Beli Puluhan Rangkaian KRL Hingga 2027, KCI Minta Uang ke Negara
KCI masih menghitung nominal PMN yang akan diminta ke negara
KCI Bakal Minta Penyertaan Modal Negara untuk Beli Rangkaian KRL Baru
PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) akan melakukan pengadaan atau membeli puluhan rangkaian KRL dan meretrofit belasan rangkaian KRL hingga 2027. Untuk pemenuhan itu, perusahaan membutuhkan tambahan biaya, yang salah satunya bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menerangkan, saat ini pihaknya bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai induk usaha tengah menggodok dari sisi finansial. Utamanya menyoroti dampak dari pengadaan 3 rangkaian KRL baru dari Jepang, 24 rangkaian KRL baru produksi INKA dan upaya retrofit 19 rangkaian KRL.
Tak hanya PMN, guna mempertahankan kinerja keuangan KAI Commuter, pihaknya juga menggodok pengalokasian public service obligation (PSO). Ini dinilai satu hal yang bisa meringankan beban keuangan di KCI.
"Ini sedang menggodok bagaimana dampak ke finansial di KCI juga, sehingga nanti dibukakan pintu untuk mengajukan PMN kepada pemerintah dan juga nanti ada skema PSO-nya," ujar dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7).
Kendati berencana mengajukan PMN, Anne belum berbicara banyak soal jumlah pasti yang nantinya akan diminta. Dia menegaskan, agar nominalnya jelas, perlu adanya pengkajian secara menyeluruh soal dampak keuangan.
"Jadi ini yang sedang digodo, besok juga akan ada kajian bersama tim, untuk mendapatkan skema yang baik dengan tujuan utama adalah pelayanan masyarakat, keuangan KCI, KAI dan secara grup juga baik," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) tengah menyusun rencana pengadaan sarana KRL untuk kebutuhan hingga 2027 mendatang. Mulai dari impor KRL baru, produksi dalam negeri, hingga merombak fasilitas dari unit KRL yang sudah ada.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menerangkan, rencana paling dekat adalah mendatangkan 3 rangkaian KRL baru dari Jepang. Ini jadi salah satu solusi sebagai pengganti dari rencana impor KRL bekas yang ditolak pemerintah.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa didatangkan, dan ini sudah pembahasan teknis (spesifikasi KRL)," kata dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7).
Anne memperkirakan, proses pengapalan rangakaian KRL itu butuh waktu 14-15 bulan. Mengingat, target penandatanganan kontrak antara KAI Commuter dan pihak Jepang akan berlangsung pada Agustus-September. "Kita usahakan 14-15 bulan itu, kalau bisa lebih cepat, kereta sudah tiba di sini dan siap dipakai," kata dia.
Sambil berjalan, KAI Commuter pun mulai melakukan perombakan fasilitas atau retrofit dari sejumlah rangkaian KRL. Tercatat akan ada 19 rangkaian KRL yang diretrofit secara bertahap. Prosesnya, hampir berdekatan dengan kedatangan impor KRL baru dari Jepang.
Proses retrofit nantinya akan digarap oleh PT INKA dengan 4 rangkaian setiap termin pengerjaan secara kontinyu. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 14-15 bulan. "Kita sudah mulai dari bulan ini juga, sejalan dengan impor KRL baru, kita asesmen untuk kebutuhan retrofit KRL, ini seperti modernisasi, jadi upaya ini untuk pemenuhan (kebutuhan) sarana kita, akan ada 4 kereta (yang diretrofit) tiap tahun sampai 2027," bebernya. Reporter: Arief Rahman Sumber: Liputan6.com