Habiskan Anggaran Rp18,3 Miliar, Skybridge Bojonggede Diresmikan Menhub Budi
Setelah diresmikan, jembatan ini diserahterimakan kepada pemerintah kabupaten bersama dengan PT Kereta Commuter Indonesia untuk dikelola bersama.
Jembatan ini memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter, dibangun menggunakan dana APBN.
Habiskan Anggaran Rp18,3 Miliar, Skybridge Bojonggede Diresmikan Menhub Budi
Habiskan Anggaran Rp18,3 Miliar, Skybridge Bojonggede Diresmikan Menhub Budi
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meresmikan jembatan penyeberangan layang, yang menghubungkan stasiun KRL Bojonggede dengan terminal tipe C di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Jembatan ini memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter, dibangun menggunakan dana APBN sebesar Rp18,33 miliar, serta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang membantu pembebasan lahan.
Budi mengatakan, kehadiran jembatan ini akan semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses transportasi massal. Terlebih, pengguna KRL di Bojonggede jumlahnya sangat masif, melayani sekitar 70 ribu lebih penumpang per harinya.
Selain itu, Stasiun Bojonggede merupakan stasiun komuter terpadat ke-4 di Jabodetabek, setelah Stasiun Tanah Abang, Stasiun Bogor, dan Stasiun Bekasi.
"Kehadiran jembatan ini membuat perjalanan lebih tertib dan nyaman. Kita harapkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi massal di daerah Bojonggede dan sekitarnya semakin meningkat," ujar Menhub.
merdeka.com
Menhub Budi menuturkan, pemerintah terus mendorong masyarakat beralih ke transportasi massal, untuk mengatasi permasalahan kemacetan, polusi udara, tingginya angka kecelakaan, dan permasalahan lainnya.
“Dalam membangun transportasi massal, kita harus memikirkan bagaimana masyarakat dapat dengan mudah menggunakan angkutan umum dari rumah ke tempat tujuan. Jadi integrasi antar modanya benar-benar harus dipikirkan dengan baik, dan tentunya dengan harga yang terjangkau,” tuturnya.
Menhub Budi mendorong partisipasi aktif pemerintah daerah, untuk mendukung upaya meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi massal."Kita harus pikirkan bagaimana menyediakan angkutan first mile yaitu angkutan dari rumah menuju ke simpul transportasi dan last mile yaitu angkutan dari simpul transportasi ke tempat tujuan maupun sebaliknya,” ucapnya.