Pembayaran QRIS Tap Berbasis NFC Resmi Diluncurkan, tapi Pengguna IPhone Belum Bisa Gunakan Layanan Ini
Inovasi dalam sistem pembayaran memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas ekonomi nasional.

Bank Indonesia (BI) meluncurkan layanan transaksi QRIS Tap berbasis teknologi Near Field Communication (NFC). Inovasi ini diharapkan dapat semakin memperluas adopsi digitalisasi dalam perekonomian serta meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono menegaskan bahwa inovasi dalam sistem pembayaran memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas ekonomi nasional.
"Dari data yang kami punya so far, digitalisasi yang sudah berjalan kurang lebih 5-6 tahun terakhir, sejak BSPI kita, BSPI 2025, itu produktivitas sudah bisa membaik kurang lebih 10 persen," ujar Dicky dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Jumat (14/3).
Menurutnya, kehadiran QRIS Tap berbasis NFC dapat mempercepat velocity of money, atau perputaran uang dalam perekonomian. Selain itu, masyarakat dapat lebih optimal dalam mengelola dananya. Sementara sektor perbankan juga mampu mengoptimalkan dana yang mereka kelola.
"Karena kan ada velocity yang lebih cepat, kemudian masyarakat bisa lebih optimal dalam pengambatan dananya, perbankan juga optimalisasi dananya itu juga lebih optimal," tambahnya.
Kendati begitu, saat ini, layanan QRIS Tap berbasis NFC baru dapat digunakan pada perangkat Android, karena sistem operasi ini telah membuka akses NFC bagi semua merek ponsel.
"Saat ini, QRIS Tap hanya bisa digunakan di perangkat Android karena akses NFC telah dibuka untuk semua vendor. Sementara itu, perangkat Apple masih memiliki sistem eksklusif, sehingga aksesnya perlu dibuka lebih lanjut," kata Dicky.
Dia berharap, Apple akan membuka akses NFC untuk transaksi QRIS Tap juga bisa segera tersedia bagi pengguna iPhone.
Keunggulan QRIS Tap
Di sisi lain, salah satu keunggulan utama QRIS Tap berbasis NFC adalah kecepatannya yang luar biasa dalam memproses transaksi. Tidak seperti QRIS yang harus dipindai menggunakan kamera, sistem NFC bekerja dengan membaca frekuensi radio, sehingga transaksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
"NFC ini bisa dikatakan yang dibaca adalah radio frekuensinya, bukan membaca melalui kamera. Nah ini yang bisa mendorong kecepatan dalam transaksi penggunaan kris, karena Customer Presented Mode ini sudah dibuka di mobile banking, otomatis aman dong mobile bankingnya kita. Kemudian QR nya setiap 30-40 detik masing-masing PJP, masing-masing bank bisa berubah, itu berganti, nggak statis, kalau yang kita scan kan statis," papar Dicky.
Dalam uji coba yang dilakukan BI, QRIS Tap berbasis NFC mampu menyelesaikan transaksi hanya dalam 0,3 detik. Sebagai perbandingan, teknologi chip-based yang digunakan di kartu pembayaran membutuhkan waktu sekitar 4-5 detik.
"Ini kalau digunakan di transportasi itu mengurangi queuing, mengurangi antrian, akan lebih cepat. Siapa yang menggunakan MRT, saya kebetulan naik MRT," tambahnya.
Lebih lanjut, Dicky menjelaskan penggunaan transaksi digital tidak hanya berdampak pada sektor perdagangan, tetapi juga mempermudah akses layanan publik.
Penggunaan Pada Kebutuhan Sehari-hari
Menurutnya, digitalisasi ini bukan hanya soal belanja, tetapi juga bagaimana masyarakat bisa menggunakan layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pembayaran di puskesmas, rumah sakit, hingga biaya pendidikan. Dengan begitu, masyarakat yang sebelumnya belum familiar dengan pembayaran digital kini bisa lebih mudah mengaksesnya.
"Penggunaan digital pada sektor layanan umum, ini juga akan gampangnya bisa mendorong inklusi. Masyarakat yang kesehariannya mungkin tidak terlalu belanja, tidak mendorong hanya belanja, tapi kan ada yang pergi ke puskesmas, ada yang ke rumah sakit, ada yang kemudian untuk membayar anak sekolah, ini akan bisa merasa bahwa oh sekarang bisa ya pakai digital," tutur dia.
Dicky pun menambahkan kebijakan ini juga terkait dengan konsep Public Service Obligation (PSO), di mana lembaga-lembaga layanan publik diharapkan dapat berada di garis terdepan dalam membantu masyarakat beradaptasi dengan ekosistem digital.
"Jadi ini penting sekali kita upayakan bagaimana kemudahan, keamanan, kehandalan, kecepatan, murah, ini semua menjadi jargon-jargon yang memang harus kita upayakan bersama. Nah kami dengan industri berdampingan pasang kosong dan in-hand," tutup Dicky.