL mencuat
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku mengkaji tarif Commuter Line atau KRL naik Rp 1.000. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal.
Namun kebijakan rencana kenaikan tarif KRL Jabodetabek Rp1.000 itu masih belum diimplementasikan. Risal mengatakan, kebijakan kenaikan tarif itu masih menunggu persetujuan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.
"Kenaikannya juga belum ada keputusan itu apakah adanya atau tidaknya. Kita nunggu kabinet baru deh seperti apa arahnya ya," ujar Risal kepada awak media di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/9).