KAI Minta Anggaran Rp1,8 Triliun untuk Beli 11 Rangkaian KRL Baru
11 rangkaian KRL baru itu untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek.
11 rangkaian KRL baru itu untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek.
KAI Minta Anggaran Rp1,8 Triliun untuk Beli 11 Rangkaian KRL Baru
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,8 triliun pada tahun anggaran 2025.
Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengadaan angkutan penumpang KRL Jabodetabek. Salah satunya untuk mendatangkan 11 rangkaian kereta baru dari luar negeri.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, PT KAI Salusra Wijaya mengatakan suntikan dana ini dibutuhkan untuk mengganti kereta komuter yang mayoritas usianya sudah di atas 30 tahun. Termasuk untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek.
“Sekarang yang terjadi cadangan sudah habis terpakai dan beberapa kereta sudah tidak dapat difungsikan, sehingga penggantian dan penambahan kereta ini mendesak,” kata Salusra dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa, (9/7).
Berdasarkan catatan KAI, selama 2023 rata-rata volume pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 830 ribu per hari.
Sampai dengan Juni 2024, rata-rata volume pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 987 ribu per hari.
Volume penumpang diproyeksikan naik setiap tahunnya, dengan rata-rata kenaikan per 2024-2027 sebesar 6 persen.
merdeka.com
Atas dasar itu, Salusra berpendapat dibutuhkan penambahan sarana untuk menghindari terjadinya kelebihan muatan, baik di stasiun maupun di dalam kereta.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Asdo Artriviyanto menjelaskan perusahaan menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan armada KRL Jabodetabek pada 2024.
Jumlah armada saat ini hanya 108 rangkaian kereta (trainset), dan 17 trainset harus diistirahatkan untuk perawatan dan peremajaan.
Kondisi ini mengakibatkan sisa armada hingga akhir tahun 2024 hanya 89 trainset. Sementara kebutuhan operasional mencapai 101 trainset.
Kekurangan 12 trainset ini berpotensi menyebabkan penumpukan penumpang, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengguna KRL.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Asdo mengatakan KCI akan mendatangkan kereta baru impor dari China sebanyak tiga trainset pada semester I-2025.
KCI juga akan mendatangkan kereta baru impor pengganti retrofit sebanyak delapan trainset pada semester II-2025, yang juga didatangkan dari China.
merdeka.com
Selain itu, KCI juga akan menerima kereta baru dari INKA sebanyak 12 trainset pada semester II-2025 dan empat trainset pada 2026.
Lalu KCI akan melakukan retrofit dua trainset di dalam negeri, yang akan diserahkan pada semester II-2025.