Emas Batangan Paling Digandrungi Anak Muda Korea Selatan Saat Ini
Tingginya minat membeli emas, sebuah toko bahkan menjualnya di vending machine.
Tingginya minat membeli emas, sebuah toko menjualnya di vending machine.
Emas Batangan Paling Digandrungi Anak Muda Korea Selatan Saat Ini
Emas batangan menjadi komoditas yang paling banyak dibeli oleh anak-anak muda Korea Selatan.
Melansir Business Insider, emas batangan dipajang untuk dijual bersama kimchi dan ramen kemasan di toko serba ada di seluruh Korea.
Jaringan toko swalayan terbesar di Korea Selatan, CU, dilaporkan telah bekerja sama dengan Korea Minting and Security Printing Corporation untuk menyediakan emas batangan berukuran kecil di toko ritel dan mesin penjual otomatis di seluruh negeri.
Sejak saat itu, toko-toko CU telah meluncurkan tiga jenis emas batangan kecil dengan berat antara 0,1 gram dan 1,87 gram, dengan harga berkisar antara 77.000 won atau setara Rp900.000 hingga 225.000 won atau setara Rp2,6 juta.
Berdasarkan unggahan CU, konsumen bisa memesan emas batangan sebagai hadiah ulang tahun atau acara lainnya.
Outlet berita Korea Chosun Biz melaporkan bahwa batangan 1 gram, dengan harga masing-masing 113.000 won atau setara Rp1 juta terjual hanya dalam dua hari.
CNBC juga melaporkan, jaringan toko GS25 menyimpan emas kecil di vending machine (mesin penjual otomatis).
Berdasarkan data CU, pembeli emas dari gerai-gerai mereka didominasi dari kelompok muda yang menyumbang 41,3 persen dari total pembelian.
Menurut laporan Dewan Emas Dunia, Korea Selatan sendiri mengalami lonjakan permintaan emas sebesar 20,2 persen selama setahun terakhir.
Namun, bank sentral negara tersebut belum ikut serta dalam demam emas, sehingga cadangan emasnya tetap stabil di angka 104,4 ton sejak tahun 2013.
Sementara itu, negara dengan perekonomian terbesar di Asia, China, dengan cepat meningkatkan kepemilikan emasnya.
Pembeli generasi Z membeli botol mini "biji emas", karena takut akan melemahnya yuan China di tengah tantangan ekonomi dan menguatnya dolar Amerika Serikat.
Bank sentral China juga telah menambahkan lebih banyak emas ke cadangannya seiring upaya negara tersebut untuk melakukan de-dolarisasi.
Perusahaan kelas berat Wall Street juga bullish terhadap emas.
Ekonom terkemuka David Rosenberg memperkirakan potensi lonjakan sebesar 30 persen, tidak peduli apa yang dilakukan perekonomian dalam jangka pendek.
Sementara itu, veteran pasar Ed Yardeni memperkirakan kenaikan komoditas sebesar 50 persen pada akhir tahun 2025.