Jokowi Jualan Tanah IKN Nusantara ke Investor: Sekarang per Meter Masih Rp1 Juta, Minggu Depan Naik
Jokowi juga meminta para pengusaha tidak khawatir dengan gejolak politik yang terjadi jelang Pilpres 2024.
Jokowi memastikan kepada para investor, proyek IKN nantinya tidak akan mangkrak selepas dirinya selesai menjabat di 2025.
Jokowi Jualan Tanah IKN Nusantara ke Investor: Sekarang per Meter Masih Rp1 Juta, Minggu Depan Naik
Jokowi Jualan Tanah IKN Nusantara ke Investor: Sekarang per Meter Masih Rp1 Juta, Minggu Depan Naik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengajak para pengusaha dan investor untuk segera berinvestasi di ibu kota baru atau Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Jokowi, sekarang jadi saat yang tepat untuk membeli tanah dan lahan di IKN, sebelum harga terus melejit.
"Saya mengajak bapak/ibu semua mumpung harga tanahnya masih murah. Karena kalau bapak/ibu beli di SCBD, harga tanah per meter sudah berapa, Rp200 juta mungkin. Di Menteng mungkin Rp100 - Rp150 juta per meter, di Balikpapan itu sudah Rp10 juta - Rp15 juta. Di sini masih di bawah Rp 1 juta," kata Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di IKN, Kamis (2/11).
"Tapi mungkin minggu depan sudah naik, benar. Bulan depan sudah naik, karena memang harganya bergerak terus. Kalau peminat banyak, masa dijual murah? Ya ndak lah, Otorita pinter," ujar Jokowi.
Jokowi memastikan kepada para investor, proyek IKN nantinya tidak akan mangkrak selepas dirinya selesai menjabat di 2025.
Sebab, kelanjutan proyek dan pemindahan ibu kota sudah tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 yang hasil revisinya telah mendapat persetujuan dari DPR RI.
"Jadi kembali, IKN ini adalah investasi masa depan kita, investasi keberlanjutan Indonesia. Jadi kalau masih ada khawatir-khawatir apa, pak nanti enggak dilanjutkan undang-undang sudah ada, didukung 93 persen fraksi partai-partai di DPR. Takut apalagi?" ungkapnya.
Jokowi juga meminta para pengusaha tidak khawatir dengan gejolak politik yang terjadi jelang Pilpres 2024. Jokowi pun menjamin pembangunan IKN pastinya akan kembali dilanjutkan oleh pemimpin negara berikutnya.
"Kita ini sudah berapa kali pemilu langsung, 2004, 2009, 2014, 2019. Ya kalau mau pemilu hangat, agak panas, enggak apa-apa, yang penting bapak/ibu jangan beli kipas, ngipasin atau beli kompor, manasin," ucapnya.
"Sudahlah, kita ini saya lihat semakin dewasa dalam berdemokrasi. Perbedaan itu biasa, beda pilihan biasa, yang milih kan rakyat. Bapak seng ganteng apapun kalau rakyat enggak seneng, gimana? Rakyat seneng yang ndeso-ndeso seperti saya ini. Ini pilihan rakyat, persaingan dalam kompetisi pemilu biasa-biasa saja," tuturnya.