Pengusaha: Kerja Sama Indonesia-Inggris Sudah Terjalin 75 Tahun, Jadi Pintu Masuk RI ke Eropa
Kerja sama bilateral Indonesia-Inggris selama ini memiliki nilai investasi yang signifikan besar.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Anindya Bakrie menyebut bahwa hubungan kerja sama antara Indonesia dan Inggris yang telah terbangun selama 75 tahun dam berdampak nyata bagi masyarakat Indonesia.
Anindya menilai, kerja sama bilateral Indonesia-Inggris selama ini memiliki nilai investasi yang signifikan besar, berkomitmen pada transisi energi, dan kolaborasi lintas sektor yang terus berkembang.
"Kerja sama ini tidak hanya besar dari sisi nominal, seperti investasi BP (perusahaan migas Inggris) senilai USD 7,1 miliar, tetapi juga menunjukkan pengakuan terhadap upaya transisi energi Indonesia, termasuk dalam pengembangan carbon storage dan LNG,” kata Anindya seperti ditulis Antara, Kamis (12/12).
Menurut Anindya, kerja sama dengan Inggris akan menjadi jalan masuk bagi Indonesia ke Eropa. Sebagaimana diketahui, negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) masih terus diupayakan.
Begitu pun sebaliknya, kerja sama yang apik dengan Indonesia dipandang Anindya akan membuka jalan bagi Inggris dan negara-negara Eropa lainnya untuk menuju ASEAN. Maka dari itu, hal ini dinilai sebagai suatu hubungan simbiosis mutualisme.
"Sebaliknya, Indonesia bisa menjadi jalan masuk untuk UK (Inggris) dan Eropa untuk ke ASEAN, karena Indonesia adalah ekonomi terbesar, populasi terbesar di ASEAN. Jadi kita juga bisa menjadi jalan masuk," katanya.
Anindya menegaskan pentingnya tiga pilar kerja sama antara Indonesia dan Inggris, yaitu relasi antarpemerintah, kemitraan bisnis, dan hubungan antarmasyarakat. Dalam bidang pendidikan, Inggris menjadi destinasi utama penerima beasiswa LPDP.
:Inggris memiliki peran besar dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia, baik melalui pendidikan maupun kolaborasi people to people. Ini adalah kemitraan yang seimbang antara timur dan barat yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia," tuturnya.
Fokus Green Energy
Dengan fokus pada green energy, transportasi hijau, dan sinergitas lintas sektor, Anindya optimistis kerja sama Indonesia-Inggris akan terus melahirkan dampak positif di masa depan.
"Ini bukan sekadar kunjungan kenegaraan, tetapi memiliki tindak lanjut nyata di sektor investasi dan perdagangan. Inggris sangat terkenal dengan kemampuan pendanaan. London Stock Exchange adalah hub di Eropa. Dan saya pikir Inggris juga cukup berkembang dalam hal energi terbarukan, terutama dengan angin, hidro, dan tenaga surya," jelasnya.
Lebih lanjut, Anindya menyebutkan bahwa Uni Eropa dan ASEAN merupakan dua blok ekonomi regional besar. Maka dari itu, kerja sama negara-negara di antara dua blok ini dinilai sebagai hal yang sangat baik.
"Jika kita lihat ke Uni Eropa, itu adalah ekonomi 7 triliun dolar AS. Sama juga dengan ASEAN, ASEAN adalah ekonomi 4 triliun dolar AS. Dan Indonesia adalah 1,3 triliun dolar AS," papar Anindya.
Selain kerja sama bisnis dan pemerintahan, Anindya juga menyebut hubungan yang dijalin dengan Inggris juga mencakup pendidikan dan olahraga.
Kerja Sama Bidang Olah Raga
Bukan hanya dari sisi bisnis, Anindya mengungkapkan kerja sama yang dijalin dengan Inggris juga merambah bidang olah raga dan pendidikan. Dia mengambil contoh pemain andalan Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan yang kini meniti karier di klub asal Inggris, Oxford United.
"Kedua juga dari sisi olahraga. Di Oxford United sekarang ada Marselino di sana. Dan yang ketiga tentunya kami juga aktif dari sisi filantrofi, terutama edukasi. Jadi ya, terima kasih telah diberikan kepercayaan dan kehormatan," katanya..
Dalam acara Peringatan 75 Tahun Kerja Sama Kerajaan Inggris-Indonesia itu Anindya yang juga merupakan CEO Bakrie & Brothers (BNBR), menerima penghargaan khusus dari Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Dominic Jermey atas kontribusi Anindya dalam hubungan Kerajaan Inggris dan Republik Indonesia.
Anindya menerima penghargaan untuk kategori “Prosperity” (kesejahteraan). Kesejahteraan yang dimaksud ini mulai dari membangun hubungan yang lebih baik antara bisnis kedua negara dan meningkatkan arus perdagangan dan investasi, hingga memperjuangkan tata kelola yang baik dan reformasi regulasi.
"Kami diberi suatu award, karena memang selama lima tahun banyak aktif dengan Inggris, baik dari sisi usaha di bisnis renewable energy maupun juga electric vehicle," kata Anindya.