Kompak, Ini Reaksi Keras Jepang dan Korea Selatan Dipukul Lewat Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
Pada Rabu 2 April, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif menyeluruh terhadap impor.

Pada tanggal 2 April, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif menyeluruh terhadap impor ke AS, termasuk tarif 25% yang akan dikenakan pada impor dari Korea Selatan. Kebijakan ini direncanakan berlaku mulai Rabu mendatang, menambah ketegangan perdagangan antara kedua negara.
Korea Selatan, yang ekspornya ke AS mencapai rekor tertinggi sebesar USD127,8 miliar pada tahun 2024, dengan produk otomotif menyumbang 27% dari total ekspor, segera merespons kebijakan tersebut.
Penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo, menyatakan bahwa pemerintah akan mempersiapkan langkah-langkah dukungan untuk sektor otomotif dan mencari negosiasi dengan pemerintahan Trump.
Pemerintah Korea Selatan juga mempersiapkan strategi respons lebih lanjut, dengan Menteri Keuangan Choi Sang-mok dan pembuat kebijakan lainnya mengadakan pertemuan menjelang kunjungan Menteri Perdagangan Cheong In-kyo ke AS.
Kunjungan Cheong ini merupakan kunjungan tingkat senior kelima dari Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Korea Selatan sejak Trump menjabat.
"Menteri Choi Sang-mok menekankan perlunya menganalisis dampak terhadap ekonomi makro dan menyiapkan langkah-langkah dukungan untuk sektor-sektor dengan kebutuhan mendesak," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Senin (7/4).
Sejak pengumuman tarif tersebut, sektor ekspor Korea Selatan telah merasakan dampaknya, dengan indeks saham KOSPI turun ke titik terendah dalam 17 bulan.
Selain itu, regulator keuangan Korea Selatan juga meminta perusahaan untuk siap memberikan dukungan likuiditas bagi perusahaan ekspor dan kontraktor mereka yang terkena dampak tarif. Pemerintah juga menyiapkan program stabilisasi pasar senilai 100 triliun won ($68,08 miliar) untuk membantu mengatasi krisis tersebut.
Reaksi Keras Jepang Dikenakan Tarif Impor 24 Persen
Di sisi lain, Jepang juga menyiapkan tanggapan terhadap tarif yang akan dikenakan oleh AS. Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengungkapkan bahwa ia akan segera pergi ke AS untuk bernegosiasi dengan Trump mengenai kebijakan tarif yang direncanakan, terutama tarif 24% pada impor Jepang, yang akan mulai berlaku pada 9 April. Ishiba berencana mendesak Trump untuk mencabut tarif tersebut dan memastikan bahwa Jepang tidak diperlakukan tidak adil dalam perdagangan internasional.
“Kita harus memperjelas bahwa negara kita tidak melakukan sesuatu yang tidak adil,” kata Ishiba dilansir dari Bloomberg.
Ishiba menekankan bahwa pendekatan Jepang untuk menyelesaikan masalah tarif ini akan melibatkan proposal yang mencakup berbagai sektor, seperti gas alam cair, otomotif, pertanian, dan keamanan nasional. Meskipun belum ada indikasi apakah Jepang akan mengambil langkah balasan, Ishiba berkomitmen untuk menyelesaikan krisis tarif ini dengan sukses.
"Saat kami bernegosiasi dengan AS, kami ingin mengajukan sebuah paket. Itu akan memakan waktu, tetapi kami akan membuatnya berhasil," kata Ishiba.
Pada pertemuan puncak dengan Trump pada Februari lalu, Ishiba berjanji untuk membeli lebih banyak LNG dari AS dan meningkatkan investasi Jepang di AS hingga $1 triliun. Namun, hingga kini, Jepang belum mendapatkan keringanan dari kebijakan tarif Trump, yang memberikan pukulan politik bagi Ishiba, yang popularitasnya menurun menjelang pemilihan nasional di musim panas.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan penurunan 7,8 poin persentase dalam tingkat persetujuan publik terhadap Ishiba, dengan hanya 30,6% responden yang menyetujui kinerjanya, angka terendah sejak ia menjabat sebagai Perdana Menteri. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 57% responden berpendapat bahwa Jepang harus membalas AS atas kebijakan tarif tersebut.