Konflik Israel Vs Iran Memanas, Stok BBM Pertalite Dalam Negeri Cukup untuk 20 Hari
Pertamina pun telah mengamankan stok suplai migas, baik dari produksi dalam negeri maupun negara luar.
Suplai impor minyak mentah untuk BBM dan juga LPG tidak harus bergantung pada kawasan Timur Tengah saja.
Konflik Israel Vs Iran Memanas, Stok BBM Pertalite Dalam Negeri Cukup untuk 20 Hari
Konflik Israel Vs Iran Memanas, Stok BBM Pertalite Dalam Negeri Cukup untuk 20 Hari
PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga menjamin kecukupan stok BBM dan LPG, di tengah konflik antara Israel dan Iran yang tengah memanas di kawasan Timur Tengah.
Manager Media & Stakeholder Management Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari memastikan, pihaknya akan menjaga keamanan stok BBM berada di level 40 hari ke depan. Itu berlaku untuk berbagai jenis BBM subsidi dan non subsidi, baik Pertalite hingga Pertamax.
"Saat ini sih BBM untuk Pertalite di level sekitar 20 hari. Bahkan untuk Pertamax, Dexlite, semuanya tuh di level aman di atas 30-40 hari," ujar Heppy saat ditemui di Kantor BPH Migas, Jakarta, Jumat (19/4).
"Jadi untuk stok saat ini sebenarnya tidak ada masalah. Dan kita juga untuk pengadaan BBM atau LPG juga sudah jangka panjang nih, jadi sekuritasnya sudah kita pastikan aman," tegasnya.
Menurut dia, suplai impor minyak mentah untuk BBM dan juga LPG tidak harus bergantung pada kawasan Timur Tengah saja. Pertamina pun telah mengamankan stok suplai migas, baik dari produksi dalam negeri maupun negara luar.
"Kita juga bisa mengambil dari negara-negara lain. Saat ini stok suplai BBM sudah diamankan dari produksi kilang dalam negeri, dan juga dari kargo di kawasan Asia," imbuh Heppy.
Soal harga, dia pun menyampaikan Pertamina saat ini tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah, yang menetapkan harga BBM Pertamina tidak berubah hingga Juni 2024.
Kendati begitu, Pertamina Patra Niaga terus memonitor situasi yang berkembang dan mempengaruhi harga minyak dunia, dan juga komponen produksi dalam negeri.
"Dinamika harga yang fluktuatif di minyak dunia kan enggak hanya terjadi sekarang. Kemarin juga sempat terjadi saat perang Ukraina, itu juga sudah pernah kita lalui. Kita juga pasti punya mitigasi terkait kondisi-kondisi ini," ungkapnya.
"Jadi beberapa mitigasi seperti hedging nilai valas, efisiensi biaya distribusi, termasuk dimana kita mencari sumber LPG dan BBM yang paling optimum untuk saat ini," pungkas Heppy.