Pertamina Bakal Bangun Kilang Minyak Raksasa di Kenya
Selain Kenya, Kongo juga sudah menawarkan pengelolaan sejumlah blok migas.
Untuk kilang minyak, Luhut mengatakan, Pertamina bakal menerima pasokan minyak mentah dari negara tetangga Kenya.
Pertamina Bakal Bangun Kilang Minyak Raksasa di Kenya
Pertamina Bakal Bangun Kilang Minyak Raksasa di Kenya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa PT Pertamina (Persero) bakal membangun kilang minyak raksasa berkapasitas 300.000 barel per hari (BOPD) di Kenya, Afrika.
Pertamina disebutnya telah menandatangani dua perjanjian tertutup atau non disclosure agreement (NDA) dengan Kenya. Pertama untuk pengembangan energi panas bumi (geothermal), lalu membangun kilang minyak.
Untuk kilang minyak, Luhut mengatakan, Pertamina bakal menerima pasokan minyak mentah dari negara tetangga Kenya.
"Nanti bertahap 300.000 BOPD. Jadi itu nanti dari South Sudan, Uganda, dan dari Kenya nanti dibangun oleh Pertamina. Offtaker-nya government," jelas Menko Luhut di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Luhut menyampaikan, Pertamina saat ini tengah melakukan uji kelayakan untuk berinvestasi di Kenya. Di sisi lain, Kenya telah menawarkan satu blok migas dengan potensi cadangan minyak sebesar 4 miliar barel per hari.
"Mereka di sana memberikan ladang minyak, di kenya itu bisa 4 billion barel, saya kira angkanya segitu. Sekarang sedang dilakukan due dilligence," terang Luhut.
Selain Kenya, Kongo juga sudah menawarkan pengelolaan sejumlah blok migas, di mana salah satunya punya potensi cadangan relatif sama dengan yang dimiliki Kenya.
"Juga di Kongo itu ada 4 billion barel di satu blok. Tapi ada 27 blok, jadi indonesia bisa memainkan peran yang sangat bagus," pungkas Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah dua tahun menjalankan peran sebagai koordinator wilayah kerja hulu migas Pertamina.Dalam periode dua tahun ini, Pertamina Hulu Energi berhasil berkontribusi kepada pertumbuhan produksi migas di 2022 sebesar 7,89 persen berbanding 2021.
Selain itu Pertamina Hulu Energi juga mampu membukukan laba bersih USD 4m67 miliar di 2022.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita mengatakan, perusahaan sangat bersyukur selama dua tahun menjadi Subholding Upstream berhasil mencapai produksi melebihi 1 Juta BOEPD (Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak per Hari) atau sebesar 1.047 MBOEPD (Ribu Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak per Hari).
"Ini merupakan angka konsolidasi minyak dan gas dari 42 blok Migas yang kami kelola per hari ini. Kontribusi nasional PHE juga semakin signifikan atas lifting minyak sebesar 67 persen dan lifting gas sebesar 31 persen,” ujar Arya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/9).