Jasa Marga Simpan Laba 2023 Sebesar Rp6,5 Triliun, Dananya Bakal Digunakan untuk Ini
Putusan itu dibuat dengan mempertimbangkan adanya ketidakpastian atas aspek makro ekonomi dan geopolitik di awal 2024 ini.
Sebanyak Rp274,8 miliar dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, yakni pemerintah dan pemegang saham publik.
Jasa Marga Simpan Laba 2023 Sebesar Rp6,5 Triliun, Dananya Bakal Digunakan untuk Ini
Jasa Marga Simpan Laba 2023 Sebesar Rp6,5 Triliun, Dananya Bakal Digunakan untuk Ini
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengantongi laba bersih Rp6,8 triliun di 2023, dengan core profit sebesar Rp2,7 triliun. Sebanyak Rp274,8 miliar dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, yakni pemerintah dan pemegang saham publik.
Sisanya, perseroan akan memanfaatkan laba bersih tertahan senilai Rp6,5 triliun untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga, Pramitha Wulanjani mengatakan, putusan itu dibuat dengan mempertimbangkan adanya ketidakpastian atas aspek makro ekonomi dan geopolitik di awal 2024 ini.
"Kemudian juga akan kita gunakan untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga. Sehingga exposure atas kenaikan suku bunga acuan menjadi lebih rendah. Dan juga untuk menjaga atau memastikan kelancaran operasional, dan juga memastikan penyelesaian pembangunan jalan tol baru secara bertahap," jelasnya dalam sesi konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Jasa Marga 2023, Rabu (8/5).
Kendati begitu, JSMR tetap membagikan dividen senilai Rp274,8 miliar kepada para pemegang sahamnya.
"Pembagian dividen pemegang saham sebesar Rp274,8 miliar atau sebesar 10 persen dari core profit tahun buku 2023, atau setara dengan 4 persen dari laba bersih diatribusikan ke induk," terang Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus pada kesempatan yang sama.
Terkait rincian pembagian dividen, pemerintah sebagai pemegang 70 persen saham JSMR mendapatkan Rp192,4 miliar. Sementara pemegang saham publik dengan porsi 30 persen saham Jasa Marga mendapatkan total dividen sebesar Rp82,4 miliar.
"Sisa laba bersih tahun 2023 akan digunakan sebagai cadangan lain," ujar Nixon seraya menegaskan.
Lebih lanjut, Nixon menjelaskan, pemberian dividen ini dilakukan perseroan sebagai komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan.
Namun, dia mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi dan situasi global serta potensi kenaikan suku bunga acuan sepanjang 2024 ini, maka pemberian dividen dilakukan dengan skenario moderat.
"Ke depannya, manajemen akan mengupayakan kesinambungan pembayaran dividen melalui kebijakan yang terukur dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan dan ekonomi ke depan," pungkas Nixon.