Indonesia Bisa Pionir Hilirisasi Tembaga Dunia, Begini Datanya
Implementasi hilirisasi tembaga akan menciptakan nilai tambah investasi hingga USD38 miliar.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti menyebut Indonesia memiliki peluang besar sebagai pionir hilirisasi tembaga dunia. Mengingat, tingginya permintaan produk turunan tembaga dari pasar global dari tahun ke tahun.
"Sudah terlihat ya bahwa dari tahun ke tahun trend produk tembaga ini makin banyak diminta di pasar global, sehingga ini adalah peluang baik ya bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan nilai ekspornya (dari hilirisasi)," kata Esther dalam acara Diskusi Hasil Riset Tantangan dan Implikasi Hilirisasi Mineral di Indonesia di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (3/2).
Esther bilang implementasi hilirisasi tembaga akan menciptakan nilai tambah investasi hingga USD38 miliar. Adapun, penciptaan terhadap serapan tenaga kerja mencapai 253 orang.
"Misalnya untuk investasi sekitar 38 juta dolar AS di industri tembaga Itu dimungkinkan bisa terjadi job creation atau penciptaan lapangan pekerjaan sekitar 253 ribu orang," ucapnya.
Dia mencontohkan nilai tambah hilirisasi untuk produk katoda dari tembaga bisa mencapai 4 kali lipat dibandingkan produk mentah. Bahkan, hilirisasi untuk produk kawat tembaga (Cu wire) dijual dengan harga 24 kali lebih tinggi, serta kawat elektrik (electric wire) dapat dijual dengan harga 39 kali lipat.
"Ternyata permintaan terhadap produk elektrik wire dan cu wire ini sangat kuat karena dinilai produknya itu berkualitas baik dan harganya juga kompetitif Nah ini adalah tanda ya bagi keberhasilan awal dari hilirisasi," tegasnya.
Cadangan Tembaga Terbesar Ada di Indonesia
Dengan potensi yang dimiliki, hilirisasi tembaga bisa memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) 34,9 juta dolar AS atau sekitar Rp572 miliar. Selain itu, peningkatan ekspor tembaga hingga 282 juta dolar AS atau Rp4,6 triliun.
Oleh karena itu, Indef mendorong pemerintah untuk serius dalam mendorong hilirisasi mineral, termasuk produsen ekspor produk diversifikasi tembaga. Mengingat, 3 persen dari total cadangan mineral tembaga dunia.
"Jadi 3 persen dari cadangan tembaga yang ada di dunia ini dimiliki oleh Indonesia. Makanya kita punya peluang untuk menjadi pengekspor produk-produk derivatif," tandasnya.