Jerman Ambil Alih Pendanaan JETP dari Amerika, Hashim Djojohadikusumo Tagih Dana Rp329 Triliun
Hashim pun menarik omongannya, yang sempat tak percaya bahwa JETP di bawah kepemimpinan AS akan memberikan bantuan.

Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo mengabarkan bahwa Jerman kini telah menggantikan Amerika Serikat (AS) untuk memimpin konsorsium Just Energy Transition Partnership (JETP). Informasi itu diterimanya langsung dari delegasi Jerman pada pertemuan pekan lalu.
"Konsorsium Jerman menjelaskan kepada saya bahwa Pemerintah Jerman memutuskan untuk menggantikan Pemerintah AS sebagai pemimpin dari konsorsium JETP," kata Hashim dalam acara Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2).
Hashim pun menarik omongannya, yang sempat tak percaya bahwa JETP di bawah kepemimpinan AS akan memberikan bantuan dana untuk Indonesia untuk proyek energi bersih. Nyatanya, JETP sudah mencairkan sekitar USD 112 juta dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya mau bilang, I stand corrected. Tapi tetap, poinnya adalah janji USD 20 miliar (Rp329 triliun). Adapun dana yang telah dicairkan masih jauh lebih sedikit. Namun, kita tetap optimistis," ujar Hashim.
Dengan masuknya pendanaan JETP, Hashim meyakini itu untuk membiayai program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Cirebon.
"Kita bicara penutupan di 2034, sekitar 9 tahun dari sekarang, masih 9 tahun dari sekarang. Jadi, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ungkap Hashim.
JETP Disebut Program Gagal
Adapun sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo sempat tak percaya atas inisiasi pendanaan JETP. Menurut dia, itu merupakan program yang gagal, sebab tidak ada satu dolar AS pun yang dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
"JETP itu gagal, program gagal. Dua tahun berjalan, tetapi tidak satu dolar pun dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Banyak omon-omon ternyata," ucap Hashim pada Januari 2025 lalu, dikutip dari Antara.
JETP merupakan kemitraan global untuk mempercepat transisi energi yang adil. JETP bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dengan keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement, Hashim meyakini bahwa hibah dari Amerika Serikat melalui JETP pun akan dihapus oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Jadi, saya kira, jangan berharap deh (pembiayaan) 20 miliar dolar AS," ucap Hashim.
Komitmen USD 20 Miliar
JETP Indonesia adalah komitmen pendanaan senilai USD 20 miliar (sekitar Rp329 triliun) untuk program transisi energi di Indonesia yang disepakati saat sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022.
Pendanaan JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), yang mulanya dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis dan Uni Eropa.
Komitmen tersebut bahkan bertambah mencapai USD 21,6 miliar, di mana USD 11,6 miliar bersumber dari dana publik negara-negara IPG. Sedangkan USD 10 miliar akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.