Panas Bumi Jadi Andalan untuk Wujudkan Swasembada Energi Sesuai Visi Asta Cita Prabowo
Misi ini dirancang untuk mendukung visi 'Bersama Menuju Indonesia Emas 2045' dan salah satu fokusnya adalah swasembada energi.
PLN Indonesia Power (PLN IP) secara resmi berkolaborasi dengan INPEX Geothermal guna mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung pencapaian kemandirian energi nasional yang tercantum dalam visi Asta Cita yang dicanangkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Nota kesepahaman antara kedua pihak ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, bersama Director INPEX Geothermal, Ltd, Yasutoshi Seki, pada 5 Desember 2024, dalam acara IJEF 2024.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran telah menetapkan delapan misi utama yang dikenal sebagai "Asta Cita".
Misi ini dirancang untuk mendukung visi 'Bersama Menuju Indonesia Emas 2045' dan salah satu fokusnya adalah swasembada energi.
"Kerja sama Bilateral yang kuat antara Indonesia dan Jepang di sektor energi dan mineral menawarkan jalan menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh," ujarnya.
Dadan menjelaskan bahwa Indonesia sedang berupaya untuk mencapai swasembada energi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini juga melibatkan kolaborasi dengan keahlian teknologi dari Jepang.
Dalam beberapa forum internasional seperti APEC dan KTT G20, Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya kemandirian energi hijau. Ia mendorong penggantian bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan serta menekankan perlunya kerja sama dalam transisi energi.
Indonesia memiliki potensi energi hijau yang sangat besar, termasuk energi panas bumi dengan kapasitas mencapai 23 GW, meskipun saat ini baru dimanfaatkan sekitar 11% dari total kapasitas tersebut.
"Demikian pula, meskipun potensi energi surya melebihi 3.000 GW, penerapannya masih menjadi tantangan. Kita juga punya potensi tenaga air, terutama di wilayah Indonesia Timur dan potensi bioenergi yang sangat besar," tambah Dadan.
Peran Signifikan
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menyatakan bahwa sebagai perusahaan pembangkit energi, PLN Indonesia Power memiliki tanggung jawab besar dalam mendorong pengembangan energi hijau. Hal ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Salah satu langkah inovatif yang diambil oleh perusahaan adalah menjalin kemitraan dengan pihak yang memiliki keahlian dan pengalaman, seperti INPEX Geothermal.
"INPEX Geothermal memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengembangkan energi panas bumi. Dengan adanya kerja sama ini, kami dapat lebih meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan panas bumi," ungkap Edwin.
Edwin juga menjelaskan bahwa salah satu bentuk kolaborasi antara PLN Indonesia Power dan INPEX Geothermal adalah dalam hal studi dan pengembangan energi panas bumi secara bersama-sama.
Dengan adanya kerja sama ini, Edwin percaya bahwa PLN Indonesia Power akan mampu lebih agresif dalam mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia. K
erja sama ini diharapkan dapat mempercepat proses transisi energi yang ramah lingkungan, serta mendukung pencapaian target nasional dalam mengurangi emisi karbon. Dengan langkah ini, PLN Indonesia Power berkomitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi bangsa.
Kemandirian Energi
Edwin menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan swasembada energi sebagai salah satu visi dari "Asta Cita". Tujuan ini dapat tercapai dengan mengoptimalkan pengembangan sumber daya energi yang dimiliki Indonesia, khususnya energi panas bumi yang memiliki potensi besar.
Sementara itu, PLN Indonesia Power terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan energi ini dengan misi untuk menjadi pemain global terkemuka dalam sektor geotermal.
"Misi PLN Indonesia Power sebagai Geothermal Top Global Player ini menjadi semangat kami, terlebih potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia sangat besar dan pemanfaatannya masih belum optimal," ungkap Edwin.
Langkah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon sejalan dengan komitmen yang diambil oleh Pemerintah Jepang.
Masanori Tsuruda, Deputy Commissioner for International Affairs Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, menyatakan bahwa Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada bulan Oktober 2020 telah mendeklarasikan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 46 persen pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi pada tahun 2050.
"Jepang akan terus berupaya keras dalam tantangannya untuk memenuhi tujuan mulia dalam mengurangi emisi global. Untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2050, Jepang akan mengakselerasi transisi energi, mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Hal ini akan kita lakukan melalui berbagai jalur," ungkap Masanori.