Ekonom tegaskan tak laik masukkan cadangan SDA dalam perhitungan harga saham Freeport

Merdeka.com - Ekonom Ichsanuddin Noorsy mempermasalahkan nilai akuisisi saham Freeport Indonesia. Menurutnya, tidak laik memasukkan cadangan sumber daya alam yang ada hingga 2041 dalam perhitungan harga saham divestasi Freeport.
"Kalau kita hitung dari 2021-2041 maka aset itu bukan aset kita tapi Freeport," ungkapnya dalam diskusi "Benang Kusut Freeport" di Jakarta, Jumat (20/7).
Padahal, menurut dia, yang dapat dimasukkan sebagai aset Freeport hanyalah infrastruktur yang sudah diinvestasikan oleh Freeport Indonesia. "Aset dia (Freeport) cuma infrastruktur kok berdasarkan bukunya dia. Karena pada Kontrak Karya berkali-kali saya sebutkan itu adalah kekayaan kita. Kenapa kita mesti menegosiasikan kekayaan kita," tegasnya.
Selain itu, kata dia, kontrak Freeport di Indonesia akan berakhir pada 2021. Oleh karena itu, menghitung harga Freeport dengan asumsi operasi hingga 2041 amat tidak laik.
"Harga Freeport mesti dilihat harga Freeport 2021 atau 2041? Kalau berdasarkan perjanjian, tidak laik menghitung harga Freeport 2041, tapi 2021 karena yang kita beli adalah dalam rangka 2021 untuk ke depan," tandasnya.
Sebelumnya, Inalum akan mengeluarkan dana sebesar USD 3,85 miliar atau Rp 55,37 triliun untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PTFI dan 100 persen saham FCX di PT Indocopper Investama, yang memiliki 9,36 persen saham di PTF. Para pihak akan menyelesaikan perjanjian jual beli ini sebelum akhir tahun 2018.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya