Jokowi: Waspada Harga Pangan dan Inflasi Meroket Akibat Perang Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewaspadai ketidakpastian global yang diakibatkan revolusi industri 4.0 hingga perang antara Rusia dan Ukraina. Situasi ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga pangan hingga pembengkakan inflasi.
Jokowi lantas menyoroti kelangkaan pangan yang muncul di luar dugaan. Situasi ini sudah terjadi di beberapa negara, sehingga mengakibatkan terjadinya food rise.
"Harganya semuanya naik. Beberapa negara besar juga mengalami, beberapa negara sudah di atas 30 persen. Hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan," tegas Jokowi saat Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022, Selasa (1/3).
-
Kenapa Jokowi soroti masalah pangan? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
-
Apa kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa. Program-program tersebut memang tidak bisa langsung dilihat manfaatnya, tetapi dari sisi mitigasi sudah bagus.
-
Bagaimana Jokowi jaga stok pangan? “Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa. Program-program tersebut memang tidak bisa langsung dilihat manfaatnya, tetapi dari sisi mitigasi sudah bagus. Kebijakan stabilisasi stok dan harga udah bagus,“ kata Mangku dalam wawancaranya dengan Media Center Indonesia Maju.
-
Kenapa harga bahan pangan naik? Situs Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dilakukan Jokowi untuk mencegah beras langka? Jokowi mengatakan pemerintah akan menyiapkan stok beras di pasar agar tak mengalami kelangkaan. “Ya semua stok siapkan. Setiap tahun udah rutinitas yang selalu kita jaga terus,“ kata Jokowi di GOR Basket Bekasi Jawa Barat, Jumat (16/2).
-
Bahan pangan apa yang naik harganya? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Sorotan berikutnya diberikan untuk tren inflasi negara dunia. Dalam hal ini, Jokowi menyinggung angka inflasi di Amerika Serikat yang selama ini tidak pernah lebih dari 1 persen.
"Sekarang sudah di atas 7 persen. Di beberapa negara ada yang sudah di atas 50 persen, di atas 30 persen," ungkap dia.
Jokowi pun tak ingin negara abai atas fenomena tersebut. Sebab, itu otomatis bakal mengerek harga di luar jangkauan masyarakat.
"Apa yang terjadi kalau inflasi naik? Artinya semua harga naik. Artinya apa? beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang juga semakin naik tinggi. Di semua negara sekarang seperti itu. Hati-hati," serunya.
"Jangan dianggap enteng hal-hal seperti itu? Artinya apa? Masyarakat yang ingin membeli barang harus membayar dengan harga yang lebih tinggi," ujar Jokowi.
Hati-Hati Harga BBM dan Elpiji
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta sektor terkait untuk lebih hati-hati dalam mencermati situasi di tengah memanasnya dunia saat ini. Khususnya terkait harga minyak dunia akibat dampak perang Rusia vs Ukraina, yang membuat harga BBM dan LPG dalam negeri turut terpengaruh.
Jokowi melihat, harga minyak dunia sudah bergejolak sebelum perang karena adanya kelangkaan. Ditambah perang, harganya semakin meroket hingga di atas USD 100 per barel.
"Sekarang harga per barel sudah di atas USD 100, yang sebelumnya hanya USD 50-60. Semua negara yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya," kata Jokowi di acara pembukaan rapat pimpinan TNI-Polri 2022, Selasa (1/3).
Namun, Jokowi turut mewanti-wanti kenaikan harga BBM dan LPG di pasar domestik. "Hati-hati dengan ini, hati-hati dengan ini. Kenaikan kenaikan kenaikan, karena semuanya bisa naik, ini yang terjadi," imbuhnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak ingin kenaikan harga dua komoditas energi itu dilakukan gegabah. Sebab akan berimbas pada kenaikan harga di sektor lainnya.
Dalam hal ini, Jokowi mencontohkan kenaikan harga produsen. Itu terjadi saat pabrik mogok produksi akibat harga BBM melonjak, dan membuat ongkos produksi merugi.
"Artinya apa? ongkos produksi naik, terus harga di pabriknya menjadi jauh lebih tinggi. Terus dikirim ke pasar, berarti harga konsumennya juga nanti akan naik. Ini efek berantainya seperti ini," tegasnya.
"Supaya kita ngerti betapa ketidakpastian menimbulkan tantangan-tantangan yang tidak mudah," seru Jokowi.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan peninjauan, Jokowi menyebut harga-harga komoditas normal.
Baca SelengkapnyaBantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut, Jokowi mengecek stabilitas harga bahan pokok dan memberikan sejumlah bantuan kepada para pedagang.
Baca Selengkapnya