Kakek Ini Minta Rumah yang Pernah Diberikan ke Temannya Agar Dikembalikan, Setelah Menikah Lagi di Usia 93 Tahun
Pemberian rumah sebagai bentuk terima kasih kakek kepada temannya karena sudah mengurusnya.
Seorang kakek berusia 99 tahun menyesal memberikan flat miliknya kepada temannya. Pemberian flat itu diberikan Tan sebagai rasa terima kasih karena sang teman dan kolega karena telah merawatnya.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), kejadian ini bermula di tahun 2005, ketika Tan menandatangani perjanjian dukungan finansial kepada temannya bernama dengan Gu dan keluarganya. Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka.
-
Kenapa rumah tersebut viral? Kabarnya rumah milik warga Amerika Serikat ini akan dijual oleh pemiliknya. Penasaran dengan bentuknya? Simak ulasannya berikut ini.
-
Kenapa rumah tua itu terbengkalai? Kini rumah tua itu tak ada yang menempati dan terbengkalai.
-
Apa yang unik dari rumah pasangan lansia ini? Rumah Dua Lantai di Tengah Sawah Potret rumah unik tersebut tak lain diungkap oleh pemilik kanal YouTube Kampung Digital. Melalui video berdurasi kurang dari 9 menit, terungkap ada rumah berlantai dua yang begitu nyaman. Menariknya, rumah apik tersebut ternyata milik dari sepasang lansia.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Dimana rumah pasangan lansia ini berada? Banyak keindahan yang terpancar dari Jawa Tengah. Pemandangan sawah rasanya masih bisa dengan mudah ditemukan di berbagai sudut wilayahnya. Seperti lokasi berikut ini. Di tengah-tengah area persawahan luas, justru ada rumah berlantai dua milik pasangan lansia yang jauh dari jalanan.
-
Siapa pemilik Rumah Kalang ini? Dikutip dari Jogjaprov.go.id, bangunan itu merupakan Rumah Kalang milik BH Noerijah.
Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit. Sebagai balasannya, Tan menulis dalam surat wasiatnya bahwa ia akan mewariskan flat beserta isinya kepada Gu, bukan kepada anak-anaknya.
Dalam surat wasiat, Tan menulis "Mereka (Gu dan keluarga) lebih peduli padaku daripada keluargaku. Mereka membantuku melewati penyakit dan rasa sakit, dan membuat hidupku kaya dan bahagia."
Tan mengatakan dia tidak berhubungan baik dengan anak-anaknya, yang menurutnya tidak memenuhi tugas untuk menafkahi.
Tan juga menandatangani kontrak pembelian dengan Gu pada tahun 2005, menjual flatnya kepada Gu seharga 200.000 yuan atau sekitar Rp425 juta. Ukuran unit tidak diungkapkan dalam laporan tersebut. Sebagai informasi, berdasarkan data Biro Statistik Shanghai, harga perumahan rata-rata di Shanghai pada tahun 2005 adalah 6.700 yuan (Rp14 juta) per meter persegi.
Gu tidak membayar uang tersebut, dan Tan tidak pindah. Kontrak yang mereka tandatangani hanyalah formalitas.
Keputusan yang disesali
Pada tahun 2018, Tan menikah lagi dan menyesali keputusannya. Dia dilaporkan menggugat mantan rekannya berkali-kali pada tahun 2019 dan 2021, menyangkal mengetahui pengalihan propertinya ke nama Gu, dan menuntut pembatalan kontrak mereka.
Sebagai tanggapan, Gu mengajukan gugatan balik, meminta Tan untuk segera pindah dan membayar sewa mulai tahun 2006.
Gu juga menunjukkan kepada pengadilan pesan-pesan keluarganya dan foto-foto Tan untuk membuktikan bahwa mereka telah menemaninya dan membawanya bepergian.
Ia mengatakan, lelaki tua itu telah memblokir keluarganya untuk berkomunikasi dengannya melalui telepon seluler setelah tahun 2019.
Pengadilan di Shanghai menolak permintaan kedua belah pihak, memutuskan bahwa mereka telah memenuhi perjanjian dan membentuk hubungan pemeliharaan dan dukungan secara de facto. Berdasarkan putusan tersebut menegaskan Gu dapat mewarisi flat tersebut setelah Tan meninggal. Pengadilan juga memutuskan tuduhan Tan kecewa atas perlakukan dan perawatan Gu tidak terbukti.