Kenali Faktor-faktor Risiko Pemicu Penyakit Asam Urat yang Sering Disepelekan
Berikut faktor-faktor risiko pemicu penyakit asam urat.

Penyakit asam urat merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup umum ditemui. Terutama pada pria usia di atas 30 tahun dan wanita pasca menopause. Penyakit asam urat yang juga dikenal dengan istilah gout atau pirai sendiri adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan sendi akibat penumpukan kristal asam urat.
Asam urat sendiri merupakan produk sampingan dari metabolisme purin dalam tubuh. Pada kondisi normal, asam urat akan dikeluarkan melalui urin. Namun, ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (hiperurisemia), kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dan menumpuk di persendian, menyebabkan peradangan dan rasa nyeri yang intens.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang dengan kadar asam urat tinggi akan mengalami gout. Hanya sekitar sepertiga dari mereka yang memiliki hiperurisemia yang akhirnya mengembangkan gejala penyakit asam urat. Meski demikian, hiperurisemia tetap menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit ini.
Penyakit asam urat dapat menyerang berbagai sendi di tubuh, namun yang paling sering terkena adalah sendi di jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari tangan. Serangan gout biasanya terjadi secara mendadak dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu jika tidak ditangani dengan tepat.
Apa saja faktor-faktor risiko pemicu penyakit asam urat? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (18/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Gejala Penyakit Asam Urat
Gejala penyakit asam urat dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, namun umumnya ditandai dengan serangan nyeri sendi yang tiba-tiba dan intens. Berikut adalah gejala-gejala umum penyakit asam urat yang perlu diketahui:
- Nyeri sendi yang hebat: Rasa sakit yang intens, seringkali digambarkan seperti terbakar atau tertusuk-tusuk, biasanya muncul secara tiba-tiba, terutama di malam hari atau pagi hari.
- Peradangan: Sendi yang terkena akan membengkak, memerah, dan terasa hangat saat disentuh.
- Kekakuan sendi: Sendi yang terkena menjadi kaku dan sulit digerakkan.
- Kulit mengelupas: Setelah serangan mereda, kulit di sekitar sendi yang terkena mungkin akan mengelupas dan terasa gatal.
- Demam ringan: Beberapa penderita mungkin mengalami demam ringan selama serangan asam urat.
- Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa sering menyertai serangan asam urat.
- Perubahan warna kulit: Kulit di sekitar sendi yang terkena mungkin berubah warna menjadi keunguan atau kemerahan.
- Tofus: Pada kasus kronis, dapat terbentuk benjolan keras (tofus) di bawah kulit, terutama di sekitar sendi yang sering terkena serangan.
- Keterbatasan gerak: Nyeri dan pembengkakan dapat membatasi pergerakan sendi yang terkena.
- Gejala sistemik: Pada beberapa kasus, penderita mungkin mengalami gejala sistemik seperti kelelahan, kehilangan nafsu makan, atau depresi.
Penyebab Penyakit Asam Urat
Penyakit asam urat terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di dalam sendi. Beberapa faktor dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat dalam darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pembentukan kristal-kristal tersebut:
- Produksi asam urat berlebih: Tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat, yang bisa disebabkan oleh faktor genetik atau konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan.
- Gangguan pembuangan asam urat: Ginjal tidak mampu membuang asam urat secara efektif, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Hal ini bisa terjadi akibat penyakit ginjal atau penggunaan obat-obatan tertentu.
- Konsumsi makanan tinggi purin: Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang kaya akan purin seperti jeroan, daging merah, dan makanan laut tertentu dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh.
- Konsumsi alkohol berlebihan: Alkohol dapat mengganggu pembuangan asam urat dan meningkatkan produksinya dalam tubuh.
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko hiperurisemia dan penyakit asam urat.
- Dehidrasi: Kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi asam urat dalam darah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat seperti diuretik, aspirin dosis rendah, dan obat-obatan untuk pengobatan kanker dapat mempengaruhi kadar asam urat.
Faktor Risiko Penyakit Asam Urat
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit asam urat. Memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu dalam upaya pencegahan dan deteksi dini. Berikut adalah faktor-faktor risiko utama penyakit asam urat:
- Jenis kelamin dan usia: Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena asam urat, terutama yang berusia di atas 30 tahun. Pada wanita, risiko meningkat setelah menopause.
- Genetik: Riwayat keluarga dengan penyakit asam urat dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama. Diperkirakan faktor genetik berkontribusi sekitar 20% terhadap risiko penyakit ini.
- Pola makan: Konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan, seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut tertentu, dapat meningkatkan risiko asam urat.
- Konsumsi alkohol: Mengonsumsi alkohol secara berlebihan, terutama bir dan minuman keras, dapat meningkatkan produksi asam urat dan menghambat pembuangannya.
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh dan mengurangi kemampuan ginjal untuk membuangnya.
- Kondisi kesehatan tertentu: Beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit ginjal kronis, dan gangguan metabolik dapat meningkatkan risiko asam urat.
- Penggunaan obat-obatan: Beberapa jenis obat seperti diuretik, aspirin dosis rendah, dan obat-obatan imunosupresan dapat mempengaruhi kadar asam urat.
- Trauma atau pembedahan: Cedera atau operasi dapat memicu serangan asam urat pada orang yang rentan.
- Dehidrasi: Kurangnya asupan cairan dapat meningkatkan konsentrasi asam urat dalam darah.
- Stres: Kondisi stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan berpotensi memicu serangan asam urat.
Pencegahan Penyakit Asam Urat
Pencegahan penyakit asam urat melibatkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya serangan dan menjaga kadar asam urat dalam batas normal. Berikut adalah strategi-strategi kunci dalam pencegahan penyakit asam urat:
- Batasi konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan makanan laut tertentu.
- Tingkatkan asupan sayuran dan buah-buahan.
- Konsumsi produk susu rendah lemak yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat.
- Jaga berat badan ideal atau turunkan berat badan jika mengalami obesitas.
- Lakukan penurunan berat badan secara bertahap, karena penurunan berat badan yang terlalu cepat dapat memicu serangan asam urat.
- Minum banyak air putih (minimal 8 gelas per hari) untuk membantu ginjal membuang asam urat.
- Hindari dehidrasi yang dapat meningkatkan konsentrasi asam urat dalam darah.
- Kurangi atau hindari konsumsi alkohol, terutama bir dan minuman keras.
- Jika mengonsumsi alkohol, lakukan dengan moderasi dan disertai minum banyak air.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin untuk membantu menjaga berat badan dan meningkatkan metabolisme.
- Pilih olahraga yang tidak membebani sendi seperti berenang atau bersepeda.
- Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi.
- Batasi konsumsi minuman bersoda dan jus buah yang diproses.
- Vitamin C dapat membantu menurunkan kadar asam urat. Konsumsi makanan kaya vitamin C atau suplemen (dengan pengawasan dokter).
- Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi atau yoga.
- Stres dapat mempengaruhi metabolisme dan potensial memicu serangan asam urat.
- Lakukan pemeriksaan kadar asam urat secara berkala, terutama jika Anda memiliki faktor risiko.
- Konsultasikan hasil pemeriksaan dengan dokter untuk tindak lanjut yang tepat.
- Beberapa obat dapat meningkatkan kadar asam urat. Konsultasikan dengan dokter mengenai alternatif obat jika diperlukan.