Fokus Kelola SDM dan Keselamatan Kerja, Pupuk Kaltim: Sumber Daya Manusia Aset Terbesar Perusahaan
Program ini mencakup berbagai bidang, mulai dari pelatihan teknis hingga pengembangan kepemimpinan untuk meningkatkan keterampilan individu.
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berkomitmen mewujudkan tata kelola SDM yang optimal dan berkelanjutan. Salah satunya peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan pendidikan.
Program ini mencakup berbagai bidang, mulai dari pelatihan teknis hingga pengembangan kepemimpinan untuk meningkatkan keterampilan individu, sekaligus mempersiapkan karyawan menghadapi tantangan industri yang terus berkembang.
"Bagi Pupuk Kaltim, sumber daya manusia adalah aset terbesar perusahaan. Dan kami berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi mereka agar dapat memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan dan masyarakat melalui tata kelola yang optimal," ujar Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim, Qomaruzzaman di Jakarta, Kamis (29/8).
Selain fokus pada tata kelola SDM, optimalisasi kinerja pun didukung penerapan K3 secara konsisten, sebagai wujud kepatuhan terhadap aturan dengan evaluasi pengembangan aspek K3 sesuai tantangan masa kini yang menjadi salah satu strategi keberlanjutan perusahaan
Dia mengatakan, tercatat hingga Desember 2023 Pupuk Kaltim berhasil mengantongi 61 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan, melalui penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012.
Sejumlah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan juga memenuhi standar ISO 45001:2018 untuk meningkatkan kepercayaan konsumen di pasar nasional maupun global, didukung standar bertaraf internasional seperti IFA Protect and Sustain serta Responsible Care secara proaktif.
Selain itu Pupuk Kaltim juga menerapkan kebijakan Stop Work Authority (SWA), yang memberikan kewenangan seluruh pekerja melakukan intervensi pada pekerjaan yang tidak aman, agar segera dilakukan tindakan perbaikan sebelum dilanjutkan.
Hal ini sebagai bentuk tanggungjawab bersama memastikan tempat kerja dalam kondisi aman, dengan otoritasi kepada siapa pun terhadap aktivitas yang berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.
"Sesuai slogan 'Safety is Our Personality', upaya tersebut menjadi langkah aktif Pupuk Kaltim melindungi pekerja atas keselamatan dan kesehatan, sekaligus mencegah kejadian yang berpotensi menimbulkan fatality," terang Qomaruzzaman.
Langkah Pupuk Kaltim terbilang berhasil. Buktinya, BUMN ini diganjar penghargaan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) Berskala Besar dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, dalam ajang Naker Award 2024.
Inovasi Teknologi Dukung Implementasi K3
Namun demikian, dari seluruh upaya yang dilaksanakan, Pupuk Kaltim juga menekankan pentingnya inovasi teknologi yang turut dikembangkan perusahaan dalam mendukung implementasi K3.
Salah satunya melalui pembuatan program dan aplikasi kinerja seperti e-permit, WE CARE, PKT Sehat dan Sertifikasi K3 Online untuk mendukung seluruh aktivitas operasional dilakukan secara aman. Inovasi teknologi ini pun telah mendapatkan pengakuan hingga Internasional.
"Pupuk Kaltim memastikan implementasi K3 akan terus menjadi komitmen untuk diterapkan secara konsisten dalam optimalisasi kinerja perusahaan, mengingat production excellence dapat dicapai dengan meletakkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja sebagai salah satu pilar utama," tambah David.
Sebagai informasi, Pupuk Kaltim meraih tiga kategori penghargaan bidang K3 yakni Zero Accident, Penanganan dan Pencegahan HIV/AIDS dengan predikat Platinum, serta implementasi Sistem Manajemen K3 (SMK3). Hal ini juga didasarkan pada komitmen Pupuk Kaltim dalam pengembangan tata kelola SDM yang kompeten dengan lingkungan kerja kondusif, aman dan produktif.
Menaker Ida Fauziyah, mengungkapkan Naker Award merupakan apresiasi bagi perusahaan yang telah menunjukkan dedikasi, kreativitas dan keberhasilan signifikan dalam berbagai bidang terkait ketenagakerjaan di Indonesia.
Menurut Ida, kondisi ketenagakerjaan kini semakin menunjukkan perbaikan dengan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2024 mampu ditekan menjadi 4,82 persen, atau terendah sejak pasca reformasi. Hal itu dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya penciptaan lapangan kerja dari tumbuhnya investasi pasca pandemi di Indonesia.
"Maka untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan saat ini dan masa depan, kita harus mampu menghasilkan kebijakan dan regulasi yang solutif, responsif dan adaptif, serta kerja kolaboratif untuk menciptakan iklim ketenagakerjaan inklusif dan berkelanjutan," tutur Ida Fauziyah.