Fakta-Fakta Harga Elpiji Naik Capai Rp 163.000 per Tabung
Merdeka.com - Pertamina menaikkan harga LPG nonsubsidi. Besaran penyesuaian harga berkisar antara Rp 1.600 - Rp 2.600 per Kg.
Kenaikan harga LPG nonsubsidi seiring tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang 2021.
"Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," jelas Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (26/12).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Gimana Pertamina tambah stok LPG? Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak. Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyampaikan penambahan pasokan LPG 3 Kg terus dioptimalkan.
-
Kenapa Pertamina tambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Dimana Pertamina tambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Dia menjelaskan, harga CPA pada November 2021 mencapai USD 847/metrik ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.
"Penyesuaian harga LPG non-subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," jelas dia.
Berikut fakta-fakta terkait kenaikan harga LPG nonsubsidi dirangkum Liputan6.com.
1. LPG 12 Kg Tembus Rp 163 Ribu
Salah satu pengelola agen LPG di Jakarta Barat, Sukirman menyampaikan ada perbedaan harga untuk kedua jenis LPG nonsubsidi itu.
Di PT Buana Nittanindo Gas, harga jual dari agen tersebut yakni LPG 12 kg dipatok Rp 163.000 dan LPG 5,5 kg dipatok Rp 76.000.
"Dan Bright Gas 3 kg Rp 45.000," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (27/12).
Dia menyampaikan perubahan harga hanya terjadi pada LPG nonsubsidi termasuk LPG 3 kg nonsubsidi. Sementara LPG 3kg subsidi tetap mengikuti harga yang ditentukan sebelumnya.
2. Kenaikan Harga Berlaku Sejak 25 Desember 2021
Sukirman menyebut harga baru ini mulai berlaku per 25 Desember 2021. Sesuai dengan surat edaran yang disebarkan Pertamina.
Dia pun mencatat harga LPG 12 kg mengalami kenaikan sebesar Rp 21.000 per tabung dari harga sebelumnya Rp 141.000. Sementara untuk LPG 5,5 kg mengalami kenaikan sebesar Rp 11.000 per tabungnya.
"Yang 5,5 kg dari Rp 65.000 naik jadi Rp 76.000," katanya.
3. Posisi Harga LPG Indonesia di ASEAN
Irto memastikan jika harga LPG non-subsidi Pertamina masih kompetitif bila dibandingkan dengan negara lain, yakni sekitar Rp11.500 per kilogram per 3 November 2021.
Harga kompetitif bila dibandingkan Vietnam sekitar Rp23.000 per kg, Filipina sekitar Rp26.000 per kg, dan Singapura sekitar Rp31.000 per kg.
Sementara untuk Malaysia dan Thailand diakui harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing.
Pertamina akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran
"Untuk informasi, masyarakat dapat menghubungi Pertamina call center 135," tegas dia.
4. Pengguna Berpotensi Beralih ke Produk Subsidi
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan khawatir kenaikan harga ini akan mendorong pengguna LPG bersubsidi bertambah. Mengingat ada perbedaan harga yang jauh antara LPG 12 kg, 5,5 kg, dan 3kg.
Senada, Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menyampaikan, langkah menaikkan harga LPG sebagai langkah tepat. Namun, mengantisipasi adanya migrasi dari LPG nonsubsidi ke LPG subsidi, dia menyoroti ketersediaan di masyarakat.
Dia mengamini akan terjadi peralihan penggunaan LPG 12 kg dan 5,5 kg ke LPG subsidi 3kg. Namun porsi pergeserannya tidak akan signifikan.
"Tapi yang perlu dipastikan jangan sampai pasokan LPG subsidi ini timpang antar wilayah, ini akan pengaruhi daya beli masyarakat. Kalau pasokan ini terganggu, nanti terpaksa harus beli LPG nonsubsidi," katanya kepada Liputan6.com.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sama seperti tren harga BBM non subsidi, tren harga produk LPG non subsidi juga disesuaikan dalam periode tertentu.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaPer 1 September 2023 semua BBM non subsidi mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPertamina mengklaim kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi selalu mempertimbangkan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2023, ini rinciannya.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non-subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata ICP.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis bensin Shell Super sebelumnya dijual Rp13.810 per liter, kini menjadi Rp14.520 per liter atau naik Rp710 per liter.
Baca SelengkapnyaBeberapa BBM non subsidi yang mengalami kenaikan antara lain, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Baca Selengkapnya