Kekayaan Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Versi Munaslub
Anindya mengelola sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar USD15 miliar.
Nama Anindya Bakrie kini menjadi sorotan lantaran dirinya menjadi Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menggantikan Arsjad Rasyid yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang berlangsung pada Sabtu (14/9). Padahal, masa jabatan Arsjad sebagai ketua umum baru selesai di tahun 2026.
Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 2015-2020 Rosan Roeslani meminta untuk menghormati keputusan Kadin tingkat provinsi dan asosiasi.
"Semuanya berjalan dengan baik, semua ketua Kadin daerah maupun asosiasi yang ada, memberikan suaranya secara aklamasi kepada Anin (Anindya). Ya kita hormati keputusan dari Kadin provinsi dan asosiasi yang memang punya hak suara," ujar Rosan di Hotel St Regis, Jakarta, Sabtu (14/9), dikutip dari Antara.
Rosan berharap, Anindya Bakrie dapat segera membentuk kepengurusan dan segera menjalin kerja sama dengan pemerintah.
"Kita harapannya Pak Anin bisa segera membentuk pengurusnya dan segera bekerja sama dengan pemerintah. Terutama, kerja sama ekonomi usaha dan lainnya," ujar Rosan.
Jumlah kekayaan Anindya
Nama Anindya sangat populer di kalangan pengusaha. Melansir dari berbagai sumber, secara spesifik harta kekayaan Anindya Bakrie tidak tercatat dengan rinci. Anindya Bakrie merupakan Direktur Utama Bakrie Group, saat ini dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia bisnis dan olahraga di Indonesia.
Bakrie Group, yang dikepalai oleh Anindya, mengelola sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar USD15 miliar.
Pada tahun 2007, kekayaan keluarga Bakrie tercatat mencapai USD5,4 miliar atau Rp83 triliun (kurs Rp15.411) menggarisbawahi kekuatan ekonomi keluarga ini di Indonesia.
Anindya Bakrie kini juga merupakan pemilik bersama klub sepak bola Inggris, Oxford United, bersama rekan bisnisnya, Erick Thohir. Keduanya memiliki kepentingan besar dalam klub tersebut, dengan Anindya Bakrie memegang saham mayoritas sebesar 51 persen.
Kepemilikan ini menjadi semakin relevan dengan kabar terbaru bahwa wonderkid timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, dikabarkan akan bergabung dengan Oxford United setelah kontraknya di KMSK Deinze berakhir bulan ini.
Minat Marselino untuk bermain di Inggris semakin diperkuat oleh fakta bahwa Erick Thohir adalah Ketua Umum PSSI, sementara Anindya Bakrie memegang peran kunci di Oxford United.
Selain kepemilikannya di Oxford United, Anindya Bakrie adalah CEO dari Bakrie Group, yang memiliki delapan lini bisnis, termasuk energi, tambang, infrastruktur, properti, perkebunan, media, dan teknologi.
Perusahaan ini juga memiliki unit baru yang fokus pada energi terbarukan melalui VKTR dan Bakrie Power. Data laba dan rugi Bakrie and Brothers dari tahun 2019 hingga 2022 menunjukkan volatilitas dalam kinerja keuangan perusahaan, dengan laba dan rugi yang bervariasi tiap tahunnya.
Pada tahun 2022, perusahaan mencatat laba sebesar Rp266,13 miliar setelah sebelumnya mengalami kerugian pada tahun 2020.
Perubahan signifikan juga terjadi pada struktur utang perusahaan, di mana Anindya Bakrie pernah mengajukan proposal restrukturisasi untuk mengubah utang menjadi ekuitas, serta memotong utang perusahaan pada tahun 2004 hingga nol, meskipun berdampak pada penurunan saham Bakrie dari 60 persen menjadi 21 persen.
Dengan berbagai pencapaian dan peran kunci yang dimiliki, Anindya Bakrie terus mempengaruhi berbagai sektor ekonomi dan olahraga, baik di dalam negeri maupun internasional.