Hati-Hati Kena Tipu Calo Tiket Bus Secara Online, Begini Modusnya
Modus ini Hal ini sangat merugikan calon penumpang lantaran tidak bisa naik bus, padahal sudah bayar tiket.
Modus ini Hal ini sangat merugikan calon penumpang lantaran tidak bisa naik bus, padahal sudah bayar tiket.
Hati-Hati Kena Tipu Calo Tiket Bus Secara Online, Begini Modusnya
Hati-Hati Kena Tipu Calo Tiket Bus Secara Online, Begini Modusnya
Penipuan yang dilakukan calo tiket bus di media sosial kian merajalela. Salah satu modusnya dengan menyebar nomor telepon di Google Review untuk menjerat korban.
Hal ini pun membuat para calon penumpang dirugikan lantaran tidak bisa naik bus, padahal sudah bayar tiket.
"Di Google Review maupun di media sosial oknum penipu menyebar nomor di situ. Korban yang merupakan calon penumpang menghubungi nomor tersebut yang bukan nomor agen resmi PO Bus,"
kata Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera (PO SAN), Kurnia Lesani Adnan di Jakarta, Selasa (9/7).
Sani mengatakan penipuan penjualan tiket bus masih saja terus terjadi.
Oleh karena itu, calon penumpang diimbau untuk hanya memesan di jalur-jalur resmi pemesanan tiket bus.
Tak hanya itu, calon penumpang diminta rajin mencari dan memastikan jalur resmi agar tidak menjadi korban.
"Para korban tidak mengecek kembali nomor telepon yang mereka dapatkan dari si oknum penipu padahal nomor kontak tersebut kebenarannya masih diragukan," kata Sani.
Sani menyebut modus penipuan demikian sudah terjadi bertahun-tahun.
Makanya, dia meminta pemerintah untuk aktif melakukan upaya perlindungan agar tidak semakin banyak korban berjatuhan.
"Aksi penipuan tiket bus ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Diharapkan semua pihak, masyarakat, pengusaha PO Bus, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya bersama-sama memberantas agar tidak semakin banyak yang dirugikan," pinta Sani.
Dari sisi pihak PO Bus, Sani mengatakan aksi penipuan tiket bus turut mengancam nama baik dan reputasi perusahaan. Sebab masyarakat bisa saja menganggap penipuan ini dilakukan atas kerja sama dengan operator.
Jika dibiarkan, kata Sani, hal ini akan merusak kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa bus sebagai salah satu moda transportasi daratnya.
Maka keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah penipuan ini sangat diharapkan.
Apalagi pemerintah telah mewajibkan perusahaan otobus menggunakan sistem tiket elektronik, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2021.
"Pemerintah harus menyelesaikan masalah penipuan ini secara hukum dengan sangat serius," tegas Sani.
Pada kesempatan sama, Wakil Direktur PO SAN, Kurnia Lesari Adnan (Sari) mengonfirmasi pihaknya telah menjadi korban penipuan tiket bus ini.
Aksi penipuan banyak terjadi di Google Review, di akun fanbase Facebook PO SAN (SAN Lover), juga di kolom komentar Instagram PO SAN.
Di laman SAN Lover misalnya, sering muncul pertanyaan dari netizen, cara pesan tiket PO SAN.
Momen ini pun dimanfaatkan calo tiket dengan memberikan nomor palsu agar dihubungi calon penumpang.
"Di sinilah penipu masuk, dengan mencantumkan nomor telepon palsu yang bukan merupakan nomor resmi PO SAN," imbuh Sari.
Netizen atau calon penumpang yang tidak mengecek kebenaran nomor tersebut kerap langsung bertransaksi dengan nomor palsu tersebut.
Kemudian mereka mendapatkan tiket elektronik yang mirip dengan tiket aslinya.
"Hebatnya, penumpang ini mendapatkan tiket elektronik yang mirip dengan tiket resmi PO SAN," kata Sari.
merdeka.com
Sari menduga, penipu itu memiliki tiket resmi PO SAN dan kemudian menirunya.
Bagi calon penumpang awam, tentu tidak bisa membedakan antara tiket resmi dan tiket palsu. Tetapi ketika dia akan naik bus, di manifest bus tidak tercantum namanya.
"Korban tidak bisa berangkat karena memang di jadwal resmi kami pada 23 Juni 2024 tidak ada pemberangkatan bus Executive rute Bengkulu-Solo (Via Lubuk Linggau) di sistem penjualan PO. SAN. Setelah diteliti, ada banyak perbedaan antara tiket resmi dan tiket palsu," urainya seraya mencontohkan.
PO SAN telah senantiasa melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya penipuan tiket bus.
Misalnya, dengan membuat aplikasi resmi Buzzit untuk pemesanan tiket. Di Instagram resmi PO SAN juga sudah dicantumkan linktree yang berisi nomor telepon resmi PO SAN.
Selain itu, PO SAN juga sering memberikan peringatan penipuan dengan blast ke nomor-nomor Whatsapp para pelanggannya.
Tak lupa mereka juga menuliskan peringatan ini di media sosial dan di tiket resmi PO SAN.
"Apabila penumpang menjadi korban penipuan, penumpang harus berani melaporkan ke Kepolisian. Hal ini karena yang bisa melaporkan adalah korban, bukan
operator,"
pungkas Sari.