Pihak Maskapai Bantah Ada Kelalaian dari Kecelakaan Jeju Air hingga Tewaskan 179 Orang
Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga dalam mendukung keluarga para korban.
Kecelakaan pesawat Jeju Air mengejutkan masyarakat Korea Selatan. Dalam peristiwa kecelakaan tragis pada hari Minggu (29/12) kemarin itu menewaskan setidaknya 179 orang dan dua penumpang dilaporkan dalam kondisi selamat.
Kantor berita lokal Yonhap melaporkan pihak maskapai Jeju Air tidak bersikap diam. Kepala Kantor Dukungan Manajemen Jeju Air, Song Kyung-hoon memastikan maskapai akan memberikan asuransi bagi para korban maupun keluarga.
Kepala kantor dukungan manajemen Jeju Air Song Kyung-hoon mengatakan maskapai akan mendukung para korban dan keluarga korban.
"Pesawat tersebut dilindungi oleh asuransi senilai USD 1 miliar," lapor Yonhap dilansir CNBC.com Senin (30/12).
Menanggapi laporan bahwa tabrakan dengan burung menjadi penyebab kecelakaan, CEO Jeju Air Kim E-bae tidak membenarkan atau membantahnya.
"Saat ini, penyebab pasti kecelakaan tersebut belum dapat dipastikan, dan kami harus menunggu penyelidikan resmi oleh badan pemerintah," kata Kim dalam pernyataan pada hari Minggu.
Song juga menepis tuduhan bahwa kesalahan mekanis atau persiapan keselamatan yang tidak memadai berperan dalam kecelakaan tersebut.
Sementara itu, Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok telah memerintahkan kementerian transportasi untuk melakukan inspeksi keselamatan darurat terhadap sistem operasi maskapai penerbangan negara itu
Choi berbicara pada pertemuan pengendalian bencana di Seoul, setelah sebuah penerbangan Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan di negara itu pada hari Minggu, yang mengakibatkan 179 korban tewas dan hanya dua orang yang selamat, menjadikannya kecelakaan udara paling mematikan di Korea Selatan.
"Pilot mengumumkan mayday setelah mengeluarkan peringatan tabrakan burung," kata Joo Jong-wan, direktur divisi kebijakan penerbangan di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi.
Choi berjanji bahwa pemerintah akan "berusaha sekuat tenaga" dalam mendukung keluarga yang ditinggalkan. Atas musibah tersebut, ia mengumumkan masa berkabung tujuh hari bagi negara tersebut.